Suara alarm di minggu pagi sukses membangunkan Kai dari tidurnya. Perlahan, ia duduk dari posisi tidurnya, mengumpulkan nyawa. Ia melihat keluar jendela, mereka ulang kejadian kemarin. Reuni kemarin begitu berkesan baginya. Sangat.
Bagaimana tidak? Akhirnya dengan tegas ia berani menyatakan move on dari sesosok perempuan sesempurna Krystal di hadapan orang itu sendiri.
Ya, Krystal mengajak Kai untuk menjalin hubungan kembali. Namun sudahlah, pria itu mungkin sudah lelah tentang soal tetek bengek percintaan, pada akhirnya ia berani mengatakan tidak kepadanya.
Kai menggeram mengingat itu semua, lalu menyibakkan selimutnya. Terlalu pagi untuk bangun di hari minggu. Sejenak ia lupa mengapa ia mengatur alarm untuk hari Minggu, dan akhirnya dia teringat kembali, Luhan. Kemarin lelaki rusa itu mengajaknya hangout di sebuah mall tak jauh dari rumahnya.
Bip Bip!
Pria tan itu mengambil handphone-nya di atas meja tidurnya. Dilihat dan dibacanya dengan cepat SMS itu. Dari Luhan, katanya ia sudah menunggu Kai lebih dari 30 menit di sebuah kafe dalam Mall itu.
"Aw shit" Umpatnya lalu segera menyambar handuk.
.
.
.
"Dasar siput. Tepat satu jam" Ujar Luhan tanpa memalingkan pandangan dari gadgetnya."Ahh ya maaf, aku tidak sadar menunda-nunda alarmku tadi" Kai menggaruk-garuk lehernya yang tidak gatal. "Let's go. Shall we?"
Jari jemari Luhan tetap menari di atas gadgetnya. "Tunggulah. Sehun belum datang
"Sehun? He's coming too?" Kai mengernyit tidak mengerti. "Chan-"
"Ekhm" Seorang lelaki berdehem mengagetkanku.
"Duduklah. Kau bersama Sehun?" Tanya Luhan pada seseorang yang duduk di sampingku.
"Ya, dia masih memarkirkan mobilnya" Jawab Chanyeol enteng. Merebut smoothies Luhan yang sedari tadi menganggur disana. Pemiliknya hanya meliriknya cepat, mendengus, lalu kembali asik dengan gadgetnya.
1 menit
2 menit
3 menit
Kai mengetuk-ngetukkan telunjuknya santai mengiringi musik jazz yang diputar di cafe itu. Sesekali ia menghentakkan kakinya.
"Luhan?" Panggil Chanyeol. "Melupakan sesuatu?"
"A-ah ya. Aku sampai lupa" Setelah itu, pria di depan Chanyeol beranjak berdiri.
"Aku dan Chanyeol akan pergi mencari keperluan dulu di lantai atas" Luhan menepuk bahu Kai. "Kami tidak akan lama. Tunggulah Sehun disini"
Setelah itu, mereka berdua keluar. Bergerak ke lantai atas. Kai tidak peduli dengan keperluan mereka itu, masa bodolah. Ia sudah cukup kecewa dengan keikutsertaan Chanyeol dan Sehun, Luhan pun belum memberitahunya soal itu.
Rencananya mereka akan hangout berdua, sekadar menonton film bergenre action atau hanya menyeruput kopi dan bercakap-cakap.
Pria bersurai hitam itu terlarut dalam pikirannya sehingga tak menyadari bahwa sudah ada sesosok manusia di depannya.
"Em Kai?"
Kai gelagapan mencari oksigen di sekitarnya.
Uhuk
Ia tersedak lalu menepuk-nepuk dadanya sendiri. Sehun buru2 mengeluarkan air mineral dari backpack-nya dan menyodorkannya pada lelaki di depannya. Tanpa pikir panjang, Kai segera meneguknya hingga habis.
"M-maaf" Ia membungkukkan badannya. Wajahnya memperlihatkan tampang bersalahnya. Kai pun melirik Sehun yang tak henti-hentinya membungkukkan badannya.
"It's okay." Jawab Kai singkat, membuat pipi Sehun merona.
"Eum dimana Chanyeol dan Luhan?" Ucapnya malu-malu. Kai yang melihat tingkahnya terkekeh dalam hati.
Dasar fans
"Aku tidak tahu. Mereka ke lantai atas dan aku di suruh menunggumu di sini" Kai mengangkat bahunya, lalu disambut Sehun yang ber-oh ria.
"Haruskah kita susul mereka?" Tanya Sehun, masih dengan suaranya yang tertahan.
"Ide bagus"
.
"Sehun, kau tak perlu berjalan di belakangku seperti ini. Kenapa tidak berjalan di sampingku saja?"
Sukseslah ia membuat pria di belakangnya semakin malu. Sehun yang semula sudah bisa mengangkat kepalanya kembali menundukannya kembali. "A-ah baiklah"
Laki-laki berkulit putih itu berlari kecil menyusul pria satunya, mulai berjalan di sampingnya.
Suasana mall sedang ramai karena ini hari minggu. Jika tidak ada air conditioner mungkin akan ada banyak korban pingsan karena panasnya suhu di ruangan ini-disebabkan kerumunan yang ramai-. Ada yang sekedar mengantarkan ibunya shopping, ada yang refreshing, dan tak jarang mereka melihat pasangan-pasangan muda yang bergandengan tangan. Musik-musik berbeda judul mengalun dari berbagai toko. Membuat Mall ini semakin riuh saja.
Sret
Digapainya tangan Sehun. Sehun diam, tak dapat berkata-kata, ia sedang tak bermimpi kan? Sesosok Kim JongIn memegang tangannya?
"Kau berjalan terlalu jauh dariku. Aku bisa kehilanganmu nanti" Ups, Jongin lalu menyesali apa yang baru keluar dari mulutnya.
"A-ah.. maksudku di Mall ini sangat ramai. Nanti kau bisa hilang"Tawanya.
Salah satu hal favorit Sehun sepanjang masa. Melodi paling merdu yang pernah ia dengar di hidupnya.
"Ya.. arra" tukasnya. God, pria ini membuat jantungnya berdetak tidak karuan.
"Kita sudah menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari mereka" Ujar Kai cepat. "Mungkin mereka sudah pulang"
"Pulang? Meninggalkan kita di sini? Apa maksudnya?" Sehun menaikkan nada suaranya. "Ya sudahlah, kalau begitu lebih baik aku pulang"
"Kau tak mau bersenang-senang dulu di sini, Oh Sehun?" Tanya Kai.
Woah. Efek pemanggilan nama lengkapnya membuat si pemiliknya bergidik. Ia tak menyangka Kai akan berkata seperti itu. Tapi tak mungkinlah, dia pasti tak punya waktu untuk ini.
"Em.." Sehun masih berkonflik dengan pikirannya.
"Oh come on.." Rengek Kai. "Mau nonton?"
Sehun tak dapat menolong dirinya sendiri. Ia berusaha menyembunyikan pipinya yang merah. Ia lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Stay cool, Oh Sehun.
"Baiklah.. aku ikut saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ignorance [KaiHun Fanfic]
Fanfic"I love you Kim JongIn" Rentetan kata itu berhasil membuat Kai bingung. Bukankah ia baru saja bertemunya setelah sekian lama? Lagipula dia ini straight, ia masih doyan dengan wanita.