Sebelumnya~mau kasih tahu fanfiction ini udah selesai, tapiiii~!! kalau aku dapat ide 'other story' atau 'side story' seperti kali ini akan aku publish~ ^w^ semoga kamu yang udah baca ff Kurobas ini tambah suka.
jadi... langsung aja yaa~
================================================================================
Di pagi hari Minggu nan cerah ini tak ada kegiatan di rumah, kegiatan klub basket sedang libur meski hanya untuk minggu ini. Fukushima Haruhi, sang manajer klub basket Seirin yang baru kelas satu itu tengah bersantai di ruang keluarga ditemani majalah olahraga kesukaannya. Apalagi pada bagian perlombaan basket SMA sederajat di Interhigh musim panas tahun ini, ada tulisan yang menyinggung tim basket sekolahnya. Itu membuat hatinya senang.
Ibunya sedang merawat bunga hias di sebelah rumah seperti biasa. Sedangkan kakaknya Mika...
Terdengar derap langkah dari tangga. Mika melewati ruang keluarga menuju taman sebelah rumah. Haruhi tercengang melihat pakaian kakaknya hari ini, terlihat ia akan pergi. Mika pun menemui ibu untuk pamit.
"Ibu, aku mau pergi ke luar sebentar."
Ibunya sudah tahu semalam kemana anaknya akan pergi, beliau mengangguk pada Mika. "Hati-hati di jalan ya, nak."
Mika mengangguk dan tersenyum. "Ittekimasu~!"
Haruhi langsung terbangun dari posisi tengkurap. "Kakak mau kemana?" tanyanya heran.
Mika terdiam sesaat, ia kegagapan menjawab. "Itu... aku mau pergi sebentar."
Haruhi menyidik. "Sama siapa?" Ia seakan mencium bau parfum yang amat wangi dari tubuh kakaknya.
Lagi-lagi Mika gugup menjawabnya. "Sama teman. Udah dulu, ya, kakak pergi dulu."
Mika pun melangkah keluar menuju pintu secepatnya. Ia takut Haruhi mencurigainya. Saat ia menggunakan sandal terbaiknya Haruhi sudah berdiri di belakangnya membuatnya terkejut setengah mati.
"Teman atau teman?" sidik Haruhi sembari menyindir.
"Astaga! Haruhi! Kamu itu udah kayak Kuroko saja!" ungkap Mika kesal sambil mengelus dadanya.
"Ish, si kakak mentang-mentang aku copycat dikira aku udah niru Kuroko-senpai," gerutu Haruhi.
"Udah ya, kakak pergi dulu. Jya!" Mika pun melangkah keluar.
Haruhi melambaikan tangan dengan lemas. "Itterashai~maseee~"
Pintu pun tertutup. Haruhi mengelus dagu dengan perasaan curiga. Lalu entah dari mana kacamata hitam didapatnya lalu dipasangnya bersikap layaknya seorang detektif.
"Harus kuselidiki," gumamnya.
"Haru-chan masih lengket ya sama onechan?" ungkap ibu yang keluar dari ruang keluarga.
Haruhi tersentak tak menyadari kehadiran ibunya.
"Sejak kapan ibu menguasai aura misdirection??" kagetnya.
Ibunya tak mengerti apa yang diucapkan anaknya barusan, ia menghiraukan hal tersebut dan melanjutkan langkah ke dapur.
Haruhi berpikir sejenak. Ia mengingat kembali pakaian Mika hari ini. Baju terusan hingga lutut berwarna merah dengan renda putih, tas sandang kecil yang dihias gantungan boneka beruang, rambut digerai—padahal biasanya ia ikat kebelakang—dihias bando motif bunga kecil, dan terakhir sandal bertumit.
"Sejak kapan kakak gue jadi feminim??!" kaget Haruhi. "Kalau gak salah nechan pakai gelang yang kita beli dua tahun lalu, pakai anting hadiah dari ibu tahun lalu, pakai sandal... eh? Kenapa aku baru sadar dia pakai sandalku! Jangan-jangan... nechan... nechan... kencan??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurobas: After Winter Cup [END]
FanfictionIa tak dapat kembali melantunkan bola maupun mengikuti pertandingan. Gadis bernama Fukushima Haruhi itu trauma dengan masa lalunya yang pernah berjaya sebagai pemain basket perempuan. Kini gadis itu memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA Swasta...