Author POV
"LO BEGO BANGET SIH!" sentak Sandy, ia yang mendengar cerita Melody dan Aldo lalu geram sendiri kepada Aldo.
"Hei man, i'm confused too." Ucap Aldo lemas.
"Lo tinggal tembak dia, lo sayang dia and what? Apalagi?"
"Gero man! Gero!"
"Loh, emang Gero mikirin Melo sama sekali? Nggak! Gue tau gimana ceritanya pas Gero ngebuang Melo gitu aja. Please, jangan nyakitin Melo. Gue udah nganggep dia adek gue sendiri." jelas Sandy.
"San, dia temen gue..... Ah udahlah gue pusing!"
"Yaudah, urusin temen lo sana. Kalo emang lo nggak bisa sama Melo, biar gue yang nyembuhin hati dia. Jangan lo sakitin lagi"
"I will try..."
"Then, do."Sandy meninggalkan Aldo begitu saja.
Sandy segera menginjak pedal gas mobilnya menuju rumah Melo. Taklupa ia membawa beberapa cokelat. Cokelat, makanan favorit Melo.
---
"Hai, San. Masuk, lo ngapain? Ada apa?"
"Mau nganter inii..." ia tersenyum dan memberikan kresek yang berisi beberapa cokelat.
"Yay ,thankyou! Yuk masuk dulu"Mereka duduk diruang teve.
"Udah lama gue nggak kesini, Mel. Makin rapi aja."
"Iya lah, gue beresin. Biar ada kesibukan"
"Lo tau ngga, kalo orang yang sibuk nyari kesibukan, dia berarti lagi berusaha ngelupain sesuatu."
"Ah lo, ngarang aja! Gue nggak papa kok"
"I know you're not, mel"
"Gue nggak papa"
"Lo kenapa kenapa."
"Nggak, lagian ini cuma cinta monyet. Bentar lagi juga ilang"
"Mel, gue tahu lo overthinking, gue tau lo stress, gue tau lo dikelas jadi pendiem garagara masalah ini."
"Lo kakak kesayangan gue, san"
"Dan sebagai kakak kesayangan, gue nggak mau lo kenapa kenapa, lagi."
"Thankyou, dude. Thankyou juga soal cokelatnya, tapi gue lagi pengen nonton bioskop nih sekarang"
"Yaudah, yuk"
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you more than I Love Sunset.
Teen Fiction(+17) "apa sih yang pantes aku harepin kekamu? nggak ada Do, sama sekali nggak ada. Aku baru sadar, aku yang terlalu ngarep kamu. tapi kamu ngga, kamu gapernah sadar kalo aku cinta kamu. kamu gapernah sadar kalo yang udah nyembuhin luka hati aku tuh...