Author POV
"Do, gue nggak bisa" Melo kembali tertunduk mengamati foto-fotonya dan Gero.
"Yaampun Mel, yaiyalah lo nggak bisa. Siniin fotonya" Aldo berdecak kesal.
"Nggak, jangan disobekin"
"Nggak, cuma mau gue umpetin sampe lo sembuh" Aldo mengambil beberapa foto dari tangan Melody dan memasukkannya ke saku seragamnya, lalu fokus menyetir kembali.
"Mel gausah nangis, gue gaksuka liat cewek nangis"
"Do, gimana gue nggak nangis sih? Emang lo pikir dengan cara dia jalan sama cewek lain, dia update path, gue bakal nggak papa? Nggak Do.. Nggak!" Melody tetap menangis.
"Lo mau makan apa?"
"Gue nggak laper"
"Tapi gue laper, hokben ya?"
"Do... Lo tau itu resto favorit gue sama Gero. Kok lo masih ajak gue kesana sih" "biarin aja."
Melo mendengus sebal, ia menghapus air matanya, dan memakai sedikit bedak agar mukanya tidak terlalu terlihat kusut.
"Itadakimasu!" Seru Aldo sambil meletakkan nampan didepan Melo.
"Jangan ngomong itu ah"
"Yaelah Mel, apa apa lo baperin"
"Hak gue"
Aldo mengangkat dagu Melo, mengusap rambutnya pelan.
"Mel, lo kalo kayak gini keliatan kusut banget deh" Aldo tertawa kecil.
"Apaan sih jangan curi curi kesempatan"
"Ye lo sensi amat kaya pantat bayi, dah ah, makan, dikit aja. Gue tau lo dirumah gabakal makan"----
"Makasih banyak ya, Do. Mau masuk dulu?"
"Nggak ah, lo kalo ada apa apa telfon ya, jangan frustasi sendirian diapart"
"Iya Do, lo juga ya"
"Gue sih kalo galau ga sampe frustasi kaya ngana"
"Idih apaansih, yaudah bye!"
Melody berlari kecil, menaiki lift, memasuki apartnya, dan mandi. Ia percaya mandi bisa agak menetralisir perasaannya.
Ia kembali mengetik untuk proyek novelnya, tidak perduli bagaimana raut mukanya sekarang yang telah kusut karena selalu disinggahi air mata....
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you more than I Love Sunset.
Teen Fiction(+17) "apa sih yang pantes aku harepin kekamu? nggak ada Do, sama sekali nggak ada. Aku baru sadar, aku yang terlalu ngarep kamu. tapi kamu ngga, kamu gapernah sadar kalo aku cinta kamu. kamu gapernah sadar kalo yang udah nyembuhin luka hati aku tuh...