Rival

279 38 3
                                    

"Arghh, Lynn! Aku benci sama cowok itu!" Seru Rin sambil melumat habis tamagoyakinya. Kemudian menatapku tajam. "Kamu juga menyebalkan! Kenapa kamu mau ngasih tau namamu?"

"Karena dia menanyakannya padaku. Masa, sih, aku enggak jawab. Kan, enggak baik." Jawabku kemudian meminum habis tehku.

"Kan, cuma enggak dijawab aja, kan? Apa susahnya melakukan itu, sih?" Katanya. Alisnya masih berkerut.

"Enggak usah dikerutkan alisnya." Kataku seraya menarik alisnya dengan jari telunjuk. Dia terdiam sejenak. Pipinya merona merah lagi. "Lihat! Pipimu memerah lagi!" Seruku seraya tertawa kecil.

"Ini enggak lucu, tahu!" Katanya sambil memonyongkan bibir.

"Masa, sih?"

Tepat saat ia ingin membalasku, pintu di samping kami tiba-tiba saja terbuka. Detik berikutnya, aku dan Rin saling berpandangan kaget ketika melihat Akihiko keluar dari sana dan melangkah kearah kami. Seketika wajah Rin berubah menjadi kesal.

"Lynn!" Panggil Akihiko-san. "Rupanya kamu ada disini, ya?"

Aku hanya mengangguk kecil. Ia memandang Rin.

"Hai, Kirisaki!" Sapa Akihiko.

Rin segera memandangku dan mengajakku bicara. Ia tidak merespon sapaan dari Akihiko.

"Oh, iya, Lynn. Kamu enggak ada kesibukan, kan, sehabis pulang sekolah ini?" Tanya Akihiko sehingga membuat Rin was-was.

Aku menggeleng. "Enggak ada. Kenapa?"

"Bukankah kita hari ini akan makan mi sama-sama, Lynn? Apa kamu lupa?" Tanya Rin seraya menatapku dengan tatapan memelas.

Aku menggigit bibir. "Kita makan mi, ya, setelah pulang sekolah ini?" Tanyaku sedikit lugu.

"Iyaa.. kita selalu makan mi sehabis pulang sekolah, bukan?" Tanya Rin lagi seraya tertawa kecil.

"Kalau begitu.." Akihiko tersenyum. "Jika kalian selalu pergi ke kedai mi sehabis pulang sekolah, aku boleh ikut, kan? Jadi aku akan selalu makan mi bersama kalian."

Rin tertawa keras sehingga membuatku kaget. "Kita enggak jadi, deh, kayak nya makan mi." Katanya terbata.

"Kalau begitu, Lynn ada waktu, kan, setelah pulang sekolah ini?" Tanya Akihiko lagi.

Ketika aku ingin menjawab, Rin malah buru-buru menjawabnya. "Lynn akan menemaniku ke toko buku! Dia akan menemaniku membaca buku disana sampai malam tiba."

"Baiklah, aku akan ikut juga."

"Itu sangaatt lama dan membosankan! Kamu pasti akan merasa bosan, Arata!" Lawan Rin.

"Aku tidak akan bosan jika aku bersama Lynn." Balas Akihiko dengan tenang.

"Lynn itu gadis yang cerewet! Kamu pasti jengkel sama dia." Balas Rin lagi.

"Lynn kelihatan elegan, kok. Dia enggak cerewet."

"Elegan datang mana?! Dia itu cerewet kalau kamu sudah dekat sama dia. Kayak aku nih!"

"Kalau begitu, aku ingin dekat dengannya. Kamu bisa menjauh darinya kalau kamu merasa jengkel sama sifat cerewetnya."

"Aku gak akan jengkel! Lagipula, kamu enggak tahu apapun tentang dia."

"Aku akan tahu jika aku dekat dengannya. Dan aku akan mendekatinya."

Mereka terus berdebat. Aku mulai merasa bosan disini. Perlahan aku berdiri dan meninggalkan tempat ini.

***

"Lynn! Kenapa tadi kamu meninggalkan aku?" Tanya Rin dengan wajah cemberut.

TortureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang