9 | Kelahiran

9.5K 327 99
                                    

Matahari bersinar cerah pagi ini, membuat ladang jagung di hadapanku terlihat seperti hamparan permadani emas. Sudah tiga minggu berlalu sejak kejadian pertempuran Bruce dan Lex. Dan aku bersyukur, baik Bruce dan Lex selamat. Beruntunglah saat itu Dick a.k.a. Nightwing cepat merespon panggilan dariku.

Aku memutuskan untuk membawa Bruce ke rumah orang tuaku di Smallville, sedangkan Lex dibawa entah kemana oleh anak buahnya. Bruce masih belum pulih benar. Sayangnya selama masa pemulihan ini, Bruce harus berada dalam kondisi koma. Karena luka yang dideritanya sangat serius, pemulihannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Masih sekitar satu bulan lagi. Sengatan listrik dari Lex cukup merusak otak dan organ dalamnya. Itulah alasanku membawa Bruce kesini, agar dia tak mengalami gangguan sedikitpun selama masa pemulihannya ini.

Selama tiga minggu ini, Bruce hanya terbaring tak sadarkan diri di kamarku. Untuk asupan makanan, semua telah dipersiapkan dengan baik oleh Dick dan Alfred. Mereka menciptakan makanan berbentuk pasta sehingga mudah untuk diberikan kepada Bruce.

Selama tiga minggu ini juga aku membantu Mom merawat ladang di sekeliling rumah kami. Dengan tetap memperhatikan kehamilanku tentunya. Masa kehamilanku sudah menginjak minggu ke-6. Itu artinya sekitar enam minggu lagi anak kami akan lahir. Aku sudah mengatakan kalau masa kehamilanku hanya tiga bulan, bukan?

*****

Aku baru saja melepas kepergian Olsen dan Perry. Tadi mereka berkunjung karena khawatir dengan keadaanku yang menghilang tanpa kabar selama beberapa minggu. Ya, aku baru mengabari Olsen minggu lalu perihal keberadaanku.

Lucu jika mengingat ekspresi terkejut Olsen dan Perry saat pertama kali tiba. Mereka tak menyangka jika aku bisa hamil. Tapi rasa terkejut mereka tak berlangsung lama karena beberapa saat setelahnya mereka terlihat sangat antusias dengan kehamilanku, terutama Olsen. Ia tak sabar ingin bertemu dengan keponakan barunya. Ada-ada saja.

Tak terasa waktu lima minggu pun berlalu. Sudah saatnya Bruce untuk disadarkan dari tidur panjangnya. Aku tak sabar ingin merasakan dekapan hangatnya lagi. Yaaah, meskipun selama beberapa minggu ini kami tidur seranjang, tapi tak ada hal lain yang terjadi selain tidur.

Dick menyuntikkan cairan penyadar ke lengan Bruce. Butuh waktu sekitar sepuluh menit sebelum akhirnya cairan itu bereaksi. Bruce mulai berhenti bergeming dan mengigau dengan suara yang kurang jelas. Setelah beberapa lama, akhirnya aku tau bahwa Bruce sedang menyebut-nyebut namaku. Aku berjalan mendekatinya dan duduk di tepi ranjang, tepat di sebelah kiri tubuh Bruce. Kugenggam tangannya dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku mengelus wajah Bruce.

Bruce membuka kedua matanya beberapa menit setelahnya. Sekali dua kali matanya mengerjap, mencoba membiasakan matanya dengan cahaya sekitar yang sudah dua bulan tak dirasakannya. Aku mengambil tangan kirinya dan mencium punggung tangannya.

"Welcome home, Bruce," ucapku sambil tersenyum lebar.

"Eeerrgh, di mana kita, Clark?" tanyanya. Aku menyahut, "Ehm, kita ada di rumah orang tuaku." Bruce membelalakkan matanya. "Rumah orang tuamu? Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri?" tanyanya lagi.

"Sekitar dua bulan, Bruce." Jawabku.

"Dua bulan?!" aku mengangguk. Bruce langsung berusaha untuk bangkit namun segera ku cegah. "Berbaringlah dulu, Bruce. Badanmu belum boleh banyak bergerak dulu." Bruce kembali berbaring, wajahnya terlihat gusar. "Bagaimana keadaan anak kita?" Aku tersenyum mendengarnya. Ku ambil sekali lagi tangannya, ku bawa ke perutku yang sudah membulat sangat besar. "Ini anak kita, Bruce. Mungkin minggu depan jagoan kita akan lahir."

"Benarkah?" tanyanya antusias. Aku mengangguk pasti. Senyum lepas tertoreh di bibirnya. Pandangan kami bertemu. Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Kuberikan kecupan-kecupan kecil di seluruh bagian wajahnya, dahi, mata, hidung dan pipi. Terakhir, ku landaskan bibirku ke atas bibirnya. Kukulum bibir bawah Bruce. Dia membalas dengan memberikan gigitat-gigitan ringan di bibir atasku. Belum semenit kami berpagutan, sebuah dehaman menginterupsi kegiatan kami.

Persimpangan -Superman-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang