Mengetahui Fakta

39 7 0
                                    

"Karel.." rengek Tina sesaat mereka tiba di taman tempat mereka menghabiskan waktu berdua.

"Ya?"

"Aku ingin tenang." Ucap Tina tanpa sadar.

"Tenang? Apa maksudmu Tina..?" Tanya Karel yang masih bingung dengan ucapan Tina barusan. Bahkan dalam keadaan tanpa sengaja, ia masih memikirkan ke depannya akan seperti apa.

"Ah, oh bukan apa apa." Tina masih gelagapan dengan pertanyaan Karel.

"Em, Karel.. aku ingin beli ice cream boleh?" Suara Tina seperti anak kecil, membuat Karel tersenyum sendiri. Bila bersama Karel, Tina akan berubah menjadi gadis manja, bukan gadis yang keras kepala.

"Kau mau ice cream apa? Masih tetap vanilla atau berubah?"

"Hm selera ku masih tetap sama Karel. Tak akan berubah sampai kapan pun."

"Baiklah nona, kau ingin aku beli berapa? Dua? Tiga? Empat? Atau bahkan sepuluh?"
.

"Ya kali aku bisa menghabiskan ice cream sepuluh. Karel kau tahu biasanya aku beli berapa!"

"Hahaha, oke. Tuan Karel akan segera kembali dengan dua ice cream vanilla. Tunggu disini nona Tina."

"Baik Tuan Karel. Aku tunggu, silahkan pergi Tuan." Tina terkikik geli mengucapkan dialog yang sering ia lakukan bersama Karel.

Karel pergi ke tempat dimana ia biasa membeli ice krim kesukaan Tina. Ia kerap kali datang ke sini bersama Tina hanya untuk membuat momen yang akan mereka abadikan nantinya.


****

"Paman, Karelnya ada?" Tanya seorang gadis dengan rambut panjang yang terjuntai indah dengan sedikit gelombang rambut menambah keindahannya. Pita berwarna biru langit bertengger cantik di rambut bagian kiri.

"Em, aku juga tidak tahu sayang. Karena dari pagi Karel sudah pergi, entah pergi kemana. Coba kau tanya saja pada Bibi Jessi. Mungkin saja dia tahu kemana Karel pergi."

"Baiklah Paman, aku ke belakang dulu." Arya hanya mengangguk mengizinkan. Gadis itu berjalan dengan anggun nya ke belakang.

"Hai Bibi Jessi." Ucapnya sambil mencium kedua pipi Jessi.

"Hai juga sayang,"

"Apa kabar Bi? Baik-baik saja kan?"

"Memang kau melihat keadaan ku sekarang seperti apa Pooja?"

"Em, sehatan sih tapi kok agak gemukan ya?"

"Pooja!" Geram Jessi mendengar gurauan Pooja.

"Peace Bibi. Hehe.." Pooja hanya menunjukkan wajah puppy eyes nya.

"Kau selalu begitu. Bagaimana keadaan Ibu dan Ayahmu? Kudengar perusahaan Ayahmu ada masalah. Aku takut kesehatan Ayahmu down lagi."

"Sejauh yang aku lihat, kesehatan Ayah baik-baik saja. Sama halnya Mama, ia baik juga. Entah kalau perusahaan Ayah, aku tak tahu." Ucapnya bersandar pada kulkas.

"Semoga masalah perusahaan tak mempengaruhi kesehatan Ayahmu."

"Amin, semoga."

"Ah, Bibi ak-"

"Mencari Karel?" potong Jessi dengan tepat sasaran hatinya. Gadis itu hanya tersenyum malu.

"Hm, sudah ku duga sebelumnya. Udah gak usah malu gitu."

"Bibi apaan sih. Tapi, tebakanmu memang benar." ucapnya yang disambut gelak tawa dari Jessi..

"Dasar kau ini. Karel nya lagi pergi ke rumah Tina. Katanya sih ada urusan sebentar. Gak tahu ngurusin apa." Jessi menjawab sambil mengutak atik perabotan dapur dengan semangat.

Atas Nama SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang