7 | Pertempuran Dimulai

5.9K 260 72
                                    

Mataku mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya aku bisa melihat dengan jelas keadaan di sekitarku. Ah, aku masih di ruangan yang sama, bahkan masih dengan kondisi yang sama. Tidak, jika sebelumnya aku terikat dengan tubuh yang masih bersih, sekarang tubuhku telah penuh dilumuri dengan cairan putih, entah benih milik siapa saja. Lubangku juga masih terasa sangat nyeri. Lex dan anak buahnya benar-benar gila. Awalnya aku menikmati pemerkosaan ini, tapi penetrasi ganda, tangan dimasukkan ke dalamku, itu sudah kelewatan. Memang aku pernah beberapa kali menonton video BDSM dan Hardcore untuk memuaskan hasratku, tapi aku tak menyangka jika rasanya sesakit ini. Pemain yang berperan sebagai penerima dan budak dalam video-video kasar itu terlihat sangat menikmati. Sedangkan aku, jangankan menikmati, mendapat posisi nyaman pun tidak.

Aku melirik ke nakas di sisi kananku. Terdapat secarik kertas yang tergeletak di atasnya. Kertas itu ditimpa dengan sebuah gelas berisi cairan berwarna biru langit. Aku mencoba bangkit dan well, yeah, sendiku rasanya seperti akan patah saja. Entah sudah berapa kali aku 'keluar'. Entah hal apa saja yang sudah mereka lakukan saat aku tak sadarkan diri.

Clark, sayang, maafkan tindakanku yang kelewat batas.
Kau terlalu menggairahkan.
Aku tak mampu menahan diri untuk tak menyentuhmu.

Ku sediakan cairan pemulih enerji. Minumlah.

Lex


Begitulah tulisan yang ada di kertas itu. Pandanganku beralih ke gelas yang ternyata berisi cairan pemulih di atas nakas. Haruskah aku meminumnya? Ah, mungkin memang aku harus meminumnya. Lex tak pernah berbohong padaku sejak dulu. Baiklah aku akan meminumnya. Cairan itu terasa manis, seperti rasa buah semangka, buah favoritku. Lex masih ingat kesukaanku? Entahlah.

Aku mengosongkan gelas itu dalam beberapa teguk. Dan sepertinya ini memang cairan pemulih. Tubuhku langsung terasa bugar dan ringan. Pegal yang tadi kurasakan di sekujur tubuhku telah lenyap entah kemana.

Tiba-tiba pintu terbuka. Masuklah si kekar dengan dua tas berwarna putih di tangannya. Pakaiannya seperti seorang staf rumah sakit. Aku langsung menutupi Clark Jr. dengan kedua tanganku. Dengan langkah perlahan dia mendekatiku, menghapus jarak di antara kami. Kini dia telah berdiri tepat di hadapanku.

"Mau apa kau ..." aku terhenti karena tak tau harus menyebut siapa.

"Jason. Panggil saya Jason, Tuan Kent. Saya hanya mengantarkan peralatan mandi dan pakaian untuk Anda." Ucapnya lugas sambil menyerahkan dua tas di tangannya. Aku menyambutnya dan langsung menggunakan tas itu untuk menutupi ketelanjanganku.

Jason berlalu dari hadapanku. Langkahnya membawanya ke salah satu sisi ruangan. Dengan sekali gerakan, Jason menarik sesuatu yang menempel di tembok yang ternyata adalah wallpaper. Wallpaper itu menutupi sebuah jendela kaca yang berukuran cukup besar. Jason beralih ke sisi yang lain melanjutkan pekerjaannya hingga akhirnya semua jendela yang berjumlah empat buah terbuka, membawa masuk angin segar pagi hari yang sejuk dan basah. Sepertinya hujan baru mengguyur tempat ini. Cahaya mentari mulai mengintip masuk, memberi warna kuning keemasan di beberapa bagian tembok.

Jason menarik wallpaper terakhir di sudur lain ruangan ini. Itu sebuah pintu. Ia membukanya dan menghilang di balik pintu itu. Tak lama, karena kemudian dia muncul kembali dan berjalan ke arahku lagi.

"Silakan membersihkan diri, Tuan. Kamar mandinya sudah siap." Aku hanya membalasnya dengan anggukkan.

"Ada hal lain yang Anda butuhkan, Tuan?" aku menggeleng, "Tidak ada ..." tepat setelah itu, perutku bersuara nyaring. Jason tersenyum simpul. Wajahku memanas. Pasti pipiku sudah semerah tomat saat ini. Dasar perut tak tau diri.

Persimpangan -Superman-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang