H-1 sebelum pertandingan street basketball diadakan, anak kelas satu anggota basket Seirin masih berlatih dengan giat dilatih oleh Haruhi sendiri. Ia memberi arahan, strategi latihan dan pelatihan lainnya. Walau teman-temannya masih belum percaya Haruhi akan bermain, tapi mereka mengakui Haruhi sebagai pelatih yang baik, bahkan bisa menggantikan Riko jika senpai-nya itu lulus. Namun karena ia tak pernah berlatih bersama mereka hal itu membuat mereka cemas karena Haruhi tak pernah memperlihatkan cara bermainnya.
"Tenang saja, aku bisa beradaptasi dengan gaya permainan kalian semua."
Itulah jawaban Haruhi pada teman-temannya.
Hari pun telah sore. Mereka berkemas untuk pulang dan istirahat yang cukup agar pertandingan besok tak ada yang sakit maupun cidera.
"Kazegawa-kun." Haruhi memanggil Tora sebelum anak itu meninggalkan lapangan. "Bisa bicara sebentar?"
Setelah semuanya pada pulang tinggal mereka berdua di lapangan, Haruhi mengambil bola basket dan men-dribble-nya.
"Mau ngomong apa?" heran Tora.
"Kurasa, cuman kamu yang bisa menerima operan ini," jawab Haruhi datar.
"Maksudmu?"
Haruhi men-dribble bolanya lebih cepat, memasang kuda-kuda dan membuat sebuah operan cepat ke arah Tora hingga membuat temannya itu kaget setengah mati, namun ia berhasil menangkap operan Haruhi. Tak lebih dari tiga detik, tangannya tak dapat memegang bola, ia melihat kedua tangannya lecet tak seperti biasa. Apa ini akibat menahan operan bola dari Fukushima? Operan apa ini?
"Fukushi–– "
"Kazegawa-kun, kumohon jangan kasih tahu siapapun sampai aku mengeluarkan operan itu. Bisa dimengerti?" tanya Haruhi dengan senyumannya.
"Kenapa?"
"Kumohon, ya!"
Esok saat pertandingan diadakan.
"Yosh, sudah mendaftar, tinggal menunggu giliran," kata Haruhi ceria setelah mengisi form pendaftaran untuk dua tim. Yang lain hanya melongo saat panitia yang mengambil form dari Haruhi tak curiga kalau anak itu juga ikut bermain.
"Apa gak masalah nantinya?" bisik Tokigawa pada Tora.
Tora mengangkat kedua tangannya, "Saa, aku udah nyerah ngomong sama dia."
"Kalian jadian, ya?" kata Suzuru tiba-tiba.
"Gak lah!"
"Soalnya kemarin kalian tinggal berdua aja. Yakin dia gak nembak kamu?" tambah Suzuru menghangatkan situasi.
"Nembak bola sih, iya," jawab Tora menggaruk kepalanya.
"Nembak bola?" kaget yang lain, tapi mereka masih bicara pelan hingga Haruhi yang berjalan di depan tak mendengarkan pembicaraan mereka.
"Jangan bilang, dia main basket di depan kamu?" terka Tokigawa tak percaya. "Padahal selama ini ia tak pernah mau latihan bersama."
"Nanti juga kalian bakal tahu jawabannya kenapa dia gak mau latihan sama kita," jawab Tora. Mereka melihat ke arah Haruhi yang antusias melihat sekelilingnya. Tak lama, handphone-nya berdering dan ia bicara dengan seseorang. Melihat kiri-kanan lalu melambaikan tangannya pada seorang gadis. Gadis itu menghampirinya.
"Yuko-chan!"
Yuko mendekati Haruhi dengan memperlihatkan camera digital-nya untuk merekam pertandingan mereka –dan itu juga ide dari Haruhi.
"Loh, kok..." kaget Tora menunjuk Yuko.
"Aku yang menyuruhnya untuk merekam pertandingan kita. Jadi... dia datang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurobas: After Winter Cup [END]
FanfictionIa tak dapat kembali melantunkan bola maupun mengikuti pertandingan. Gadis bernama Fukushima Haruhi itu trauma dengan masa lalunya yang pernah berjaya sebagai pemain basket perempuan. Kini gadis itu memutuskan untuk melanjutkan sekolah di SMA Swasta...