"E..e.. Lo kannn.. udah pernah ngasih tau gue Prill, lo masaan lupa sih?"
Prilly mengerutkan keningnya, otaknya berputar-putar berusaha mendapatkan ingatan mengenai hal itu, namun nihil.
Mungkin saja ia lupa.
Tak mungkin Marsya, sahabatnya berniat buruk padanya. Prilly sangat mengenal sahabatnya, dan Prilly yakin Marsya adalah sahabat sejatinya.
"Mungkin"Marsya tersenyum samar, ternyata sahabatnya ini sangat lugu. Itu berarti mudah buat diri Marsya melakukan semua rencana yang telah ia persiapkan.
" Tu kan? Lo sih Pril, pelupa. Yaudah gue ke toilet dulu yaa Prill, Ren" pamitnya yang langsung diangguki Prilly, dan senyum paksa dari Rendy.
Prilly menatap nanar tubuh Marsya yang menghilang di belokan kelas, pandangan Prilly beralih pada Rendy yang terlihat tengah melamun.
"Gue tau kalau lo gak ada rasa buat Marsya, tapi seiring berjalannya waktu, gue yakin lo pasti bisa. Memang susah sih ngerelain seseorang yang pernah singgah di hati kita, tapi tanpa kita sadari ada seseorang yang selalu peduli dan memperhatikan kita. Dan Marsya, dia cinta banget sama lo Ren. Gue yakin lo bisaa!" ucap Prilly seolah-olah tau apa yang ada dipikiran sahabat lelakinya itu.
Rendy, ia hanya manggut-manggut, membenarkan ucapan Prilly, namun itu sulit, sangat sulit.
"Kok panas yaa? Padahal harinya mendung" celetuk Prilly sambil mengipaskan dirinya dengan satu tangannya.
"Gue keluar dulu ya Ren, baek baek lo dikelas sendiriann"
Prilly menepuk pundak Rendy lalu bangkit dari duduknya setelah mendapat anggukan kecil dari Rendy.____
Marsya menyipitkan matanya menatap dua sosok yang sangat dikenalinya tengah berduaan di taman belakang, ia menyeringai sinis. Akhirnya objek yang ia cari ada di depan matanya.
Marsya celingak celinguk kanan kiri, hanya ada beberapa siswa yang berlalu lalang di sekitarnya. Dari kejauhan, matanya menangkap bayangan seorang siswi yang tak asing lagi baginya.Dengan langkah cepat, Marsya menyelundup perlahan mendekati pohon besar yang menjadi tempat persembunyian sekaligus tempat ia menjalankan rencananya.
"Sebenarnya lo mau ngomong apaan?" tanya Ali membuka suara, namun gadis dihadapannya masih setia dengan diamnya."E..e lo kenal sama Arif?" tanyanya ragu, ia menggigit bibir bawahnya, matanya terpejam sesaat, takut jika ucapannya mengundang masalah bagi dirinya.
"Arif Natariel maksud lo?" terka Ali yang langsung dibalas anggukan dari Gritte, gadis ini terlihat salah tingkah.Seketika terdengar tawa kecil dari mulutnya, nih cewek ternyata demen sama si Arif!
"Kenal, kenapa? Lo suka sama dia?"
DAMN!Gritte membulatkan matanya, jantungnya berdegub seolah dihantam ombak besar.
"E..e gatau" ucapnya gugup.
Marsya, tanpa sengaja matanya beradu pandang dengan seekor ulat bulu yang entah sejak kapan merayap dibatang pohon besar didekatnya.Bayangan Prilly hampir terlihat dari posisinya sekarang, dengan keberanian yang ia punya, Marsya menyentuh ulat bulu itu dan langsung melemparkannya hingga tepat terjatuh di bahu Gritte.
Marsya tergelak sendiri, ternyata ulat bulu tak segeli yang ia kira."Lo ..." balas Ali menggantung, matanya tak sengaja melihat seekor binatang kecil hinggap di bahu Gritte.
Gadis ini menautkan kedua alisnya heran, ia mengikuti arah pandang ali yang sepertinya mengarah pada bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Annoying!
Fanfiction(Tersedia di BukuLoe) Annoying kamu itu beda. Yaitu membuat hati ini merasakan segala rasa saat bersamamu. Sedih, senang, bahagia, terharu, semuanya bercampur jadi satu. -Prilly- Jalanan tak selamanya mulus. Kita harus melewati berbagai macam hamb...