"Udah lah Prill. Lagian Ali udah dibawa ke RS kok." ucap Marsya berusaha menenangkan Prilly yang terduduk dibangku taman.
"Lo lebay Prill, cowok begituan lo tangisin! Begok lo!" balas Rendy yang membuat Marsya menatap tajam kearah Rendy, Rendy hanya membalasnya dgn wajah datar.
Prilly hanya memilih menundukkan kepalanya, tak ada yang mengerti perasaannya saat ini, bahkan Prilly pun tak mengerti dengan perasaannya.
"Eh Prill, lo tadi ngecium bauk rokok gak disekitar Ali ?"
Prilly memandang sekilas pada Marsya tanpa berniat menjawab pertanyaan itu.
Marsya memaklumi sikap Prilly saat ini, yang ia tau hati Prilly sedang bersedih saat ini.
"Gue nyesel Prill. Seharusnya lo udh jadi milik gue sekarang." batin Rendy mengingat-ngingat peristiwa beberapa bulan lalu.
Flashback on
"Cieee Randy perhatian amat sama Prilly,, tembak aja kalii.. Payah lo Ren" sungut Jessica, sahabat Prilly yang saat itu masih di Indonesia, sebelum akhirnya Jessica pindah dan menetap di Singapura.
Marsya yang mendengar sekaligus melihat perhatian Rendy pada Prilly hnya memilih diam, dadanya terasa sakit dengan pemandangan ini.
"Apaan sih lo Jes, gue sama Prilly itu cuma BestFriend. Gak lebih, ya kan Prill?" Rendy menyenggol pelan bahu Prilly, Prilly terdiam sejenak, kenapa Rendy tak kunjung peka?
"Emm.."
"Tu lo lit Ren, Prilly aja gak terima kalau lo bilangnya dia cuma bestfriend"
"Ihh apaan sih Jes, yaiya gue sama Rendy cuma bestfriend" ujar Prilly membohongi perasaannya, Prilly sadar jika perasaan ini salah, dan harus segera dihilangkan.
Marsya tersenyum kecil, Jessica yang melihatnya langsung buka mulut.
"Sya, Lo napa senyum2 gitu?"
Marsya tampak terkejut dengan perkataan Jessica.
"Gak Jes, ya gue seneng aja kalau mereka.. ituu bestfriend sama gue juga". Marsya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Apaan lo gak nyambung!" Jessica menoyor pelan kepala Marsya.
Marsya yang tak terima langsung membalas toyoran itu pada Jessica.
"Uda-udah! Lo berdua gilak berantem mulu tau gak!" lerai Prilly yang membuat keduanya menghentikan aksi toyor-toyoran kepala.
Prilly tersenyum kecil memandangi ketiga sahabatnya,
"Gue ngarap banget lo lebih dari bestfriend buat gue Ren, tapi kayaknya lo sukanya sama Jessica" batin Prilly memandang Rendy yang tengah bertatapan dengan Jessica, secarik snyuman mewarnai keduanya.
Flashback off
Rendy merasakan getaran dari saku celananya.
"Eh, anak-anak disuruh balik nih sama pak Fery. Pak Fery udah minta izin sama kepsek." ungkap Rendy setelah membaca 1 messege dari pak Fery.
"Ohya, yaudah Prill yok, gue bantuin lo jalan"
Prilly mengangguk pelan. Mereka bertiga pun segera berlalu pergi.
"Lo langsung pulang apa gimana Prill?" tanya Marsya sambil terus menenangkan Prilly.
"Gue kerumah lo aja Sya"
"Oh yaudah, eitsss lo mau kmana Ren?" tanya Marsya saat Rendy berbelok arah saat keluar gerbang.
"Gue ada urusan bentar, lo pada hati-hati ya, jagain Prilly noh Sya" pesan Rendy, Marsya mengangguk pasti.
"Tanpa lo suruh gue juga bakal ngejagain sahabat gue kali" toyor Marsya tepat dikepala Rendy.
****
"Eh Prill, lo makin tua aja ya" ledek Marsya yang tengah melihat kalender di apartemennya.
"Maksud lo Sya?" tanya Prilly setelah meneguk segelas teh hangat miliknya.
"Lusa lo ultah kan?"
Prilly terdiam sejenak.
"Lusa? Ini tanggal berapa?"
"Prill..Prill, Ali ngaruh banget ya sama ingatan lo"
"Ih kok jadi ke Ali sih, gue serius nihh"
Marsya menghampiri Prilly lalu duduk disebelah Prilly.
"Ini tanggal 13 Prilly, lusa lo ultah"
"Oiyanyaa, gue lupa" cengengesan Prilly membuat Marsya menggeleng pelan.
"Eh Prill, gue mau nanya sesuatu deh sama lo" ujar Marsya serius.
"Nanya apaan?"
"Lo suka ya sama Ali?"
Prilly terdiam sejenak mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Annoying!
Fanfiction(Tersedia di BukuLoe) Annoying kamu itu beda. Yaitu membuat hati ini merasakan segala rasa saat bersamamu. Sedih, senang, bahagia, terharu, semuanya bercampur jadi satu. -Prilly- Jalanan tak selamanya mulus. Kita harus melewati berbagai macam hamb...