PLAYBOY - CHAPTER 2

10.7K 932 14
                                    


Sampai di kantin sekolah aku mengedarkan pandangan ku untuk mencari meja yang kosong untuk ku dan Shasa, tapi mataku menangkap hal lain.

Pluk!

Buku tadi jatuh ke lantai karena aku. Karena aku melihat pemandangan yang membuat mata dan hati ku tiba-tiba sakit.

Apa yang kulihat? Aku melihat Mingyu sedang bersama Haeso yang centil itu. Mereka terlihat seperti orang yang sedang berkencan. Aku dapat melihat Mingyu mengombali Haeso.

"Hara-ya. Wae geurae?  " tanya Shasa khawatir. Aku langsung tersadar dan mengambil buku ku yang terjatuh di lantai tadi.

"Aniya. Hahaha. Tangan ku licin sehingga buku nya jatuh. " ucap ku sambil tertawa. Dan tentu saja itu kebohongan. Kenapa aku berlebihan seperti ini? Apa jangan-jangan aku suka padanya?

Andwae hal ini tidak boleh terjadi. Apa aku sudah gila? Ini tidak mungkin. Oh ayolah Yeo Ha Ra kau tidak akan pernah jatuh cinta dan sekarang kau jatuh cinta? Itu tidak akan pernah terjadi.

"Kenapa kau melamun hara? HARA! " teriak Shasa tepat di telinga ku. Dan pastinya membuatku sadar dari lamunan ku.

"Aku lapar shasa-ya. Kajja. " ucap ku mengelak sambil menariknya. Untung saja dia tidak mengetahui apa yang sedang aku pikirkan.

...

Author POV

Karena punya banyak tugas di sekolah, Hara pulang sedikit terlambat ke rumah nya. Biasanya dia sudah sampai di rumah pukul 5 tapi dia baru sampai rumah pukul setengah 7.

"Aku pulang. " ucap Hara memasuki rumahnya. Lampu luar rumah nya sudah hidup. Berarti ada orang di dalam rumahnya.

"Dari mana saja kamu jam segini baru pulang? Masih pake seragam sekolah lagi. Ngapain aja di sekolah? " tanya nyonya Yeo, ibunya Hara dengan nada kasar.

"Tadi ada tugas di sekolah eomma. " jawab Hara singkat. Dia tidak ingin bertengkar dengan ibu nya tersebut.

"Tugas apa yang bisa bikin anak sekolah menengah seperti mu baru pulang jam segini? Aku sudah menelfon ke nomor mu tapi tidak pernah kau angkat. Untuk apa kau memakai ponsel kalau bahkan kau tidak dapat mengangkat nya! " bentak ibu nya. Hara menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan.

"Memang nya eomma pernah tahu nomor ponsel ku? Membelikan ku ponsel saja tidak sempat. Apalagi meminta nomor ku. Jika eomma tidak percaya telfon saja guru ku. Aku lelah dan aku tidak ingin bertengkar dengan eomma. " ucap Hara sembari meninggalkan ibunya. Dia berjalan menaiki anak tangga. Dia masuk ke kamar nya. Lalu kembali menghela nafasnya.

Tok! Tok! Tok!

"Duguya? " tanya Hara.

"Ini appa. Appa boleh masuk kan? " tanya ayah nya Hara. Hara berdehem dan membukakan pintu untuk ayah nya.

"Hari ini bagaimana? Melelahkan ya? Maaf kan eomma yang selalu marah marah ya? Appa punya kejutan buat kamu. " ucap ayah nya sambil menarik seseorang ke dalam kamar Hara. Hara membelalakkan mata nya.

"Oppa! "  panggil Hara kegirangan. Dia berlari menuju orang yang di panggil nya tadi. Dia langsung saja memeluk orang tersebut.

"Olenmanieyo. Kau sudah tumbuh besar adikku. " ucap orang ini sambil mengelus puncak kepala Hara. Dia Yeo Jingoo kakak laki-laki Hara yang selama ini tinggal di Jepang.

"Kenapa baru pulang sekarang? Hiks. " tangis Hara pecah. Dia sangat merindukan sosok pria yang selalu ada untuknya itu. Karena selama ini dia selalu sendirian.

"Mian ne. Oppa berjanji tidak akan pergi lagi. Oppa tahu kau kesepian. Maafkan oppa ya? Oppa udah urus surat pindah kampusnya kok. Jadi tenang aja. Oppa ga akan biarin adik oppa ini sendirian lagi. " ucap Jingoo. Dia menghapus air mata adiknya itu. Dia kasian terhadap adiknya yang harus dimarahi karena bukan salah nya.

"Maaf ya appa. Ga bisa melarang eomma kamu. Dia pasti makin emosi dan bisa saja dia bawa kabur semua uang. Appa juga ga bisa nemenin kamu. Jadi appa manggil oppa kamu kesini biar nemenin kamu lagi. " ucap ayah Hara. Hara hanya mengangguk.

...

Author POV end

Hara POV

Kenapa menjalani hidup ini harus sebegini sulitnya. Appa sibuk bekerja untuk mencari uang. Eomma sibuk belanja untuk menghabiskan uang. Aku selalu sendirian karena oppa ku terus berada di Jepang.

Untung saja sekarang dia sudah pulang. Hanya dia yang berani membelaku di keluarga ini. Bahkan appa sebagai kepala keluarga tidak berani melawan eomma. Memang beginilah takdir untuk anak yang memiliki eomma pencinta uang. Segala yang di fikir kan nya hanyalah uang. Pernah kah dia berfikir sesekali tentang ku? Oleh karena itu aku berfikir.

Tidak akan ada yang perduli tentang mu selain dirimu sendiri.

...

Pagi ini aku keluar dari rumah dan mendapati bahwa oppa ku sudah menunggu di dalam mobilnya. Langsung saja aku masuk ke dalam.

"Kau sudah kelas 2 sma kan? " tanya Jingoo oppa memecahkan keheningan.

"Hm. Waeyo? "

"Pada seumuran mu dulu aku pernah merasakan jatuh cinta. Apa sekarang kau punya namjachingu? Ayolah beritahu oppa. Oppa tidak akan memberitahu eomma. " ucap nya lagi dengan nada menggoda. Dia sangat suka menjahili ku.

"Berhenti lah menggoda ku oppa. Aku tidak pernah jatuh cinta. " jawab ku datar.

"Ah, wae? Masa masa seperti mu harus mengalami jatuh cinta Hara. Apa kau tidak normal? Semua orang normal pasti akan jatuh cinta. "

Deg!

"Dengan ekspresi mu aku tahu kau pernah jatuh cinta Hara. Tak perlu berbohong pada ku. Apa dia satu sekolah dengan mu? Apa dia lebih tampan dariku? Ah itu tidak mungkin. "

"Yak. Dia lebih tampan dari mu oppa. Pede sekali kau. Eh? " aduh ketahuan kan.

"Ohh jadi memang benar kau sedang jatuh cinta. Lain kali perkenalkan padaku oh? Sekolah mu ya ini kan? "

"Oh iya. Aku duluan oppa. Terimakasih atas tumpangannya "

...

"Itu tadi siapa? " tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di samping ku. Tentu saja aku terkejut.

"Yak! Kau mengejutkan ku. Mingyu? " saat aku melihat langsung yang berbicara pada ku dengan refleks aku berlari meninggalkannya.

Kenapa dia menanyakan itu tadi? Woah, aku tidak pernah merasakan jantung ku berdetak seperti ini kecuali jika aku mengikuti lari maraton.

Aku mengipas-kipas wajah ku karena panas dan pastinya pipi ku sudah merah. Aku malu sekali. Saat sudah lebih baik aku kembali ke dalam kelas.





PLAYBOY! [김민규]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang