Chapter 6: He's back. He is so back.

109 8 1
                                    

I am back with a new chapter!

Enjoy and don't forget to VOMMENTS!

Thanks,
Aurin.

Nov' 18th 2015.

***

Aku menghentikan kegiatanku yang sedang mengeluarkan baju, "Kenin?"

Jantungku serasa pindah ke tenggorokanku, terkejut.

"Hei, Aes!" panggilnya ramah kepadaku dan berjalan kearahku seperti ingin memelukku.

Oh, tidak.

Syaul sesyaul syaul nya!!!!

"Um—Hei," kataku canggung sambil menyambut Kenin ke dalam pelukanku lalu melepaskannya cepat.

Sialan, bau tubuhnya bahkan tidak berubah sama sekali.

Bunda melihatku aneh, "lho kok canggung begitu, Es? Emangnya kamu ga dikasih tau sama Bang Arhab kalau Kenin pindah ke Jakarta?"

Aku merasa sepertinya jantungku sudah berada didalam mulutku sekarang,

PINDAH!?

KENIN ERMINA SURYA PINDAH KE JAKARTA!???

Double shit!

Aku melirik Bang Arhab, "ehm, Bang Arhab ga ngomong apa-apa tentang Kenin pindah kesini," kataku dengan nada yang tidak berniat untuk berbicara. Moodku tiba-tiba hilang entah kemana.

"Abang ga sempet ngomong. Aes udah terlalu kalap pas liat clutch baru di apa tuh? Nama storenya bahasa inggris pelatih apa. Tau deh," kata Bang Arhab santai sambil mengutak-atik MacBook Pro yang baru ia beli tadi.

Bunda cekikian sendiri, "ya, pokoknya, Es, sahabat kamu pindah ke Jakarta! Senang, kan?" kata Bunda sambil mengacak-acak rambutku.

Apa yang membuat senang melihat laki-laki yang matahin hati lo dan entah kabur kemana dan udah lo susah-susah lupain sampai lo hijrah ke Jakarta tiba-tiba datang lagi ke kehidupan lo?

Rasanya seperti memungut kembali segala pecahan kaca yang ada ditanah lalu lo ketusuk salah satu pecahannya,

Perih.

Kenin memegang tanganku tiba-tiba lalu tersenyum, "kita ngobrol yuk, Ris. Sekalian catch up apa aja hal-hal yang udah gue lewatin selama gue gaada di sisi lo,"

How amazing,

Dia masih ingat panggilan khasnya untukku,

'Aeris'.

Ia memanggilku dengan nama itu karena dulu ia berpikir namaku adalah Aeris, bukan Aerin.

Dan lebih amazingnya,

Lo masih bisa senyum manis seperti itu disaat gue menangis tersedu-sedu dalam hati melihat lo kembali ke dunia gue?

Mengutuki kenapa lo bisa kembali ke hidup gue?

"Nah, iya tuh! Bener! Udah, kalian ngobrol aja tuh, dikamarnya Aes. Tapi jangan ngapa-ngapain, ya. Nanti khilaf," kata Bang Marvel yang entah darimana datang lalu main join bareng aja.

Entah mengapa, aku merasa Abang-abangku itu bukan manusia, tapi hantu.

Mereka bisa saja muncul entah darimana,

Okay, back to the topic,

"Yaudah, Aes ke kamar dulu." Pamitku sambil membawa shopping bagsku lalu berlalu kekamar tanpa memperdulikan Kenin yang memanggil namaku.

Huh, moodku untuk membongkar belanjaanku pun seketika hilang karena laki-laki syaul ini.

***

"So, how are you without me,  Aeris Reandra? Hal-hal apa saja yang udah lo lakuin selama gaada gue?" tanya Kenin setelah menungguku membersihkan diri dari peluh didalam kamar mandi.

Pertanyaan yang bagus, Kenin Ermina,

'Gue melakukan hal-hal yang melelahkan hati,

Misalnya, melupakan wajah tampan bin brengsek lo mentah-mentah dari pikiran dan hati gue,' batinku.

Aku mengangkat bahu, "great, I guess. Just studying,"

Sedari tadi, aku tidak terlalu ingin berbicara dengan Kenin,

Jadi, aku mengeluarkan sifatku yang terkadang suka keluar: dingin, cuek, dan hemat bicara.

Kenin menatapku bingung, "kata Bunda, lo mengurung diri dikamar setelah tau kalau gue hilang entah kemana,"

"Pede gila, lo. Gue baik-baik aja. Gue mengurung diri karena gue belajar untuk Ujian Nasional demi menggapai SMA di Bandung yang gue dambakan," kataku cuek sembari menyisir rambut setengah keringku yang habis aku keringkan didalam kamar mandi tadi lalu aku membuatnya menjadi messy bun.

 Gue mengurung diri karena gue belajar untuk Ujian Nasional demi menggapai SMA di Bandung yang gue dambakan," kataku cuek sembari menyisir rambut setengah keringku yang habis aku keringkan didalam kamar mandi tadi lalu aku membuatnya menjadi messy...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Well, pada akhirnya lo pindah juga ke Jakarta setelah men—"

"Well, as I can see, you moved here, too," kataku dingin tidak peduli apa kata-kata laki-laki ini.

Kenin hanya bisa terkekeh mendengar kata-kataku, "itu adalah kalimat terpanjang yang gue denger dari lo hari ini. Gue rasa, lo berubah. Lo engga sedingin ini tadi saat lo baru pulang dari Mall. Ada apa? You mad at me, Ris?"

Of course gue marah sama lo, Kenin bin Bajingan!!!

Aku hanya mengangkat bahuku sebagai jawaban. Ya ampun, kapan sih jam makan malam dimulai!?

"Gue akan makan malam disini. Untuk sementara, karena gue belum nemuin rumah yang deket disekitar disini dan Bunda menawarkan gue untuk tinggal disini jadi ya, gue akan tinggal disini," kata Kenin seperti bisa membaca pikiranku yang sedang menunggu kapan Bunda datang menggedor-gedor pintu kamarku dan menyuruhku turun untuk makan mal—TUNGGU, TADI DIA BILANG APA!? TINGGAL DISINI!? DIRUMAHKU?!

Oh, bagus. Sangat bagus. Aku akan menjadi lebih sering melihat wajah menyebalkan itu berkeliaran disekitar rumahku,

How fucking amazing.

"Lo gapapa kan, Ris? If I stayed here, would you mind?" tanya Kenin meminta jawaban tetapi seakan-akan ia meminta kepastian dariku kalau aku tidak keberatan.

Aku hanya menarik nafas, "apapun jawaban gue, gaakan ngubah keputusan Bunda buat ngebolehin lo tinggal disini."

Oh, rumah baruku yang sangat aku cintai ini mungkin akan mulai kubenci karena laki-laki ini.

Kenin Ermina Surya,

Laki-laki yang mengajariku rasanya terbang kelangit ketujuh dan jatuh ke lubang yang sangat amat dalam,

Laki-laki yang membuatku jatuh cinta lalu mematahkan cinta itu,

Laki-laki yang membuatku sulit percaya lagi akan kata-kata cinta,

Laki-laki yang membuat kepercayaanku akan cinta menjadi memudar,

Laki-laki yang merusak hatiku,

Laki-laki itu adalah Kenin.

Sumpah, aku membencinya!

UGH!!

***

Thanks for reading!

Running LowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang