Bagian 13

33 1 0
                                    

" ya ampun Max, aku lupa dimana meletakannya? Coba kau cari di laci kamarku!"

" yang benar saja Flo. Kau menghilangkannya?"

" aku yakin tidak. Coba cari dulu!" barkali-kali Flo membantah ucapan Max lewat telepon bahwa ia tidak menghilangkan buku not musiknya. Lagipula waktu itu Flo hanya meminjamnya untuk sekadar melihat-lihat dan...ia memang lupa dimana meletakannya. Tapi ia yakin sekali bahwa buku itu tidak hilang.

" hai, Flo," tiba-tiba suara di seberang sana berganti menjadi suara Ethan. Ponselnya sudah diambil oleh laki-laki itu.

" hai, Ethan, apa yang sedang Max lakukan sekarang?"

" dia sedang mengacak-acak kamarmu," jawab Ethan yang ia tahu sedang menahan tawa.

Flo mendengus kesal. " aku bilang cari di laci, bilang padanya untuk tidak perlu mengacak-acak kamarku!"

" aku tidak berani melarangnya,"

" oh Ethan, apa saja yang sudah kalian berdua lakukan sampai kau membela Max sekarang?"

Flo mendengar suara Ethan tertawa di seberang sana. Sedikit kesal, biasanya Ethan selalu berpihak padanya walau sedang bertengkar dengan Max, berlebihan memang tapi itulah keseharian kami tinggal di apartment yang berdekatan. Namun, sungguh ia merindukan tawa Ethan sekarang. 

" well, sepertinya dia sudah menemukan apa yang dia cari," gumam Ethan kemudian.

Flo bernapas lega. Karena jika buku itu tidak ditemukan, kemungkinan ketika Flo pulang, Max tidak akan membiarkannya masuk ke dalam apartment. " baguslah,"

" jadi, kapan kau akan pulang?" tanya Ethan.

Flo menimang-nimang ucapan Ethan seraya mengingat sudah berapa lama mereka berada di London. " aku berharap secepatnya, karena aku sangat merindukan New York, "

" apa kau tidak merindukanku?"

Ucapan Ethan membuat Flo kembali tertawa. " tentu saja aku merindukanmu,"

" aku harap kau cepat pulang. baiklah, Flo, aku harus segera ke kantor. Nanti aku telepon lagi,"

Flo mengangguk sembari menutup ponselnya. Ia menghela napas sejenak, perasaannya selalu tenang mendengar suara Ethan walau hanya sekadar lewat telepon. Ia tersenyum lirih lalu membalikkan badannya dan seketika kaget saat pandangannya langsung bertemu dengan Josh. Laki-laki itu berdiri mematung sambil menatapnya.

" kau mengagetkanku Josh? Sejak kapan kau berdiri disitu?" tanya Flo sambil mengelus-elus dada.

" sejak kau bilang bahwa kau merindukan Ethan," nadanya sedikit sinis, " dan ingin segera pulang," lanjutnya

Flo hanya tersenyum pahit.

" Ruth dan Ben menunggu kita di taman belakang," ucapnya.

" baiklah." Jawab Flo lalu berjalan mengikuti langkah Josh.

Seminggu berlalu sejak Ruth dan Ben pulang dari Costwold, dan mereka kini berada di taman belakang tengah mengadakan pesta kecil-kecilan. Ruth mengundang semua staf di tokonya untuk datang dan Ben mengundang temannya-Ted. Flo tidak tahu dalam rangka apa Ruth mengadakan pesta yang ia namai dengan barbeque Party, mungkin ini seperti acara tahunan atau semacamnya. Maka saat Flo sudah berada di taman, ia menelusuri pandang, menangkap sosok Ruth tengah mengobrol dengan Karen, Anna dan Emma dengan sepiring makanan berisi daging panggang di tangan mereka sedangkan Ben sedang duduk di bangku taman bersama Ted- ya laki-laki yang ia kenal di pesta pernikahan anaknya. Ingatannya melayang saat ia pernah menimbulkan kerusuhan kecil karena menabrak seorang barista pembawa minuman. Sungguh itu tidak lucu, Flo tidak berniat untuk mengingatnya lagi, dan tunggu, pandangan Flo kini tersita pada sosok yang hampir seminggu ini tidak ia jumpai- Liam sedang berdiri, tampak senyum lebar di wajahnya seolah seseorang yang berdiri di depannya sedang melemparkan sebuah canda dan dia adalah seorang gadis, Flo memperdalam pandangannya. Apakah gadis itu Amanda? Kenapa pula dia ada disini? Sejenak Flo mendengus kesal, ia kurang suka dengan gadis itu tepat saat mereka bertatap muka untuk pertama kali.

You're the right oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang