Chapter 9: Menjenguk

1K 79 0
                                    

"Osh! Konnichiwa!"

Sapa para ichinen masuk ke lapangan basket. Di sana telah menanti para senpai dan juga sang pelatih, Aida Riko. Setelah pertandingan street basketball kemarin, mereka diberi libur sehari berlatih dan kini mereka kembali ke lapangan, tak sabar akan berlatih bersama para senpai.

"Haruhi mana?" tanya Riko.

Para ichinen melihat ke arah Tora, karena ia yang sekelas dengan Haruhi. "Ano... dia udah dari kemarin gak masuk kelas. Katanya, sih, sakit," jawab Tora.

"Apa?? Sakit?!!" kesal Riko karena ia tak diberi tahu apa pun tentang manejernya itu. "Kenapa kau tak bilang padaku??" tambah Riko memasang wajah marahnya yang seperti gunung akan meledak pada Tora.

"A...aku pun baru tahunya tadi pagi," jawab Tora takut –takut dimakan oleh Riko.

"Ck! De, kenapa kamu baru tahunya tadi pagi sedangkan Haruhi sudah dari kemarin sakitnya?" tanya Riko melepaskan kerah baju Tora. "Huh, salah Haruhi, kenapa ia tak memberiku pesan sama sekali? Biasanya kalau ada apa-apa ia bakal kasih pesan," Riko bertanya sendiri pada dirinya.

"Kemarin aku juga absen, Aida-san," sesal Tora, "pergelangan kakiku masih sakit, tapi sekarang sudah membaik."

"Gak ada yang nanya soal keadaanmu, Kazegawa-kun!" jawab Riko kesal.

"Eh?"

Shiii~ng

Suasana berubah menjadi diam.

Aida-san, kowe!, kata para ichinen dalam hati. Tora pun langsung shok dan mengambil pose tersudutnya di dinding terdekat.

"Sudahlah, Riko, jangan terlalu kasar dengan ichinen-tachi," saran Hyuuga, "De, apa ada yang tahu gimana sekarang keadaan manajer?" tanya Hyuuga pada mereka. Para ichinen hanya menggeleng.

"Kami tak sekelas dengannya," jawab Suzuru.

"Hanya Kazegawa yang sekelas dengan Fukushima. Alamat mail-nya pun tak ada," tambah Tokigawa.

"Eh, bukannya kemarin ini dia pernah mengirim mail send all, gitu? Rasanya, aku menyimpan alamat mail-nya," kata Kiba mengecek handphone-nya. "Ah, ada!"

"Adapun. . ."

"Sudah, biar aku saja yang menelponnya!" potong Riko. Ia mencoba menghubungi Haruhi.

Dia punya nomor teleponnya?? Kenapa gak bilang dari tadi??!! jerit para ichinen dan Hyuuga dalam hati.

"Cih! Kenapa gak aktif, sih?" kesal Riko. "Lalu gimana dengan rekaman video pertandingan kalian? Cuman minggu ini aku punya waktu luang untuk menontonnya." Riko memegang kepalanya sambil menggeleng kesal.

"Ah, kalau soal rekaman video, ada sama aku," kata Tora tiba-tiba. Ia mengambil microSD dalam tasnya.

"KENAPA GAK BILANG DARI TADI, BOCAH??!" kemarahan Riko kembali meledak saat melihat microSD itu ada sama Tora.

"Ampun!!" >/\<

Riko mengambil microSD itu. Menepuk pundak Tora yang awalnya anak itu ketakutan setengah mati akan aura Riko yang menakutkan. "Kerja bagus!"

"Lho, kok microSD itu ada sama kamu?" heran Tokigawa.

"Saat jam istirahat, kakaknya Fukushima datang ke kelasku dan memberikan microSD itu padaku," jelas Tora.

"Aa, sou."

Tak berapa lama, Kagami-tachi masuk ke lapangan. Riko melihat sepertinya seluruh anggotanya telah lengkap dan merencanakan sesuatu.

"Minna, hari ini kita latihan sebentar saja. Aku ingin kita menjenguk Haruhi setelah latihan," perintah Riko.

"Memangnya manajer kenapa?" tanya Kuroko heran.

Kurobas: After Winter Cup [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang