1 | Awal Mula

13.8K 493 102
                                    

Aku tersadar dari tidurku. Kulirik jam di nakas. Jam dua dinihari. Masih gelap ternyata. Kuedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar yang remang, hanya mengandalkan cahaya dari luar. Dia sudah pergi. Selalu seperti ini. Ya, sejak pertemuan yang tak disengaja beberapa bulan lalu, aku dan dia memutuskan untuk menjadi fuck buddy atau partner seks. Dia yang aku maksud adalah Bruce Wayne. Atau kalian lebih mengenalnya sebagai Batman.

Beberapa bulan yang lalu Lex Luthor membuat onar di kota. Aku yang saat itu sedang dalam keadaan tidak bersiaga, mengalami kekalahan dan mendapatkan luka yang cukup serius. Saat itulah Bruce datang menolongku. Namun sayang, Lex berhasil kabur.

Bruce tak mengejar Lex. Mendapati tubuhku yang penuh luka, dia memutuskan untuk membawaku ke rumah megahnya. Dibantu pelayan setianya (aku lupa namanya pelayannya siapa), Bruce mengobati luka-lukaku hingga sembuh. Tak butuh waktu lama. Ingat bahwa aku manusia super bukan?

Dari situlah semua bermula. Saat tubuhku benar-benar pulih, Bruce berniat untuk memastikannya. Dia memeriksa secara detil tubuhku yang saat itu hanya memakai celana pendek ketat. Entah siapa yang memulai, aku pun tak tau. Yang aku tau, kami berakhir di ranjang. Apa yang kami lakukan? Ah rasanya aku tak perlu menjelaskannya lagi.

Aku terbangun dengan keadaan telanjang bulat. Bruce memelukku dari belakang, kejantanannya bahkan masih bersarang di lubangku. Aku merasa tak nyaman dengan benda pusakanya itu. Aku menggeser tubuhku menjauh, berusaha melerai pelukannya. Aku juga mencoba mengeluarkan kejantanannya itu dari lubangku. Sayang, entah itu disengaja atau tidak, Bruce kembali mengetatkan pelukannya. Batangannya yang tadi sudah keluar hampir setengah bagian, kembali tertanam dalam, tak menyisakan jarak barang sesenti pun.

Mungkin hari itu hari sialku, atau mungkin hari keberuntunganku. Bruce Jr tepat mengenai prostatku. Mau tak mau aku mendesah, bahkan cukup kencang. Dan hal itu membangunkan Bruce. Dia tak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku hanya merasakan hembusan napasnya di tengkukku yang semakin lama semakin terasa berat. Sesaat kemudian dia menggeram, geraman khasnya. Sepertinya nafsu telah menguasai otak mesumnya. Dan benar saja, tak berapa lama kemudian, pinggulnya mulai menggenjot pelan, mengeluar-masukkan Bruce Jr di lubangku.

Detik berganti menit. Genjotan Bruce menjadi lebih cepat. Desahan dan lenguhan kami mengiringi persenggamaan kami menuju puncak kenikmatan. Bruce terus saja menggenjot lubangku. Sesekali dia memutar-mutar kejantanannya, memberikan rasa nikmat tiada tara.

Tiba-tiba saja, Bruce mencabut pusakanya dari lubangku, meninggalkan rasa kosong di bawah sana, namun tak lama. Dia membalik tubuhku hingga telentang. Menguak selangkanganku lebar dan langsung menghujamkan kembali batang berototnya itu. Bruce kembali menggenjotku. Kali ini lidahnya juga ikut serta menari-nari di putingku kanan dan kiri. Tangan kirinya meremas-remas bokongku, sedangkan tangan kanannya sedang memanjakan Clark Jr.

Aku tak bisa menahan ini lebih lama. Begitupun Bruce. Napasnya makin memburu, seiring makin kencangnya genjotannya di tubuh bagian bawahku.

"Aaaaaah, Bruuce!!!" pekikku ketika akhirnya aku tiba di puncak surga.

"Grrrr.... Claaaaaaaaarrrrkk!!!" itu geraman Bruce memanggil namaku saat dia keluar. Tembakan demi tembakan benihnya mengisi liang anusku. Hangatnya terasa hingga ke perutku. Aku suka, menenangkan.

Bruce menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhku. Napas kami beradu kencang. Jantung kami juga berdetak berkali-kali lipat cepatnya, seakan sebentar lagi jantung ini akan meledak.

Begitu tubuh kami mendingin dari aktivitas panas kami barusan, Bruce bangkit dari tubuhku, menambah jarak di antara kami. Dia masih berdiri di antara bukaan selangkanganku. Kulihat Bruce Jr menggantung di antara kedua pangkal pahanya. Mata Bruce yang tajam menelisik tubuhku dari ujung kepala hingga ke selangkangan, lalu kembali lagi ke kepala. Dia menatap mataku lama, mentransferkan kode-kode rasa yang tak kumengerti.

Bruce kembali mendekatiku. Dia membungkuk, menjilati lelehan benihku di atas perut kotak-kotakku. Setelah bersih, lidahnya beranjak ke bawah, menjilati benda pusakaku dari kepala hingga pangkalnya, membersihkan lelehan sperma yang ada di sana. Aku menggelinjang geli diperlakukan seperti itu. Aku kira Bruce akan berhenti sampai di situ, ternyata tidak. Lidahnya menari-nari, mendekati lubangku. Kedua tungkaiku bahkan telah berpindah ke bahu lebarnya.

Selayaknya es krim terenak di dunia, mungkin seperti itulah Bruce memperlakukan lubangku. Aku sungguh kewalahan menanggapi serangan lidah mematikan Bruce. Sesekali jari telunjuk atau jempolnya menggantikan tugas lidahnya memijit-mijit lubangku. Tak hanya memijit, sekarang telunjuk dan jari tengahnya telah masuk ke lubangku, mengobok-oboknya perlahan. Begitu jarinya mengenai titik prostatku, aku terlonjak. Namun bukannya berhenti, Bruce malah menambah satu lagi jarinya untuk mengobrak-abrik anusku. Nafsuku kembali naik. Aku tak tahan.

"Bruce, please. Jangan siksa aku. You know exactly what I do want to."

Bruce tak menjawab. Dia menghentikan kegiatannya dan bangkit. Seringai menghiasi wajah tampannya. Tampak menakutkan dan menggoda di saat yang bersamaan. Dan begitulah, kami kembali bergumul hingga entah ronde yang ke berapa.

Mengingat hal itu membuat tubuhku panas. Wajahku pasti sudah semerah tomat saat ini. Ah, lebih baik aku menurunkan sedikit ketegangan ini di kamar mandi. Bruce Jr, aku merindukanmu. Hahaha.

*****

'Sial!' umpatku dalam hati. Aku lupa, hari ini aku harus mengumpulkan berita yang aku liput kemarin jam tujuh pagi. Dan sekarang jarum menit arlojiku telah beranjak dari angka tujuh. Perry pasti marah besar. Ini sudah kali ketiga dalam minggu ini aku datang terlambat. Dan alasan keterlambatanku tak lain karena aku kelelahan seusai bercumbu dengan Bruce. Aargh! Aku mengacak-acak rambutku sambil terus mempercepat langkahku menuju ke ruang si Bos. Oh, andai saja aku bisa menggunakan kekuatan superku saat ini.

Aku tiba di depan pintu ruang Bos. Aku berdiri sebentar, meredakan deburan napasku yang menggila. Aku menarik napas panjang dan bergerak membuka pintu. Begitu pintu terbuka, pemandangan di hadapanku membuatku mematung di tempat. Dia...

***********

Well, well, well. Selamat datang di cerita pertamaku. Jadi ceritanya, ini proyek (gaya bahasanya bah) isengku dengan temen baruku, JacobChrist. Ini ff supermanxbatman. Aku nulis part ganjil, si Jacob nulis part genap. Oke, selamat menikmati cerita kami ini :)

Persimpangan -Superman-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang