Bagian 8

37 1 0
                                    


            Napas Flo tidak beraturan. Perasaan panik dan khawatir menyelimuti dirinya bersamaan dengan hawa dingin yang serasa menusuk semua tulang-tulangnya. Ia merapatkan syal di leher dan mantel tebal di tubuhnya ketika dirinya sudah berada di kawasan tepian sungai Thames. Matanya menangkap secara langsung kincir angin raksasa di depannya. Landmark kota London yang begitu indah di musim dingin, nampak orang-orang di sekitar Flo berjalan menghampiri loket pembelian tiket untuk menaiki wahana tersebut, tapi dari sekian banyak orang Flo tidak menemukan Josh. Berkali-kali ia merutuki dirinya yang begitu bodoh sampai ia tidak tahu apa yang sebenarnya tertulis di kertas itu. " Josh," gumam Flo hampir tidak bersuara dengan deru napas yang tidak beraturan. Flo menelan ludah lalu menggigit bibirnya, matanya masih mencari-cari sosok laki-laki itu, berharap ia bisa menemukannya di antara puluhan orang yang tampak di mata Flo. " Josh, dimana kau?" sekali lagi Flo bergumam.

" kau sangat terlambat,"

Mendadak tubuh Flo seketika menegang, tubuhnya terpaku diam di tempat ketika mendengar suara seseorang yang sudah tidak asing di telinganya. Perlahan Flo membalikkan badan dan sosok Josh langsung terlihat. Ia menyiratkan senyum sinis di balik wajahnya yang sedikit pucat karena kedinginan. Dalam diam Flo bernapas lega. Ia melangkahkan kakinya berjalan mendekat. " Josh," gumam Flo lirih.

" kenapa kau datang sangat terlambat?" tanyanya tidak kalah lirih.

" aku mana tahu kalau kau yang menulis surat itu. Aku tidak tahu, Josh,"

Josh memalingkan wajahnya ke sembarang arah sambil tersenyum ketus. " dasar bodoh," ucapnya lebih kepada dirinya sendiri. Laki-laki itu menundukkan kepalanya sejenak, Flo menunggu apa yang akan dikatakannya.

" sudahlah, ini bukan salahmu, dari awal seharusnya aku tidak perlu melakukan apa-apa," gumamnya kemudian.

Flo tidak tahu apa yang sedang ada di dalam pikiran laki-laki di hadapannya saat ini? Tapi yang bisa Flo yakini, ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa ia sangat marah, kesal sekaligus kecewa dan Flo tidak pernah melihat pemandangan itu sebelumnya. Ada rasa ingin tahu dalam diri Flo, apa yang membuatnya begitu kecewa?

" Josh, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf, " ucap Flo seraya berkata dalam hati. Apa yang sedang kau lakukan Flo? Dia hanyalah Josh, laki-laki yang tidak pernah memperdulikanmu dan kau juga tidak pernah mempunyai urusan dengannya, Lagipula ini bukan salahmu, ini adalah salahnya karena tidak mengatakan langsung padamu.

" sebaiknya kita pulang, cuaca semakin dingin, " ujarnya lalu kembali membalikkan badan seraya ingin pergi. Flo masih diam di tempat sibuk berdialog dengan dirinya sendiri sambil memandangi langkah gontai Josh yang berjalan menjauh. Sejenak ia meyakinkan dirinya lalu berlari kecil mengejar langkah Josh hingga Flo menghalangi jalan laki-laki itu membuat pandangan mereka bertemu.

" kenapa kita harus pu-lang? maksudku, kita sudah disini dan sebaiknya kita mengantri untuk menaiki London Eye," ucap Flo berusaha tersenyum antusias.

Josh menatapnya sejenak, lekat tepat pada kedua mata Flo. Membuat jantung Flo tiba-tiba berdesir aneh.

" aku tidak ingin melakukan apa-apa Flo, aku hanya ingin pulang, jika kau ingin menaikinya, pergilah sendiri!" Balas Josh dengan nada tinggi.

Ucapan Josh membuat Flo sedikit terkejut. Laki-laki itu pun kembali berjalan meninggalkannya, namun Flo menghadang jalannya lagi. " kau marah padaku?" tanya Flo pelan.

" kenapa aku harus marah padamu? Kau tidak berbuat salah apa-apa Flo, Ini salahku, mungkin seharusnya kita memang tidak pergi bersama ke London," Josh sejenak meghentikkan ucapannya. Ia menghela napas " Aku seakan diingatkan bahwa kau adalah Florencia Paddington, seseorang yang seharusnya aku jauhi begitu juga dengan dirimu, bukan?"

You're the right oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang