**
'karena detik yang berlaku akan menjadi kenangan, jangan pernah meremehkan kebersamaan. Sebelum waktu mengjarimu arti sebuah kehilangan dan kamu hanya bisa menyalahkan keadaan'
Justin mulai kebingungan karena istrinya, Cassandra pergi dengan keadaan hampir mati. Justin rindu istrinya Cassandra. Justin ingin melepaskan kerinduannya dengan masuk ke dalam kamar Cassandra, yang dulu sempat menjadi kamarnya. Dirinya terdiam otaknya berputar mengingat kenangan yang pernah ia lakukan dengan Cassandra disini. Dadanya semakin sesak saat kini ia bisa menghirup aroma Cassandra
Dimana kau istriku? Maafkan aku Cassandra. Aku sangat mencintaimu.' Hati Justin merasa sangat menyesal, dan tiba-tiba telepon genggam Justin berdering.
Kring..Kring..kring..
"Hallo, dengan tuan Justin?" terdengar suara seorang wanita di seberang sana dari telepon genggam Justin.
"Ya, dengan saya sendiri. Maaf anda siapa?" Jawab justin yang balik bertanya.
"Saya Dokter Celine tuan, kau masih ingat denganku, kan ? aku adalah dokter yang dulu pernah men-diagnosa istrimu tidak bisa hamil." Justin menarik napasnya tidak beraturan, apa yang terjadi ? mengapa dokter itu menghubunginya ?.
" aku masih mengingatmu, ada apa ?" Tanya Justin.
" ini sangat berat untuk saya katakan pada anda, tapi saya ingin memberitahu bahwa istri anda sudah tiada. Kini dia ada di Rumah Sakit yang biasa merawatnya. Dia di temukan di pinggir jalan dalam keadaan sudah tidak bernyawa, lalu ada seseorang yang membawanya ke rumah sakit. Aku sungguh penasaran saat itu, dan yang tidak saya duga adalah wanita itu istrimu"
"dan sayangnya, janin didalamnya pun tidak bisa diselamatkan" lanjut wanita tersebut.
"janin ?"
" iya, janin yang berada dikandungan nyonya Cassandra" Jelas seseorang yang ada disana. Bushhhh ! angin berhembus kencang, Justin tidak berkata apapun, hatinya sakit, pedih rasanya, Orang yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun harus meninggalkannnya dengan cara keji yang ia perbuat sendiri. Justin sangat menyesal, ia menangis, berteriak meminta maaf pada Cassandra. ia sangat marah pada dirinya sampai menemukan sebuah buku harian milik Cassandra.
Tuhan...
Hari ini aku sangat bahagia, diagnosa itu memang benar, tapi keajaiban-mu yang mengizinkan aku untuk dapat membahagiakan suami ku. Semuanya akan aku korbankan demi suamiku. Aku sangat mencintainya. Inikah balasan dari rasa sakit yang telah aku rasakan selama ini. Apapun akan ku lakukan demi orang yang sangat aku cintai. Tapi Justin sepertinya sedang bahagia dengan keluarga barunya. Justin aku sangat mencintaimu.
Air mata Justin jatuh, ia sangat menyesal, ia sangat marah. Justin ingat saat mereka makan bersama, foto bersama, jalan bersama, dan di saat ia dan Cassandra mengucap janji suci di depan orang banyak untuk mengikat suatu hubungan. Tapi nyatanya hanya Cassandra yang menjaga janji suci itu, Justin? Dia melanggar dan mengkhianati janji itu tersebut. Maafkan aku Cassandra, aku mencintaimu...
" Never give up on anybody. Miracles happen everyday."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra ✘ Bieber ✘ Oneshot
FanfictionBerjuang sendiri untuk mempertahankan cinta seseorang adalah hal yang berat bagi Cassandra. akankah ia akan terus bertahan ? -Erica & Mega-