Bagian 18

13.6K 468 5
                                    

"Luangkanlah dalam sehari minimal 20 detik untuk memeluk orang-orang terdekat anda, karena pada detik ke 10 ada transfer chemistry yang mengalir diantara keduanya, dan subhanalloh itu akan menjadi sumber energi anda dalam menjalani hidup sepanjang hari" (Ridwan Kamil)

*******

Hari semakin senja dengan warna langit kuning menyala seolah turut merayakan dua hamba yang sedang saling jatuh cinta. Jalal menggenggam jemari Jodha ada energi listrik yang mengalir diantara keduanya, ibu jari Jalal mengelus tiap ruas punggung jari-jari Jodha memberikan rasa aman dengan sensasi kelembutan.

"Mm.. A sudah mau maghrib aku harus pulang" ucap Jodha sambil merenggangkan tubuhnya keluar dari pelukan Jalal, dan berhasil membuat Jalal mendesah kecewa

"Pulang?..sekarang? tidak bisakah tinggal di Hotel bersamaku?" Jalal bertanya berharap mendapat jawaban yang lain,,ada tatapan permohonan dalam sorot matanya yang sayu. Jodha terlihat bimbang, Jalal menyakinkannya lagi, "Tinggallah bersamaku.. aku tidak ingin kamu pergi, ku mohon.. ya.. ya... yah??"

"Kenapa kamu ingin aku tinggal bersamamu?" tanya Jodha pura-pura bego dengan senyum iseng seperti ingin mengerjai suaminya.

"Karena aku sangat merindukan mu Jodha... PUAS.. hemm?"

"Hanya itu?" cecar Jodha, bibirnya tak kuat menahan senyum

"Aku ingin kita melanjutkan bulan madu kita yang tertunada.. dan memastikan aku memilikumu seutuhnya!" entah mengapa Jodha mengartikannya seperti sebuah ajakan untuk tidur bersama, dan asli membuat Jodha merinding dan sedikit gugup.. namun Jodha berusaha menutupi kegugupannya sambil kembali berkata

"Wow posesif sekali.. mm.. tapi A.. aku ga enak sama tante Firna"

"Tante Firna??"

"Iya tante Firna, beliau WNI temannya ammijan, aku tinggal di rumah beliau.. aa mengenalnya?"

"Tante Firna? (Jalal terlihat mengerutkan dahinya mencoba berfikir).. o.. iya.. aku ingat, mamanya Hafiz, kan?"

(sewaktu kecil Hafiz dan Jalal bersahabat, rumah mereka berdekatan, menginjak SMP keluarga Hafiz pindah ke Jepang, karena ayah Hafiz diterima bekerja sebagai dosen di kampus tempat Jodha sekarang kuliah).

"Iya.. mamanya mas Hafiz"

"Kamu tinggal serumah dengan Hafiz hemm?" tanya Jalal penuh selidik.. ada nada kecemburuan dalam suaranya

"Mas Hafiz.. hanya week end saja pulang ke rumahnya.. kita jarang berinteraksi.. mm paling saat makan bersama.. tapi dia orangnya baik, sering membawakanku buku-buku"

"Kamu menerimanya?"

"Aku ga enak nolaknya.. nanti dikira ga mensyukuri rizki"

"Oh.. jadi klo dia menyatakan cintanya padamu.. kamu juga tidak enak untuk menolaknya, gitu?" ucap Jalal sinis. Jodha merasa sakit dituduh seperti itu oleh laki-laki yang baru saja menyatakan cintanya, dia terlihat kecewa, menggeser duduknya menjauhi Jalal, tatapannya menjadi sengit

"Apa aku tampak seperti wanita murahan yang mudah menerima cinta setiap laki-laki?!..apa kamu belum juga faham wanita seperti apa aku ini?!..klo seperti ini aku jadi menyesal menerima cintamu" Jodha terlihat marah. Jalal terkesiap, menyadari kecemburuannya yang berlebihan telah membuat Jodha kembali marah, tiba-tiba Jalal ketakutan..takut Jodha akan menjauh lagi dari kehidupannya.

"Jo..ma'afkan aku..aku tidak bermaksud menyinggungmu, aku tau kamu bukan wanita seperti itu..aku tidak mau kehilanganmu lagi" Jalal merajuk. Namun Jodha masih marah, dia tetap cemberut dengan muka yang ditekuk. Merasa frustasi Jalal memeluk Jodha dari samping, tangannya mengunci tubuh Jodha dengan dagu mengait di bahu

Ana Uhibbuki FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang