**
'Lucu memang, aku masih bisa tersenyum manis saat melihatmu tertawa lepas bersamanya. Lucu memang , aku masih terus merindukanmu walau aku tahu hatimu telah mati untukku, lucu memang, aku masih mengharapkanmu walau yang aku dapat selalu perasaan terluka'
Sudah hampir lima jam perempuan itu tertidur,dan sudah lima jam pula pria itu menunggu agar wanita yang sedang berbaring di hadapannya terbangun. Pikiran Justin menjadi kacau, apakah Cassandra baik-baik saja ? apa yang terjadi padanya ?, ya tuhan ! pikirannya kini sangat kacau. Kini tangannya dengan lembut membelai wajah Cassandra yang terlihat pucat.
" Justin ?" justin sempat terkejut dalam hitungan detik, lalu menjauhkan tangannya dari wajah Cassandra. sikap dinginnya kembali mendominasi, ia menatap Cassandra dengan tajam. Kini mata wanita yang ada di hadapannya dengan sempurna terbuka. Dan dengan mudah Justin melihat betapa cerahnya mata Cassandra. Lensa biru mudanya selalu membuat Justin merasa nyaman.
" ummm... apa yang kau lakukan, just ? dimana lauren ?".
" tidak, aku tidak sengaja melewati kamarmu. Aku kesini hanya memastikan kau baik-baik saja atau tidak" kata justin dingin, 'Kamarmu' ? tunggu. Kamarku ? bukankah ini kamar kita berdua justin ? Cassandra meneguk air ludahnya dalam-dalam, ia menyadari perubahan yang terjadi pada suaminya.
" ada apa ? benarkan ini kamarmu ? aku hanya memastikan kau baik-baik saja atau tidak. Itu saja tidak lebih. Oh, ya. Kau belum makan sejak pagi hingga sekarang. Jika kau lapar, kau bisa ke dapur disana Lauren telah menyediakan makanan dan telah menyisakannya untukmu. Sekarang aku ingin tidur di kamar yang berada di lantai dua bersama Lauren. Selamat malam." Justin segera beranjak keluar dari kamar Cassandra tanpa ada kecupan hangat. wanita itu terdiam sambil menahan nafasnya dan memandangi tubuh tegap seorang pria yang kini makin menjauh lalu hilang di balik pintu, tubuhnya seperti telah di tebas oleh beberapa belati. Sangat sakit.
Apakah ini rasanya menjadi seorang wanita yang merelakan suaminya untuk wanita lain tanpa menceraikannya ? mengapa ini begitu sakit ? dia mengira ini akan baik-baik saja, tapi dalam kenyataannya adalah kini dia telah tersakiti.
Ini mungkin sudah menjadi takdirnya, menjadi seorang wanita yang di diagnosa tidak bisa hamil. Dia memang terkejut saat mendengar itu, dia sangat tertohok dengan kenyataan tersebut. tapi dia tidak menyerah, dia tetap bersikukuh jika diagnosa itu salah.
Tuhan yang akan menentukan ia bisa hamil atau tidak, hanya tuhan. Diagnosa tersebut seperti itu bisa salah kapan saja, ia hanya mempercayai keajaiban dan karunia tuhan. ia percaya hanya tuhan yang bisa menakdirkan dia bisa hamil atau tidak, bukan seorang dokter dan diagnosa bodohnya. Walaupun Justin juga sudah bersikeras, diagnosa tetap diagnosa. Jika Cassandra tidak bisa hamil, selamanya ia tidak akan bisa hamil.
Padahal dalam impiannya adalah Justin ingin memiliki keluarga yang bahagia. Hidup tentram dengan orang-orang yang ia cintai. Istrinya dan buah cintanya. Tapi apa yang ia impikan sama sekali tidak terwujud, kadang justin pun berpikir jika ia menikahi orang yang salah, menikahi wanita yang tidak dapat memberikannya keturunan. Pikiran dalam benaknya pun berputar kembali, bagaimana ia bisa mendapatkan keturunan kalau bukan dari Cassandra ? dan hingga akhirnya beberapa pikiran kotor merasuki otaknya, untuk menceraikan Cassandra lalu menikah dengan perempuan lain.
Justin memang sudah membicarakan tentang ini pada Cassandra jika dia akan menikahi wanita lain lalu menceraikan Cassandra. Cassandra setuju jika justin menikah kembali mencari wanita yang dapat memberikan keturunan bukan seperti ia yang sudah ditetapkan tidak bisa hamil walaupun itu terdengar sangat menyakitkan tapi ia akan merelakannya ini demi Justin, tapi tidak dengan menceraikan. Ia tidak mau Justin menceraikannya, ia tidak mau berpisah dengannya. Ia masih ingin menjadi istri justin, mendapat kasih sayang yang penuh dari justin. Cassandra yakin ini akan baik-baik saja, ia masih memiliki justin untuk melindunginya.
Tapi jika menilik keadaannya sekarang, apakah wanita ini baik-baik saja ? apakah wanita ini bahagia ? jawabannya adalah tidak. Ia malah sangat tersakiti.
Tubuhnya melemas dan merasakan perutnya terasa melilit, Cassandra sama sekali belum mengisi lambungnya dengan makanan. Lambungnya sangat kosong, itu yang membuat perutnya kini terasa sangat melilit. Ia memang lapar, ia ingin sekali makan untuk beberapa suap dengan Justin di sampingnya, sambil beberapa kali menyuapi makanan padanya. Tapi nyatanya justin sudah pergi dan tidak akan menemaninya. Dan ajaibnya adalah perubahan drastis Justin membuat Cassandra mengurungkan niatnya untuk mengisi lambungnya dengan makanan, kini Cassandra lebih memilih meringkuk di atas ranjangnya sambil menumpahkan semua tangisnya. Mungkin dengan menangis bisa menghilangkan beberapa rasa sesak yang berada di dadanya sekarang, tapi dia yakin dengan menangis dia tidak akan bisa mengubah semua takdir, takdir tetap takdir. Dengan menangis sama saja ia telah menyakiti dirinya sendiri. Tidak akan ada yang berubah apapun itu.
4�ٕMv
KAMU SEDANG MEMBACA
Cassandra ✘ Bieber ✘ Oneshot
FanfictionBerjuang sendiri untuk mempertahankan cinta seseorang adalah hal yang berat bagi Cassandra. akankah ia akan terus bertahan ? -Erica & Mega-