Kenapa dia menanyakan itu tadi? Woah, aku tidak pernah merasakan jantung ku berdetak seperti ini kecuali jika aku mengikuti lari maraton.Aku mengipas-kipas wajah ku karena panas dan pastinya pipi ku sudah merah. Aku malu sekali. Saat sudah lebih baik aku kembali ke dalam kelas.
"Kenapa kau berlari dari ku? " tanya Mingyu saat aku memasuki kelas. Aku berusaha mengatur nafas ku dan mencari alasan yang tepat.
"Tadi aku dapat telefon. " jawabku dengan nada yang aneh menurut ku. Karena itu perpaduan antara datar dan ketakutan.
"Siapa yang menelfon? " tanya Mingyu lagi. Aduh. Apa yang harus ku jawab sekarang?
"Apa urusan nya dengan mu? " ucapan ku menjadi dingin. Aku tidak ingin dia tahu aku gugup di dekatnya.
"Aku kan hanya bertanya. Jangan sepeti itu lah, cantik. Masa hanya karena hal seperti itu kau marah? "
Deg!
Seakan waktu berhenti aku langsung terdiam di tempatku. Walau aku terdiam jantung ku tidak dapat mengendalikan detaknya. Bagaimana bisa ini terjadi padaku?
"Sttt.. diamlah. Pergi sana. " ucap ku ketus. Aku tidak boleh merasakan hal ini. Tidak boleh.
Author POV
Hara berjalan sendirian saat pulang dari sekolah karena tidak ada teman yang satu arah dengannya. Dia berjalan perlahan sampai akhirnya dia sampai di rumahnya.
"Aku pulang. " sapa Hara sambil memasuki rumahnya.
"Jam berapa ini? Kenapa pekerjaan rumah belum di selesaikan!? " teriak nyonya Yeo. Padahal rumah mereka tidak begitu kotor.
"Maaf eomma. "
"Cepat sekarang belanja! Di kulkas tidak ada apa apa! Aku mau makan malam apa hah? "
"Eomma maunya apa? Biar aku beli baru aku buat buat eomma. " tanya Hara pelan. Dia takut jika dia emosi ibunya itu akan lebih emosi lagi.
" Buat kan aku jajangmyeon aku tak mau di beli di luar. Harus kau yang buat! Dan cepat jangan sampai aku kelaparan. "
"Aku pergi dulu. " ucap Hara meletakkan tas nya dan pergi berjalan keluar. Bagaimana dengan uang nya? Jika Hara memintanya pada ibunya itu pasti ibunya akan lebih marah lagi. Jadi mau tidak mau dia harus menggunakan uangnya sendiri.
...
"Hara! Lakukan dengan cepat! Aku sudah lapar! "
"Eomma sabarlah sebentar. Hara hanya punya 2 tangan. Dia tidak bisa menyelesaikan itu langsung. " ucap Jingoo yang membuat ibunya itu diam. Ibunya sangat menyayangi dia. Tapi tidak begitu dengan Hara.
"Baiklah. Kenapa kau selalu membela adik mu itu? Dia akan manja jika kau begitu kan terus. "
"Aku tidak pernah eomma buat seperti itu. Kenapa dia selalu eomma buat begitu? " nyonya Yeo terdiam dan tidak mengatakan sesuatu kata apa pun lagi.
"Makanan nya sudah siap eomma. Ke meja makan lah. Appa sama oppa juga. "
"Kau tidak ikut makan? " tanya ayah mereka yang melihat Hara berjalan meninggalkan meja makan.
"Nanti saja appa. Aku mau mandi dulu. " jawab Hara karena dia belum ada pergi ke kamar nya. Dan dia masih memakai baju sekolah.
...
"Ah lelahnya. " ucap Hara sambil membaringkan tubuhnya di atas kasur. Dia ingin menutup matanya.
"Hara! Meja makan berantakan. Cuci piringnya! " teriak ibunya dari bawah. Otomatis Hara langsung bangun dan berlari ke bawah.
...
"Hara-ya kau sakit? Kau terlihat pucat. Apa kau sudah sarapan? " tanya Shasa yang khawatir melihat sahabatnya tersebut.
"Gwenchanha shasa-ya. " jawab Hara sambil tersenyum.
Dia berusaha menyembunyikan sakitnya padahal bibirnya sudah membiru dan badannya begitu lemas. Dia tidak makan malam dan tidak sarapan tadi pagi. Bagaimana bisa dia tidak sakit.
...
Hara berjalan sendirian di koridor sekolah. Dia ingin pergi ke perpustakaan saat istirahat. Karena Shasa pergi ke kantin dia berjalan sendirian. Tiba-tiba dia merasa kepala nya pusing. Dia memegang kepalanya.
"Hey, kau kenapa? " tanya Mingyu. Mingyu memegang tangan Hara. Hara melihatnya sayup-sayup lalu terjatuh.
"Yak. Ireona. Wae geurae? Hara. Bangun. " ucap Mingyu. Karena tidak tahu ingin berbuat apa dia mengangkat Hara ke UKS.
...
"Engh.. Dimana ini? " tanya Hara yang terbangun dari tidurnya.
"Ya Tuhan. " Hara terkejut melihat Mingyu duduk diam di samping nya.
"Oh? Kau sudah bangun? Kenapa kau bisa pingsan? Kata perawat tadi kau demam. Kau belum makan ya tadi pagi? Ini sudah waktunya makan siang aku ambilkan kau makanan ya? " ucap Mingyu.
Dia keluar dari UKS dan menuju ke kantin. Dia meminta semangkuk bubur dan membawanya ke UKS lagi.
"Ini makan. " Mingyu memberikan mangkuk berisi bubur pada Hara.
"Bagaimana dengan mu? " tanya Hara binggung. Karena ini sudah jadwalnya makan siang.
"Ini. Aku juga membawa nasi ku agar kau tidak kesepian. Jadi ayo makan. "
...
Author POV end
Hara POV
Dia menjaga ku. Dia begitu perhatian. Sifat playboy nya tidak muncul saat di samping ku. Aku merasa sangat nyaman saat di sampingnya.
Tapi inikah saatnya? Inikah saat nya aku jatuh cinta padanya? Akankah dia tetap seperti ini? Bagaimana jika nanti dia meninggalkan ku? Atau dia membuatku kehilangan kepercayaan. Apa yang harus ku lakukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYBOY! [김민규]
RomanceSekali Playboy, dia akan tetap menjadi playboy. Itu yang ada di pikiran Hara. Tapi ternyata pria playboy yang bernama Mingyu itu dapat berubah demi cinta nya yang tulus pada satu gadis. Gadis itu Yeo Hara. November 2016™