Octavius menggenggam erat cambuk yang mulai menggigit telapak tangannya saat laki-laki bertubuh gemuk itu mengayunkan cambuknya setelah masuk kedalam istal kotor yang sepertinya sudah lama tidak dipergunakan untuk menyimpan kuda. menarik cambuk itu kuat-kuat membuat laki-laki gemuk itu terhuyung maju dan terjatuh menelungkup dilantai istal yang lembab, Octavius masuk lebih dalam tak menghiraukan caci maki dan sumpah serapah yang di lontarkan laki-laki tadi saat telinganya mendengar rintihan dan tangis ketakutan suara seseorang dari salah satu sudut terjauh ruangan gelap itu—tentu saja gelap bagi manusia tapi tidak bagi vampire karna mereka memiliki penglihatan lima kali lebih baik dari manusia—belum sempat mendekat kearah bayangan itu, segala macam benda melayang ke arah Octavius namun dapat ditangkis dengan mudah olehnya.
"pergi, jangan mendekat atau aku akan memotong nadiku" jerit suara itu, suara seorang perempuan, membuat punggung Octavius serasa dialiri es. suara itu sangat amat—anehnya—menyenangkan untuk didengar. Octavius sudah banyak sekali bertemu wanita-wanita dari belahan dunia selama keabadiannya yang membosankan tapi belum pernah mendengar suara seorang wanita semengagumkan itu. dia tidak bernyanyi, tapi bahkan saat ketakutan seperti itu suaranya terdengar menyenangkan untuk didengar.
"Nell.." panggil Octavius akhirnya membuat isak tangis dan rintihan itu terhenti sejenak sebelum bayangan itu menghambur ke arahnya untuk memeluknya erat.
"Thony.. aku tau kau akan datang. aku tau kau akan mencariku" isak gadis itu memeluk Octavius membuat Octavius mengusap rambut kusut dan basah gadis itu. basah.. ya basah oleh darah. menyadari semua itu membuat Octavius kesal. siapa yang dengan kejam bisa memperlakukan seorang gadis seperti ini.
Octavius melepaskan pelukannya sebelum berbalik ke arah laki-laki yang kini sudah berdiri tegak dan berlari untuk menyerangnya, Octavius menghindar dengan kecepatan vampire dan membuat laki-laki tadi terbentur tiang istal sebelum terjerembap di atas jerami busuk di depan pintu dan mengerang.
"sial.. siapa kau sebenarnya? kau.. kau jelas bukan manusia" rintih laki-laki tadi membuat Octavius mengambil cambuk dan mendekat dengan langkah santai seekor predator membuat laki-laki gemuk tadi menutupi wajahnya dengan lengannya yang gemetar ketakutan.
"jangan cambuk aku" bisiknya memohon namun tidak membuat amarah Octavius mereda.
Cambukan demi cambukan dilecutkan oleh Octavius membuat laki-laki tadi berteriak kesakitan saat cambuk dari kulit itu menyayat punggung, wajah dan seluruh badannya sebelum laki-laki itu terkapar bersimbah darah.
Octavius membuang cambuk itu kelantai istal dengan sentakan kuat sebelum berbalik untuk menghampiri tubuh gadis yang kini meringkuk menutupi telinganya dengan erat ketakutan dan gemetar oleh pemandangan itu.
"kau.. kau bukan Thony. Thony tidak akan melakukan semua itu" kata gadis itu beringsut menjauh saat Octavius memegang lengannya.
"aku Octavius, maaf karna membuatmu kecewa nona. tapi aku datang untuk menyelamatkanmu" ucap Octavius membuat gadis itu melihat ke arah laki-laki gemuk tadi sebelum kembali melihat ke arahnya.
"kau membunuhnya?"
"hanya jika kau ingin aku melakukannya"
Gadis itu menggeleng pelan.
Octavius mendekat sekali lagi dan mengulurkan tangan "kita harus mengobati lukamu, dan kau butuh tempat yang nyaman untuk istirahat"
Cornellia menyambut uluran tangan itu dan menggenggam jemari dingin Octavius yang membantunya untuk berdiri. melingkarkan lengannya dipinggang gadis itu untuk membantunya berjalan keluar dari dalam istal dan masuk kedalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardy Vampy (Frost Family Seri 3)
FantastikSERI KE 3: Frost Family Cerita ini sudah di bukukan dengan judul yang sama (harga 45k) Anthony sang mantan vampir mendapat misi menjaga Cornellia untuk melindunginya dari para vampir yang dulunya adalah teman-teman Anthony karena Cornellia adalah se...