Bagian 23

7 0 0
                                    

" Flo, kau yakin tidak ingin ikut kami ke gedung pernikahan?"

Flo membalikkan badan menatap Max yang sudah rapih dengan setelan Jas bewarna hitam dan kemeja putih sebagai dalamannya. Sedangkan dirinya masih nyaman dengan piyama biru yang melekat di tubuhnya. " dimana Ethan?'

" aku disini, lalu apa yang harus aku katakan pada mereka jika kau tidak ikut?" tanya Ethan yang tiba-tiba muncul dengan pakaian senada dengan Max.

Flo tersenyum lalu tertawa kecil. " kalian berdua terlihat tampan. Pergilah sebelum terlambat,"

Alih-alih menuruti permintaan Flo, Ethan justru menghampiri gadis itu lalu memeluknya pelan membuat Flo sedikit terkejut. " apa aku harus menghancurkan pernikahan mereka?" bisik Ethan. Flo tertawa sambil mendorong tubuh Ethan. " kau berhutang banyak padaku jika aku benar melakukannya,"

" kau akan datang, bukan?" tanya Ethan.

Flo mengangguk. " aku akan menyusul,"

" kami akan menunggumu," sambung Max.

***

Sayangnya Flo tidak bisa menuruti ucapan Max ataupun Ethan. Entah kenapa kakinya terasa berat untuk melangkah memasuki gedung pernikahan itu. Yang bisa ia lakukan sekarang adalah, berdiri mematung tepat di depan gedung tersebut, memakai gaun putih selutut dan mantel panjang yang menutupi tubuhnya. Ia tertawa kecil sejenak, memperhatikkan pantulan dirinya pada sebuah kaca besar di hadapannya. Banyak orang yang berlalu lalang di sekelilingnya dengan senyum lebar di wajah mereka masing-masing, perasaan bahagia dan antusias untuk menghadiri pernikahan Josh dengan Brianna. Sayangnya hal tersebut tidak dapat ia rasakan. Alhasil Flo pun membalikkan badannya dan berjalan menjauh, melangkahkan kakinya sejauh mungkin hingga tidak ada satu orang pun yang dapat menemukannya.

Saat itu Flo teringat akan ucapan Ben. Pria tua itu benar, bahwa cinta tidak akan hilang sekalipun kita kehilangannya. Dulu Flo tidak pernah percaya akan sebuah cinta, baginya cinta hanya hidup di dongeng-dongeng ataupun di dalam novel yang ia buat sendiri. Tidak ada cinta yang benar-benar cinta, tidak ada kebahagiaan yang benar-benar bahagia, semuanya tak lebih dari angan-angan seorang penulis novel romantis seperti dirinya-Florencia Paddington.

Flo menarik napas panjang memandangi suasana central park yang begitu ramai. Memperhatikkan anak-anak kecil berlarian seolah tidak ada yang membuat mereka lelah. Mereka terlihat bahagia tanpa ada beban. Saat ini Flo bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa kau bisa menjalani hidupmu setelah ini? Apa kau bisa melupakannya? Sampai kapan hati ini terasa tidak sakit lagi? Ya Tuhan...bahkan dirinya tidak pernah membayangkan akan mencintai sosok laki-laki itu dengan begitu dalam. Apa yang sudah diperbuat olehnya?

Air mata itu pun keluar lagi tanpa bisa ia tahan. " wahh...aku benar-benar tidak bisa menahannya lagi. Sihir apa yang sudah ia gunakan sebenarnya?" Flo menundukkan kepalanya, menggerutu kesal, sambil terisak tangis dengan bahunya yang gemetar. Ia bertanya lagi, sampai kapan air mata itu akan terus keluar karenanya?

" kau masih menungguku?"

Dan sampai kapan ia terus berkhayal bahwa dirinya disini, bahwa ia mendengar suaranya? " sadarlah Flo," guraunya sambil memukul pelan kepalanya.

" kau menungguku bukan?"

Suara itu terdengar lagi di telinganya, bahkan lebih jelas dari sebelumnya, namun kali ini Flo berusaha untuk tidak membantah. Beberapa detik ia terdiam sejenak sampai akhirnya ia mengangkat kepala dan sosok itu tepat berada di hadapannya. Josh. Josh kini berdiri di depannya dengan jas hitam yang dikenakannya. Laki-laki itu tersenyum.

" Apa kau menungguku?" tanyanya dengan pertanyaan yang sama.

Flo termenung, tidak menjawab.

" Maafkan aku Flo. Aku minta maaf sudah membuatmu menunggu. Aku tidak akan mengulanginya lagi, " serunya.

Saat ini pikiran Flo terasa tidak dapat berpikir jernih. Pikirannya tidak menentu.

" Bagaimana bisa kau ada disini?" tanya Flo lirih.

Sekali lagi Josh tersenyum.

" bukankah aku sudah berjanji padamu bahwa aku tidak akan pernah melepasmu?"

Flo menggeleng, " kau tidak pernah berjanji hal itu Josh,"

" Aku berjanji pada diriku sendiri. Aku berjanji bahwa mulai saat ini kaulah yang menjadi alasanku untuk hidup."

" lalu, bagaimana dengan Brianna? Bagaimana dengan pernikahan kalian?"

Entah kenapa, laki-laki di hadapannya terus saja tersenyum seakan-akan apa yang terjadi padanya bukanlah sebuah masalah besar. Kemudian Josh pun memegang kedua pundak Flo.

" aku tidak akan menikah dengan siapapun. Tidak dengan Brianna, jika aku memang harus menikah maka aku akan menikah denganmu Flo. Aku mohon berhentilah memikirkan Brianna saat ini. Pikirkanlah tentang perasaanmu sendiri, apa kau benar-benar tidak mencintaiku? Jawablah dengan jujur!!

Gadis di depannya tidak langsung menjawab. Flo kembali terdiam tanpa kata. Ia menelusuri wajah Josh, mencari-cari keseriusan di wajahnya. Meyakinkan dirinya bahwa apa yang telah ia lakukan bukanlah suatu kesalahan besar. Josh, dia adalah laki-laki yang berhasil membuatnya merasakan persaaan jatuh cinta. Bukan Ethan bukan yang lain namun Joshua Brenner. Dialah yang membuat segalanya berubah. Dialah yang membuat semuanya tak lagi sama. Ia tidak tahu apa yang sedang dilakukan laki-laki ini sekarang, apa benar ia telah membatalkan pernikahannya? Atau ia kabur dari pernikahannya dan meninggalkan Brianna? Entahlah, tapi yang jelas, satu pertanyaan itu kembali dipertanyakan. Tidak peduli apa yang akan terjadi, namun untuk saat ini Flo ingin berkata jujur. Flo ingin mengungkapkannya

Ia mengangguk pelan. " Aku mencintaimu Josh. Aku mencintaimu, dan aku mohon...tinggalah di sisiku, aku mohon.." seru Flo sambil terisak tangis.

Josh tersenyum lembut. Tanpa berpkir panjang, ia pun menarik tubuh Flo ke dalam pelukannya. Memeluk gadis itu erat. Barusan adalah kalimat terindah yang pernah ia dengar selama ini. " Ya Flo, aku mencintaimu, dan aku akan berada di sisimu. " bisik Josh lembut di telinganya.

Josh melepas pelukannya, ia menatap Flo lembut sambil menghapus butir-butir air mata di pipinya. Lalu perlahan ia menyentuh dagu Flo, dalam hitungan detik bibir Josh menyentuh bibirnya. Laki-laki itu mencium Flo pelan.

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, dan aku tidak tahu apa yang terjadi dengan hubungan ini. Entah sampai kapan akan berakhir, namun aku bisa merasakannya sekarang. Bahwa aku bahagia.

Josh pun kembali memeluknya sambil bernapas lega. " Aku merasa lega sekarang,"

You're the right oneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang