chapter 5

13.3K 1K 17
                                    

Revisi : 21 Juli 2016

- Nara Pov -

Oh Sehun, lelaki itu menepati janjinya. Dia membiayai semua pengobatan adikku. Aku sangat berterima kasih akan hal itu. Karena Sehun, Nami dapat tersenyum bahagia. Karena lelaki itu juga, Nami dapat hidup lebih lama lagi. Tentunya aku juga berterima kasih kepada dokter Oh.

Sekarang, aku tidak menempati apartemen yang baru saja aku beli. Sejujurnya aku sedikit merasa sayang karena harus menjual apartemen itu. Tapi aboenim yang memaksa. "Supaya Nami ada yang menjaga jika kamu pergi bekerja ataupun kuliah." Begitu katanya.

Baru saja aku terkejut dengan permintaan aboenim, kini aku dikejutkan lagi dengan tingkah Sehun. Seperti biasa lelaki itu menyeret aku paksa dan membawa aku ke rumah bak istana? Astaga rumah ini benar-benar megah. Bahkan lebih besar daripada rumah aku dulu.

"Rumah siapa ini?" Tanyaku tanpa melepaskan pandangan dari rumah ini. Sehun tidak menjawab dan membawa aku masuk ke rumah ini. Sepertinya ini rumah Sehun, karena melihat sikapnya yang terlampau santai.

"Sehun ini rumah kau?" Tanya aku lagi. Jika aku tidak tahu sifat Sehun, aku saat ini pasti mengira kalau Sehun itu bisu.

Belum selesai kekagumanku dengan rumah ini, kini di hadapanku ada sepasang suami istri sepertinya. Yang wanita terlihat cantik dan elegan sedangkan yang lelaki terlihat gagah dan berkharisma meskipun aku yakin umur mereka sudah mencapai setengah abad.

"Annyeong haseyo. Saya Kim Nara. Teman Oh Sehun." Ucapku dengan senyum manis. Wanita itu menghampiri dan memeluk aku. Bingung? Tentu saja.

"Tidak usah malu untuk mengakui-nya nak. Saya tahu kalo kamu calon tunangan anak bandel itu. Ya 'kan Sehun?"

Ya Tuhan. Pasti ini orang tua Sehun.

Memang-nya Sehun bilang apa ke orang tua-nya. Meskipun benar juga sih kalau aku calon tunangan Oh Sehun.

"Eomma, jangan membuat Nara takut." Ucap Sehun di sampingku. Dan aku baru sadar.

Kalau tangan kita, ah maksud aku tangan Sehun menggenggam tangan aku. Well, kenapa aku jadi deg-deg an begini?

"Tau deh yang sudah ada pujaan hati."

Nyonya Oh pasti sedih, kalau mengetahui fakta yang sebenarnya. Melihat tampang Nyonya Oh, kenapa aku jadi tidak tega untuk membohongi-nya? Kenapa aku jadi ragu untuk menikah dengan Sehun? Kenapa?

Lelaki di samping Nyonya Oh yang aku pastikan adalah suami Nyonya Oh atau Ayah Sehun, berjalan menghampiri-ku dan Sehun sambil tersenyum? Entahlah senyum-nya sangat tipis.

Satu hal yang aku ketahui, wajah Tuan Oh sangat mirip dengan Sehun. Mungkin mereka seperti kakak-adik yang kembar.

"Kau memang anak-ku Sehun. Aku tahu, kau pasti tidak akan mengecewakan-ku."

Kau akan kecewa Tuan Oh, jika mengetahui aku hanya menikah dengan Sehun selama satu tahun.

"Seminggu lagi kalian akan bertunangan. Tidak ada bantahan. Semakin cepat semakin baik, 'kan?"

What?

Ingin rasanya aku menolak. Tapi rasanya ada lem di mulut-ku ini sehingga aku hanya bisa diam dan pasrah saja.

Seminggu itu bukan waktu yang lama. Seminggu itu sangat cepat. Aku belum ingin terikat. Ya Tuhan. Aku bisa gila.

*******

EMERGENCY WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang