Chapter 1

50.2K 1.9K 29
                                    


"Prilly, Ingat! Jangan gunain feeling disetiap persahabatan,apalagi bersahabat dengan lawan jenis! Understand?" ingat mama Prilly saat Prilly hendak keluar dari mobil.

"Emm.. Iya mam, muachh" Prilly mengecup singkat pipi mamanya lalu segera keluar mobil.

Tak lama kemudian mobil mamanya melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan sekolah Prilly.

Prilly pun segera memasuki gerbang yang masih terbuka lebar, sunyi senyap. Sepertinya ia kecepatan datang pagi ini.

"Masih sepi, gue ke taman aja kali ya" batin Prilly lalu segera berbelok arah menuju taman belakang sekolah,tak jauh dari pintu gerbang sekolah.

****
Prilly menyenderkan kepalanya pada kepala bangku taman, merasakan indahnya udara segar di pagi hari, sangat menyejukkan..

Namun tiba-tiba ia merasakan getaran dari saku roknya.

"Ahh ganggu amat" gerutunya sembari bangkit dan langsung merogoh-rogoh saku roknya.

Marsya....
Calling you

"Marsya? Kenapa dia?" dengan cepat Prilly mengangkat telfon dari Marsya.

"Ilyyy.. Tolonginn guee hiks hiks" Prilly yang mendengarnya tersentak kaget.

"Eh lo nangis Sya? Lo dimana sekarang??" tanya Prilly via telfon, nafas Prilly saat ini tersenggal-senggal.

"............ Tolonginn guee Lyyy"

"Oke-oke,gue kesanaa"

Prilly memutuskan sambungan telfonnya lalu segera menyandang tasnya. Sesaat kemudian ia beranjak pergi dari taman.

*****

"Pakpakkk!!" teriak Prilly panik sambil menepuk beberapa kali pundak satpam sekolahnya yang tengah tertidur di pos.

"Pakkkk.. Bangunnnnn!! Ituu Bu Lelyy udah datangg!!"

"Eh iya dek. Mana bu Lely nya?" pak Ris, satpam disekolah Prilly tersentak bangun dengan nafas terengah-engah, menoleh ke kanan kiri namun tak ada batang hidung bu Lely.

Bu Lely, guru matematika yang menggantikan "pak Giral",guru matematika mereka yang mengambil cuti beberapa hari.
Parasnya yang menawan dan sikap ramahnya membuat tak sedikit siswa yang menyukainya.

"Hihii.. Sorry pak, bu Lely nya belum datang" ucap Prilly cengengesan dengan jari membentuk tanda piece.

"Oalah Prill, buat bapak kaget aja. Yaudah bapak tidur lagi ya"

"Eitssss gakk, bapak harus nolongin Prilly sekarang! Ayok!" tukas Prilly menarik tangan pak Ris, lalu berjalan cepat menuju tempat yang dimaksud.

****

"Ayok pak cepetann!! Ini menyangkut nyawa orang!" teriak Ily menyuruh pak Ris agar mempercepat langkahnya.

"Iya. Kita mau kemana ini dek Ly?" tanya pak Ris saat langkahnya telah sejajar dengan Ily, pak Ris juga tak tahu kemana Ily akan mengajaknya.

"Udah bapak ikut aja!"

Keduanya pun mempercepat langkahnya menuju kesuatu tempat.

****

Prilly berhenti didepan perpustakaan sekolahnya yang masih terkunci.

"Nah cepetann pakk..! Bapak punya kunci perpusnya kan?" ucap Prilly dgn nafas tersenggal-senggal, khawatir+panik saat ini menyapanya.

Namun tiba-tiba pak Ris berlalu pergi meninggalkan Prilly,Prilly yang melihatnya langsung mengejar pak Ris sambil berteriak.

"Pakkkk!" Saat Prilly ingin mengejar pak Ris, tiba-tiba saja mulutnya dibekap dari belakang. Prilly berusaha melepaskan bekapan itu dari mulutnya, namun sial, Prilly berhasil dibawa pergi oleh orang itu.

Prilly terus menggeliatkan tubuhnya sambil terus berusaha melepaskan bekapan tangan orang yang sengaja ingin membawanya pergi.

Perlahan bekapan tangan itu melonggar dan akhirnya terlepas dari mulut Prilly. Dengan cepat Prilly menoleh kebelakang, bersiap untuk menerkam orang yang berani membekapnya.

"Eitttsss.. Inii gue, Marsya" tunjuk Marsya pada dirinya sendiri.

"Ihh lo Sya? Lo bukannya terkurung di perpus ya? Lo bohongin gue?" Prilly tersentak kaget saat melihat Marsya lah yang ada dibelakangny.

"Hihiii.. Sorry" cengenges Marsya menampakkan deretan gigi rapihnya, jari tangannya terulur membentuk tanda peace.

"Ihhh lo tau gak? Gue khawatir bangett sama loo, yaampunn!" omel Prilly menyela keringat yang telah bercucuran di sekitar wajahnya.

"Iya maafin gue lah Prill.. Gue cuma ngetest lo doang, lo peduli gak sama gue"

"Becandaan lo gak lucu" Prilly segera berlalu meninggalkan Marsha, jujur Ily sangat kecewa pada sahabatnya.

"Eh Prilll.. Woii" teriak Marsya namun Ily tetap berjalan meninggalkannya.

Marsya menghela nafas sejenak lalu segera berlari kecil mengejar Prilly.

*****

"Prill, gue minta maaf kalii" ucap Marsha menghampiri Prilly yang tampak fokus pada pulpen dan buku dihadapannya.

"Prillyyyy!! Gue minta maafff"

"Emm,tapi ada syaratnya" jawab Prilly akhirnya, Marsha tampak tersenyum lebar.

"Oke-oke serah lo deh Pril, apa syaratnya?"

Prilly menghentikan aktivitasnya sejenak,lalu mendonggakkan kepalanya.

"Lo gak usah senyum2 gitu kalii" ucap Prilly yang tampak berusaha menahan tawa,

"Ehemm.. Lo udah siap tugas fisika blom?"

"Yaampun Prilll.. Lo lucu ya Prill? Marsya tertawa kecil, ternyata Prilly mencoba membalasnya.

Marsya tersenyum miring.

"Ih seriusann.." rengek Prilly

"Gak ahh, biarin aja lo marah sama gue, gue yakin lo gak bakal tahan ngambekan sama gue"

"Marsyaaaaa... Ihh lo gak mau gue maafin lo? Udh ahh, gue maless sama lo!"

"Aduhh iyaa-iyaa bentarr, suara lo buat gendang telinga gue pecah tau gak? Untung aja murid yang lain belum pada datang."

Marsya segera meraih tasnya,Prilly hanya memandanginya dengan wajah datar.

"Nih." Marsya menyerahkan buku tugas Fisikanya, namun saat Ily hendak mengambilnya, Marsya malah menjauhkannya.

"Ingat! Gak pake lama"

"Iya bawell" ucap Prilly akhirnya.

"Nihh.. gue kantin dulu ya Pril, baek-baek lo dikelas sendiriann"

Prilly yang telah fokus pada tugas salinannya hanya berdehem, tanda mengiyakan.

"Yaudah byeee". " Iyaa bawell" tukas Prilly sedikit jengkel tanpa memandang Marsya.

*****

Love You Annoying!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang