Author's POV
_____"Apakah selama ini kamu melakukan pengobatan di luar negeri?" tanya dokter Ahyas menatap Ali dengan pandangan sulit diartikan. Yang ditatap malah menjukkan wajah bingung.
"Maksud dokter?"
"Jujur, saya juga bingung dengan semuanya. Hasil scen menunjukkan bahwa darah kamu normal, sehat." Dokter Ahyas tersenyum haru menatap Ali dengan mata berbinar.
Ali melongo, matanya berkaca-kaca. Ia masih tak percaya dengan semua ini.
Apakah ini mimpi? Ali menepuk-nepuk kedua pipinya, terasa sakit. Oh tuhan, Ali tidak bermimpii..
"Selamat Ali, bersyukurlah kepada Tuhan. Sungguh ini adalah hal yang sangat jarang terjadi, bahkan tak pernah terjadi selama saya menjadi dokter disini."
Tak terasa butiran bening jatuh menetes membasahi pipinya, Ali tersenyum haru, tubuhnya bergetar.
Lihat? bahkan tubuhnya sendiri terkejut dengan semua ini.Ali bangkit dari duduknya dan memeluk erat dokter dihadapannya, ia menangis haru. Tak percaya dengan apa yang terjadi, bagaimana bisa penyakitnya menghilang bagaikan ditelan bumi?
Tangis Ali pecah begitu saja, begitupun dengan Dokter Ahyas yang menitikkan air mata dan tersenyum bahagia. Dokter Ahyas mengusap punggung Ali dengan sayang, ia dapat membayangkan bagaimana sikap Ali dulu yang memberontak hebat dengan kenyataan yang ada. Dan sekarang?
Ali melepaskan pelukan itu dan mengusap air mata yang sedari tadi menetes bahagia di pipinya. Sumpah demi apapun, Ali tak bisa berkata apa-apa, mulutnya seakan dibekap. Yang keluar hanyalah senyum bahagia dan tangis haru.
"Bagaimana bisa dok?" tanya Ali tak percaya, ini diluar akal pikiran manusia.
"Tak ada yang tak mungkin di dunia ini Ali, all is possible. Kamu hanya cukup mempercainya, agar Tuhan yakin jika kamu benar-benar membutuhkan pertolongannya. Dan.. Cinta"
"Cinta?"
"Iya cinta. Kamu tau? Mencintai dan dicintai dapat membuat luka di tubuh kita lebih cepat sembuh, karena hormon oksitosin di dalam darah bekerja dengan cepat." jelas dokter Ahyas menepuk pelan pundak Ali.
Ali tersenyum dan sedikit menganggukkan kepalanya, meskipun ia tak yakin dengan penyebab cinta yang dibicarakan dokternya.
Namun dia tau, Prilly lah penguat dirinya.
"Terima kasih dok"
Keduanya berjabat tangan.
"Saya permisi" pamit Ali yang langsung diangguki dokter Ahyas.
Ali membuka knop pintu sedangkan dokter Ahyas hanya menatap kosong pintu yang telah dilalui Ali. Ia tersenyum samar.
____
Prilly menerobos hujan disertai petir yang menyambar-nyambar seolah menuntutnya untuk menghentikan langkah kecil dari kaki mungilnya.
Teriakan Jessica tak digubrisnya sedikitpun.
Kini, sekujur tubuhnya telah basah, bibir Prilly membiru menahan dingin yang menusuk tubuhnya. Ia berjalan tanpa arah tujuan, merenungi setiap detik kenyamanan yang Ali berikan untuknya.
Dorrrrr!
"AAAAAA" teriaknya hiteris menutupi kedua telinganya.
Gadis ini telah berjalan cukup jauh, tak tentu arah, bahkan ia tak tau dimana ia sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Annoying!
Fanfiction(Tersedia di BukuLoe) Annoying kamu itu beda. Yaitu membuat hati ini merasakan segala rasa saat bersamamu. Sedih, senang, bahagia, terharu, semuanya bercampur jadi satu. -Prilly- Jalanan tak selamanya mulus. Kita harus melewati berbagai macam hamb...