The Past

24.9K 1.1K 19
                                    

"Aku mau kamu tanggung jawab Ram"

Suara perempuan terdengan begitu lirih disela tangisannya. Di hadapannya seorang pria berwajah timur tengah. Wajahnya nyaris sempurna, rahangnya kokoh, matanya tajam dengan bola mata abu abu, alisnya yang tebal, bulu mata lentiknya, bibirnya yang tak kecil juga tak besar, dengan rambut kecoklataanya. Wajah yang begitu indah untuk di pandang.

Gurata emosi terlihat di wajah bak pangeran di negri dongeng itu. Rahanya mengeras. Mata abu abunya menatap tajam mata indah berwarna hitam legam di hadapannya.

"Gak, aku gak akan mau tanggung jawab. Itu bukan anakku" sentak laki laki itu penuh penekanan.

Perempuan di hadapannya semakin terisak. Buliran air mata terus mengalir bebas di pipinya.

"Ini anak kamu Ram, kita melakukannya bersama Ram" perempuan itu sedikit meninggikan suaranya. Dia mulai emosi.

"Bisa saja kau melakukan hubungan dengan pria lain di belakangku" ucapnya acuh. Tanpa sadar ia tengah menyakiti perempuan yang sangat di cintainya. Perempuan yang ada di hadapannya.

Plakk

Sebuh tamparan mendarat mulus di pipi laki laki itu. Tamparan yang semakin menyulutkan emosinya. Tangannya sudah mengepal kuat.

"Jaga bicaramu Rama!! Aku hanya melakukan itu sama kamu, hanya dengan kamu!!!" emosinya sudah tak dapat di bendung lagi, karena perkataan laki laki di hadapannya itu membuat emosinya meletup letup.

"Bisa saja!! Pokoknya aku tidak akan tanggung jawab atas anak itu" ucapnya, kemudian ia berlalu begitu saja mendinggalkan perempuannya sendiri di taman kompleks yang sepi itu.

Ingatan pada kejadian 17 tahun yang lalu masih terekan jelas di ingatannya. Ingatan seorang wanita yang telah memasuki kepala tiga namun wajahnya tetap terlihat muda.

Ya, Tasya. Anatasya Pradipta.

Masih terekam jelas dalam ingatannya. Saat - saat dimana sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan apa yang telah ia perbuat. Sebuah kesalahan yang dia lakukan bersama kekasihnya itu. Sebuah kesalahan yang kini menghadirkan kebahagiaan terpenting untuk hidup Tasya.

Ia kembali mengingat, saat bayi yang ada dalam kandungannya tak di akui oleh ayahnya sendiri. Kenyataan pahit baginya, kala kekasihnya berkata kalau itu bukan anaknya. Dia berkata kalau Tasya telah melakukan hubungan dengan pria lain.

Tasya bersumpah, dia hanya melakukan hal itu hanya dengan kekasihnya. Hanya Rama. Yang di cintainya hanya Rama bukan yang lain.

Depresi sempat di alaminya saat itu. Dimana hanya dia dan Rama yang tahu kandungannya. Meskupun Rama tak mengakuinya.

Namun tak pernah terlintas difikirannya untuk menggugurkan kandungannya. Tasya sangat mencantai sebuah nyawa yang ada di dalam perutnya.

Dia berfikir bahwa anak inilah bukti cintanya dengan Rama, anak inilah kebahagiaan barunya, anak inilah yang dia cintai sekarang. Tasya percaya bahwa suatu saat Rama akan datang untuk mengakui anaknya. Anak mereka.

Tasya tak pernah beci kepada Rama. Dia hanya kecewa.

Entah mengapa air matanya kembali menetes saat itu juga. Ingatan masa lalunya membuat air mata itu jatuh dari mata idahnya.

Sepasang tangah kokoh menghapus air matanya lembut. Tasya memejamkan matanya saat merasakan hangatnya sentuhan tangan itu.

Perlahan Tasya membuka matanya, detik itu juga matanya bertemu sebuah mata yang sama persis dengan dirinya. Mata itu memandangnya berkaca - kaca.

I WANT TO MEET YOU DAD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang