Bagian 2

60 0 0
                                    


Flo menyeret kedua koper besarnya ketika mendengar pengumuman bahwa pesawat yang akan memberangkatkannya ke London akan segera lepas landas. Ya, hari liburnya ke London sudah tiba. Hari libur yang mungkin tidak akan memberikan efek apapun pada dirinya seperti ketenangan, kebebasan atau semacamnya. Ia masih berharap bahwa Josh akan merubah pikirannya untuk tidak pergi ke London. Kini Ia menatap laki-laki itu berjalan di depannya, terlihat santai seperti tidak memperdulikan Flo yang nampak sedikit kesusahan dengan dua koper besar di tangannya.

" oh, tunggu sebentar," seru Flo ketika mereka tepat berada pada pintu masuk pesawat dan seorang pramugari tinggi tengah menunggu mereka untuk memberikan tiket.

" ada apa?" tanya Josh menoleh ke belakang.

" ada telepon masuk, sebentar," Flo sedikit menggeret kopernya ke samping agar tidak menghalangi jalan penumpang lain. Josh melakukan hal yang sama, menunggu Flo.

" ya, Max ada apa?" tanya Flo.

" apa kau terlalu senang meninggalkanku untuk pergi ke London sampai kau tidak pamit lagi kepadaku?" Flo sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga ketika suara cempreng Max terdengar, dan ia tidak mau terjadi sesuatu pada telinganya itu.

" Bagaimana aku mau pamit padamu jika kau masih menikmati mimpi indahmu itu -dan oh aku tidak tahu apa yang kau mimpikan hingga tidurmu nyenyak sekali sampai aku tidak ingin merusaknya, jadi aku memutuskan untuk pergi begitu saja. Ethan yang mengantarku."

" Florencia-"

Dengan tegas Flo menarik napas panjang dan kemudian berbicara tepat sebelum Max menyelanya.

" tolong jangan potong ucapanku, aku belum selesai berbicara, Max. oke dengar! Selama aku pergi, Ethan akan tinggal di apartment bersamamu, jadi tolong jangan merepotkan dia, bersikaplah selayaknya anak yang tidak berumur 15 tahun lagi seperti katamu,"

Terdengar desahan panjang di seberang sana. Max hanya diam mendengarkan.

" baiklah,"

" jaga dirimu baik-baik!"

" kau juga,"

Setelah itu Flo menutup ponselnya. Ia terdiam sejenak. Terdengar berlebihan memang meminta Ethan untuk tinggal satu unit dengan Max padahal Ethan berada tepat di sebelah unitnya, tapi Max bisa melakukan hal konyol apapun saat suasana hatinya sedang buruk. Ia sangat mengenal sikapnya yang satu itu. " apa kau sudah selesai?" tanya Josh yang sedaritadi berdiri menunggunya. " ya, maafkan aku,". Flo menggeret kopernya kembali lalu memberikan tiketnya pada pramugari yang sudah menunggunya.

" terimakasih, silahkan masuk!" balasnya ramah.

Flo melirik nomor kursi di tiketnya lalu mencari-cari tempat duduk dengan nomor 14A, memandangi keadaan kanan-kirinya yang sudah dipenuhi oleh penumpang lain.

" di sebelah kananmu," seru Josh dari belakang.

" aku tahu," jawab Flo yakin, tidak ingin membuat Josh sadar bahwa ia tidak tahu dimana letak kursinya berada walau sebenarnya ia memang tidak terlalu tahu.

Saat menemukan kursinya. Flo melihat seorang pria paruh baya dengan umur- mungkin sekitar awal 60 tahun sudah duduk di salah satu kursi di tengah. " apa kalian duduk disini?" tanya pria tua itu. " ya, dan aku akan mengambil tempat duduk dekat jendela," ucap Josh sudah berjalan untuk duduk di tempat itu. " maaf, biar saya bantu," tiba-tiba seorang pramugara menghampiri Flo dan membantunya untuk memasukkan koper Flo ke lemari penyimpanan bagasi di atas kepala. " terimakasih," balas Flo.

You're the right oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang