Melody POV.
"San, gue mau takeaway starbucks dulu ya."
"Buat siapa? Aldo?"
"Iya, dia bilang mau ke apart gue ntar"
"Ohh.. jadi beneran baper?"
Gue menghentikan langkah, membuka pintu starbucks BIP pelan.
"Gue takut, San. Gue takut salah baper. Dan ya jelas-jelas gue salah baper. Kenapa sih pas luka hati gue sembuh gue malah moveon ke dia?"
"Lo pesen dulu deh"
"Lo mau?"
"Iya mau"
"Gue yang traktir aja san, lo tunggu di kursi yang ada colokannya ya!"
"Gue aja yang bayar"
"Yaela lo santai kali, tadi kan lo udah traktir gue makan. Giliran gue, lagian sekalian buat Aldo kok ini" Sandy akhirnya mengangguk."Yuk, San. Kayaknya gue minum ntar diapart aja deh, gue masih kenyang"
"Yaudah, lo mau balik sekarang?" Gue mengangguk. Sandy melangkahkan kakinya kearah parkiran mobil."Jadi, gue harus gimana?" Tanya gue,putus asa.
"Loh, ya lo harus act like when you fall in love aja sih"
"Lo gila apa sinting? Lo tau Aldo sobatnya Gero, gue mantannya.... dan ah hell you don't ever fucking understand me!" Gue memasang seatbelt dengan kasar.
"Woo-hoo! Calm down, Mel. Yaa gimana ya, yaudah jalanin ajasih"
"Lo ngeselin ya? Mau jalanin apanya, jangankan jalan maju, jalan ditempat aja kagak!"
"Gini deh, kalo misalnya Aldo yang baper ke elo gimana?"
"Impossible."
"Nothing impossible in this world, Mel"---
To: Aldo.
Do, gue udah di apart, sini. Ngebut ya.Aldo langsung nge-read line yang gue kirim, gue berjalan ke ruang tv, menyetel kaset yang gue beli tadi, dua starbucks favorite gue dan Aldo dan 1 mangkok mie instant yang isinya 2 bungkus... untuk gue.
Taklama, bel apart gue berbunyi. Gue bergegas membuka pintu, Aldo masuk.
"Abis ngedate lo?"
"Lha, paan sih lo"
"Hehe, what r u doing here?"
"Gue nonton kaset, udah itu gue beliin starbucks buat lo"
"Ah melo, paling ngertiin gue deh lo" Aldo menggendong gue, deg. Gue deg-degan lagi.
"Do ih apaansih turunin dong ah elah lo kaya gapernah minum starbucks aja! Do, turun!!!!" Sebenarnya, gue nggak mau turun deh, dibawa keliling-keliling bandung sama Aldo sambil digendong gini sih gapapa, tapi kasian banget dianya yang gempor. Nginget berat badan gue, gue mengurungkan khayalan gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you more than I Love Sunset.
Teen Fiction(+17) "apa sih yang pantes aku harepin kekamu? nggak ada Do, sama sekali nggak ada. Aku baru sadar, aku yang terlalu ngarep kamu. tapi kamu ngga, kamu gapernah sadar kalo aku cinta kamu. kamu gapernah sadar kalo yang udah nyembuhin luka hati aku tuh...