Bagian 22

13.8K 409 4
                                    

"Andaipun keindahan dunia lenyap dariku..

Aku rela asal masih memiliki Alloh SWT sebagi Tuhanku dan engkau sebagai pendamping hidupku Iman dan dirimu lebih berharga dari semua yang ku miliki..

Imanku akan cukup mengendalikan asam lambungku..

Hingga rasa lapar akan hilang berganti syukur,,

Karena manusia pilihan Alloh yang bernama Muhammad pun sering mengganjal perutnya dengan batu ketika suara simphoni di perutnya bernyanyi merdu..

Sedangkan cintamu laksana generator yang siap mengalirkan energi

Mendukungku dalam setiap langkah menuju Ridha-Nya

Mungkin kaki ini akan tertusuk duri

Atau kulit ini akan terbakar matahari..

Namun aku akan tetap mencintaimu karena Alloh..

Ana Uhibbuki Fillah

(Seni Hayati, Bandung 2015)

Hafiz sudah siap menunggu Jalal dan Jodha di depan Hotel, Jalal menghubunginya agar dia menjemput Jodha..sebenarnya Hafiz sempet kaget juga mengingat jadwal kepulangan Jalal yang mendadak, dalam bertanya-tanya ada apakah gerangan?..namun dia harus menunda rasa penasarannya hingga nanti bertemu dengan Jalal.

Sedangkan di kamar hotel Jalal masih sibuk menenangkan Jodha

"Hai..jangan menangis..kau tampak jelek klo menangis" Jalal berusaha membuat lelucon, meski sebenarnya dia sendiri tidak bisa menaha air matanya

"Dan kau pun sama kenapa kau menagis?" ujar Jodha di sela isakannya..tangannya menghapus air mata di pipi Jalal, sedang tangan Jalal menyeka air mata di pipi Jodha

"Kau..tau Jo..aku pasti akan sangat merindukanmu"

"Aku pun akan merindukanmu..kenapa aa tidak membiarkan aku ikut pulang?"

"Tidak sayang..selesaikan study mu..kejar mimpimu..apa kamu tidak ingin membuat suamimu bangga hemm?" tangan Jalal menarik gemas hidung Jodha yang memerah karena efek menagis..

"Baiklah..aku akan tetap di sini..dan menjaga cintamu..maukah aa meninggalkan hati dan cintamu di sini?..untukku..dan aa bawa cinta dan hatiku pergi bersamamu"

"Tentu sayang..ayo..Hafiz sudah menunggu kita" kali ini Jalal menghapus air mata Jodha dengan bibirnya.

**

Hafiz menatap pasangan yang matanya sama-sama sembab dengan tatapan menyelidik

"Hai..apa kalian berantem?!"

"Kami baik-baik saja.." jawab Jalal sambil mencium buku-buku tangan Jodha, mereka kini duduk di kursi belakang

"Tapi kenapa kalian menangis?"

"Ya Alloh Hafiz...ini bukan urusanmu tau! Dan sepertinya aku tau alasan kenapa kamu belum laku-laku Fiz..itu karena mulut bawelmu yang seperti wartawan!" bentak Jalal membuat Hafiz tak tahan menahan tawanya

"Aku kira kalian menangis karena kalian end..tentunya setelah Jodha menyadari kekeliruannya telah memilihmu" celotehan Hafiz seperti biasa berhasil membuat Jalal geram

"Hai..jaga mulutmu!!..ingat di tasku masih ada lakban" ancam Jalal

"Ups...Jo suamimu udah mulai keluar tanduknya tuh" Jodha hanya mesem sambil melirik suaminya yang masih menatap Hafiz dengan geram

Ana Uhibbuki FillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang