Anthony berpaling ke arah Carolina yang beberapa kali dirasakannya melihat ke arahnya dengan tidak nyaman.
"ada apa?"
Carolina bersandar dan menghela nafas. "banyak sekali yang ingin ku tanyakan padamu, bisa dibilang aku adalah tawananmu sekarang jadi aku seharusnya memiliki hak untuk mendapatkan jawaban atas semua pertanyaanku dengan jujur" katanya membuat Anthony mengangkat alisnya dan tergelak, tawanan? terdengar menyenangkan memiliki tawanan yang tidak bisa ditebak arah pikirannya. sejenak mati-matian menolak, beberapa saat kemudian menurut, lalu sekarang merasa seperti tawanan. 'gadis ini sudah gila' batin Anthony.
"maaf nona tapi kau bukan tawananku"
"ya, aku tawananmu!" jawabnya keras kepala.
"apa kau ingin aku menawanmu, begitu?"
Carolina diam sejenak menimbang sebelum menggeleng. "maksudku adalah aku ingin jawaban jujur darimu atas semua pertanyaanku tentang semua ini, jika aku bukan tawananmu yang tidak berdaya tentu saja kau tidak punya kewajiban untuk menjawab dengan jujur"
"ah.. aku mengerti maksudmu. tapi nona, karna kau bukan tawananku jadi aku juga akan mengajukan syarat untuk setiap jawaban yang akan kuberikan karna ku pikir kau juga bukan tawanan yang tidak berdaya," punggung Carolina menegang, Anthony bisa merasakan ketagangan yang keluar dari tubuh Carolina. dia aneh bukan?
"apa syaratnya?" tanyanya memberanikan diri.
Anthony lama berpura-pura untuk berpikir, ingin melihat dirinya bisa membuat Carolina menunggu sampai selama apa sebelum akhirnya Carolina mendesah berat. "lupakan, kau hanya mempermainkanku" keluhnya kesal. Anthony tersenyum, Carolina tidak memiliki kesabaran sama sekali.
"aku akan menjawab semua pertanyaanmu tapi kau juga harus menjawab semua pertanyaan yang akan kutanyakan, aku rasa itu cukup adil"
Carolina menyipit curiga "aku bahkan tidak tahu menahu tentang iblis, vampire atau apapun. apa yang ingin kau tanyakan padaku?"
Anthony tersenyum sangat manis sebelum menjawab "dirimu"
"apa? ada apa dengan diriku?" tanya Carolina tidak mengerti.
"maksudku, aku ingin bertanya tentang dirimu. Carol"
"Lina" kata Carolina memperbaiki.
"tidak.. tidak.. tidak ada Lina selama ada Toto, kau adalah Carol"
Carolina mengerang kesal mendengar nama panggilan itu, bersandar kembali dan membuang pandangan keluar kaca jendela mobil porsche hitam yang dikemudikan Anthony.
"kenapa kau menyuruhku untuk menjaga diri dari vampire lainnya?" tanya Carolina tanpa melihat ke arah Anthony membuat Anthony tersenyum.
"jadi kita setuju?" tanyanya membuat Carolina menyodorkan jari kelingkingnya tanda persetujuan.
Anthony tergelak dan menyambut kelingking Carolina untuk mengaitkannya dengan kelingkingnya sebelum Carolina berpaling melihat kearahnya dengan mata birunya yang membulat "kau.. kau sangat dingin"
"itu karna aku vampire nona, apa yang kau harapkan? kehangatan? itu bukan salah satu sifat kami" jawab Anthony enteng namun segera terkejut saat Carolina mengangkat tangannya—tangan Cornellia—untuk menyentuh pipi Anthony yang juga sedingin es. dingin yang tidak wajar.
"apa kau tidak kedinginan? kau seperti membeku"
"pelan-pelan nona, kau sudah terlalu banyak bertanya dan bisakah singkirkan tanganmu dari pipiku? itu cukup mengganggu konsenterasiku"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardy Vampy (Frost Family Seri 3)
FantasySERI KE 3: Frost Family Cerita ini sudah di bukukan dengan judul yang sama (harga 45k) Anthony sang mantan vampir mendapat misi menjaga Cornellia untuk melindunginya dari para vampir yang dulunya adalah teman-teman Anthony karena Cornellia adalah se...