Aku melihat pertandingan Winter Cup tahun lalu, di mana aku terkagum melihat permainan mereka. Terutama pada sebuah cahaya kilat biru itu....
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Pertandingan Winter Cup menjadi akhir semester genap tahun ini dan menjadi pertanda akan kenaikan kelas dan juga kelulusan. Air mata akan kelulusan dan harap cemas saat pertama kali masuk menjadi murid baru atau akan sekelas dengan siapa, apa akan sekelas dengan teman lama atau seluruhnya teman baru hingga menjadi canggung untuk bergaul pertama kali dalam kelas.
"Nechan*! Aku senang satu sekolah lagi sama nechan!" seru gadis itu.
(*nechan=onechan, panggilan untuk kakak perempuan)Mereka berdua tengah dalam perjalanan menuju sekolah.
"Haruhi, kamu ini! Nechan heran deh sama kamu, kenapa mau masuk ke Seirin? Sudah kubilang berkali-kali kalau di sana tak ada klub basket perempuan!" kesal kakaknya itu.
"Habis 'kan Haruhi sudah bilang mau satu sekolah sama nechan! Nechan tahu sendiri kalau aku selalu gugup di hari pertama? Jalan aja gak bisa, apalagi masuk sekolah, gerbangnya aja mengerikan!" kata Haruhi antusias, berbeda dengan ucapannya yang seolah ia seperti siswi pemalu.
"Haah, kamu ini!" desah kakaknya lemas.
Dan tak lama, mereka pun sampai di SMA Swasta Seirin. Saat di depan gerbang, sudah banyak yang menatap mereka berdua---lebih tepatnya ke arah kakaknya Haruhi karena ia adalah pemain tenis perempuan terbaik di Seirin---dan banyak yang menyapanya.
"Wa~h, nechan populer, ya," kagum Haruhi.
"Maa nee (begitulah)," kata Mika menutupi rasa malunya.
"Mika-ne!" kesal Haruhi karena kakaknya suka menutup-nutupi keadaannya apalagi kepopulerannya saat ini.
"Sudah sana cepat pergi! Nanti terlambat ke acara pembukaan murid baru!"
"Hai'! Mata atode ne, Mika-ne! (Iya, sampai ketemu lagi, Kak Mika)." Haruhi pun segera masuk dan meninggalkan Mika.
"Jaa! (daah)" Mika sendiri pergi ke ruang klubnya untuk menyiapkan promosi klubnya pada siswa baru.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Acara pembukaan pun selesai dan Haruhi mulai mencari klub mana yang akan ia ikuti di sekolah barunya itu. Apa ia akan mengikuti Mika ke klub tenis? Atau klub lain?
"Ah, sayang ya, di Seirin gak ada klub basket perempuan," sesal Haruhi. "Namun begitu..," ia memandang kedua tangannya dengan sedih, "aku tak bisa bermain lagi. Ah, aku memang pengecut!"
Haruhi kembali berjalan menelusuri sepanjang koridor kelas dan keluar halaman. Para senior dari berbagai klub sangat ramai dan berantusias membagikan selembaran penerimaan anggota baru kepada siswa baru seperti Haruhi.
Haruhi berpikir, mungkin ia akan mulai dari awal tapi tidak untuk basket. Ia tak ingin bermain basket lagi saat SMP dulu. Namun ia melihat anggota tim basket Seirin sedang membagikan lembaran pada siswa baru yang melewati mereka. Banyak yang mengambil lembaran itu, namun kenyataannya yang mendaftar hanya beberapa.
Mungkin karena hari pertama. Harus optimis! gumam Hyuuga, kapten basket Seirin itu dalam hati.
Dari jauh, Haruhi hanya mengamati para anggota tim basket itu. Tiga laki-laki. Yang berkacamata, mata sipit dan juga yang berambut biru. Mereka bertiga adalah tim inti basket Seirin yang ia lihat saat pertandingan Winter Cup yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurobas: After Winter Cup [END]
FanfictionIa tak dapat kembali melantunkan bola maupun mengikuti pertandingan. Gadis bernama Fukushima Haruhi itu trauma dengan masa lalunya yang pernah berjaya sebagai pemain basket perempuan. Kini gadis itu memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA Swasta...