Chapter 7: Death Training

981 86 6
                                    

Hari minggu yang dijanjikan. . . . . . .

Bukan acara pesta ulang tahun atau pun kencan yang dijanjikan, melainkan latihan yang direncanakan oleh dua gadis pada dua puluh laki-laki di lapangan luar sekolah Seirin. Dan kedua puluh laki-laki tersebut pasrah akan takdir mereka di tangan kedua gadis tersebut.

"Kapan barang-barang itu sampai, Haruhi-chan?" tanya Riko tak sabar.

"Yuko-chan bilang sebentar lagi ia tiba di sini," jawab Haruhi setelah menelpon sahabatnya.

Riko membunyikan peluitnya, para anggota klub basket tersebut berhenti dari pemanasan mereka masing-masing. "De, minna, sampai barangnya sampai, kalian keliling sekolah dua kali!" perintah Riko tiba-tiba.

"Hee??" keluh mereka.

"Hee tte janai!" kesal Riko.

"Barang apa?" tanya Hyuuga heran.

"Ih, senpai kepo, deh!" canda Haruhi. "Jya, siapa yang menang dapat hadiah! Gimana?" kata Haruhi memacu semangat para pemainnya. Mendengar hal itu tentu saja mereka bersemangat dan ingin mendapat hadiah. Selama berlatih dengan Riko, mereka tak pernah mendapat hadiah apapun kecuali masakan Riko yang dapat membunuh mereka perlahan, dan itu menyakitkan! Bisa balik ke kamar kecil berkali-kali, bahkan pingsan di tempat!

"Karena barang yang akan tiba itu hadiah buat kalian semua dariku~" tambah Haruhi sedikit manja. "Ah, khusus untuk Kazegawa-kun, kamu tinggal!" tambah Haruhi.

Riko kembali membunyikan peluit dan mereka malah menjadi lomba lari, mengelilingi sekolah dua kali. Lalu Tora mendapat latihan khusus, menambah tinggi tubuhnya selama yang lain lari dengan skipping di tempat.

Pas dua kali keliling selesai, dengan Kagami, Hyuuga dan Shinji yang tiba lebih dulu dari yang lain, seorang tukang paket masuk ke lapangan sekolah dengan motor yang membawa beberapa kardus di belakangnya. Setelah menyelesaikan lari, mereka langsung duduk, kelelahan. Saat Kagami tiba, Tora langsung berhenti skipping dan ia merasa akan pingsan dan tiduran di atas tanah.

"Sasuge Kuroko-senpai, paling belakang. Ah, Yuko-chan!"

Haruhi mendekati Yuko yang membawa barang-barang yang dipesan Haruhi. Haruhi langsung membantu menurunkan kardus-kardus tersebut. Setelah itu, ia memperkenalkan Yuko pada Riko, sang pelatih.

"Kamu dapat sim dari mana?" tanya Haruhi bingung.

"Pinjam punya aniki. Lagi pula aku gak lewat jalan raya, hehehe..."

"Dasar!"

"Oh, iya," Yuko teringat suatu hal. "Aku lihat ada orang mencurigakan di depan gerbang. Kulihat, ia melihat ke arah sini, lho! Kupikir dia stalker atau apa gitu?"

"Eh, masa', sih?" heran Haruhi. Ia melihat ke arah gerbang sekolah. Yah, tampak warna kuning nimbul-nimbul. Ia curiga. "Riko-ne, apa sekolah lain pernah ngirim mata-mata untuk lihat latihan tim kita?" tanyanya pada Riko curiga.

"Saa? Mungkin saja," pikir Riko.

Haruhi memberanikan diri keluar melihat orang itu.

"Hei, Haruhi-chan!" Yuko mencoba mencegah Haruhi, takut orang itu berbahaya. Para anggota tak bereaksi karena mereka sangat kelelahan dan lebih memilih meregangkan otot-otot mereka.

"Anta?!" kaget Haruhi melihat orang itu.

"He..hehehe..? Yo!" sapanya akrab.

Setiba di gerbang, Haruhi berkecak pinggang di depan 'stalker' itu –setelah tahu siapa orang itu, dan langsung menariknya masuk ke dalam. "Ch...chotto, Haruhicchi!"

Kurobas: After Winter Cup [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang