The Secret

7.6K 547 54
                                    

Langit Rama Prakasa

Pria itu muncul kembali di hadapannya. Pada suasana yang beda. Pada suasana yang sama sekali tidak ia harapkan.

Apa sekarang dia harus tahu bahwa lelaki yang terbaring di ruang UGD, lelaki yang baru saja ia tangani, lelaki yang selama ini ada di dekatnya adalah anaknya yang selama ini dia cari keberadaanya.

Tasya. Wanita itu berdiam dalam keheningan yang tercipta di antara mereka. Jantungnya berdetak lebih cepat. Bibirnya benar - benar kelu saat ini juga.

"A.. Apa yang kamu lakukan disini Sya ?" Rama memecahkan keheningan di antara mereka.

Rama melirik ke arah UGD, lalu kembali melihat Tasya yang terlihat kacau di depannya.

Rama mengingat ucapan Tasya sebelumnya.

"Dok bagaimana keadaan Ali anak saya ?"

Otaknya mulai berfikir. Entah apa yang ia rasakan saat ini juga, aneh, semuanya terasa aneh.

Beberapa perasaan yang hadir dalam satu waktu.

Rama memegang kedua bahu Tasya. Ia menatap mata hitam legam milik Tasya penuh harap.

"Tasya ? Apa ... Ali ??"

Tasya mendekap mulutnya yang terisak. Kepalanya tertunduk. Tasya mengangguk pelan.

Rama terkesiap. Ia menurunkan tangannya dari bahu Tasya.

Tangis Tasya semakin menjadi. Tubuhnya semakin bergetar. Air matanya terus mengalir deras.

Tanpa aba - aba Rama membawa Tasya pergi dari ruang UGD. Tasya tak dapat berontak sama sekali.

Rama membawa Tasya ke dalam ruangannya.

"Kamu duduk" pinta Rama pada Tasya untuk duduk di atas sofa yang tersedia di ruangannya.

Rama pun mengikuti Tasya duduk di sebelahnya.

Rama mengusap wajahnya kasar. Sementara Tasya hanya bisa menangis dalam diam.

"Ali ? Ali anakki Sya ? Anak kita ?" desah Rama.

Rama bodoh. Ya dia akui itu. Selama ini anaknya sendiri, darah dagingnya sendiri berada di dekatnya.

"Rama ... Ba .. Bagaimana keadaan Ali ?" ucap Tasya membuat Rama teringat akan sebuah kenyataan.

Dia teringat Ali adalah pasien penderita kankernya. Dan Ali adalah anaknya. Itu tandanya ia harus menerina kenyataan pahit bahwa anaknya memiliki penyakit serius.

Pertahanan Rama hancur. Perlahan buliran air keluar dari matanya. Ia sadarkan tubuhnya pada sandaran sofa. Matanya terpejam. Tubuhnya bergetar.

Kenapa ia harus mendapatkan kenyataan manis dan kenyataan pahit dalam waktu bersamaan.

Dia merasa sangat bahagia, teramat sangat bahagia saat tahu Ali anaknya, anak laki - lakinya, jagoan kebanggaannya.

Di sisi lain, sebuah hantaman menyakitkan menghujami dirinya. Hatinya sangat sakit, lebih sakit saat dia harus kehilangan Tasya kala itu. Kenyataan yang membuatnya luluh lantah.

Ali, yang baru saja ia ketahui sebagai anaknya. Ali anaknya yang harus berjuang menahan kanker yang Rama sendiri tahu seberapa ganasnya kanker itu menggerogoti tubuh anaknya.

Tasya merasa bingung dengan pria di sampingnya ini.

"Rama .... Aku tanya, gimana keadaan Ali ?" Tasya mengguncangkan tubuh Rama yang masih bersandar pada sofa.

"Rama kamu kan dokter Ali, kamu pasti tahu keadaan Ali, gimana keadaan Ali sekarang ? Dia kebapa Ram ?" Tasya mulai tak sabaran, ia terus mengguncangkan tubuh Rama.

I WANT TO MEET YOU DAD (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang