Jongin merasakan jantungnya serasa diremuk. Ia sesak, namun merasa aneh juga. Dia bingung, mengapa dia harus marah ketika Chanyeol mengatakan bahwa Sehun adalah kekasih hatinya. Dia bingung ketika dia merasakan sakit yang amat sangat. Dan, perasaan bencinya kepada Chanyeol menumbuh.
Entahlah, tak sepatutnya ia memiliki perasaan seperti itu pada sahabatnya. Jadi ia membuyarkan fantasinya bersama Sehun untuk sahabatnya. Ia tidak mau melukainya, ia lebih baik mengalah. Toh, Chanyeol orang yang baik, dan ia juga sudah mengenal dekat Sehun.
Jongin memutuskan untuk menjauhi Sehun, mungkin itu jalan terbaik untuknya. Ia menantikan kehidupan normalnya kembali lagi tepat sebelum bertemu bidadari itu. Menyukai lelaki memang bukan suatu hal yang bagus. He knew it.
*
Sehun benar-benar belum bisa menutup matanya malam itu. Ia terus menangis, menangis dan menangis untuk seorang Jongin. Betapa bodohnya dia untuk jatuh cinta kepada seseorang yang sempurna seperti Jongin. Keinginannya hanya untuk bisa dekat dengan lelaki tan itu dan bukan memilikinya. Namun kali ini harapannya pupus, ia sepertinya tak akan mendapat keduanya.
Pukul 02.00. Sehun masih terus memikirkannya. Masa bodoh dengan sekolah dan hal-hal yang tidak penting itu. Ia terus merutuki Jongin. Karena jujur saja lelaki itu telah membuat Sehun jatuh, dan lambat laun semakin dalam.
Pukul 05.00. Matanya masih enggan untuk menutup. Kepalanya sangat pusing dan berkali-kali ia bolak-balik kamar mandi hanya untuk memastikan jika matanya sudah kembali mengempis. Sehun malu jika Jongin harus tahu dia menangis karenanya.
Pukul 07.00. Sehun merasa pusingnya semakin menjadi. Ia tidak tahu kenapa, mungkin karena menangis semalam suntuk? Well, sepertinya ia harus meliburkan diri dari sekolah.
*
Jongin diam-diam melihat ke arah bangku Sehun. Kosong. Kemana anak itu?
Jongin mencoba keras untuk tidak menoleh ke bangku itu dan memperhatikan guru yang sedang menerangkan. Like hell, ia jadi tidak bisa konsentrasi. Akhirnya dengan sangat amat terpaksa ia menyenggol sikut teman di sampingnya, Chen.
"Ssh Chen" Panggilnya pelan, Chen sukses menoleh ke arahnya. "Kau tahu Sehun kemana?"
Lelaki di samping Jongin itu terkikik pelan, "Sudah kuduga kau ada apa-apa dengannya."
Jongin mengernyit kesal, "Bodoh. Bukan seperti itu- aku hanya mencari keberadaan sahabatku itu karena memang dia tidak bilang apapun padaku sebelumnya. Dan kau tahu aku masih-"
"KIM JONGIN!" Seru guru yang sedang mengajar di depan. "Keluar dari kelas saya"
Yes. Ini bukan hari yang menyenangkan untuknya. Ia sudah berfirasat buruk sedari kemarin setelah ia meninggalkan Sehun sendiri di kelas.
Ia membereskan mejanya, mengambil tasnya lalu pergi ke hadapan guru menyebalkan itu. Jongin membungkukkan sedikit badannya, disambut tatapan kaget dari sang guru. Bukankah ia hanya menyuruhnya keluar dan bukannya pulang?
Dengan langkah yang santai, Jongin keluar dari sekolah 'tercintanya' itu. Ia berniat ingin mengunjungi apartemen Sehun, namun sepertinya ia belum siap. Ia memutar otaknya. Yap, seduhan kopi mungkin bisa menenangkan keresahan dalam hatinya.
.
.
.
"Americano satu"
"Itu saja, Tuan?"
"Ya. Tolong antarkan ke meja sebelah sana."
Sehun melangkahkan kakinya menuju sudut kafe itu. Ia merasa bosan berada di rumah seharian. Ia lelah memikirkan Jongin dan seluruh hal yang berkaitan dengannya. Sehun ingin terlihat kuat, walaupun ia hancur di dalam.
![](https://img.wattpad.com/cover/48952245-288-k581559.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ignorance [KaiHun Fanfic]
Fanfic"I love you Kim JongIn" Rentetan kata itu berhasil membuat Kai bingung. Bukankah ia baru saja bertemunya setelah sekian lama? Lagipula dia ini straight, ia masih doyan dengan wanita.