Pertama-tama, gue mau minta maaf kalau ceritanya agak-agak ga jelas atau gimana. Gue bener-bener paksain update malam ini soalnya hehe.
K, enjoy and VOMMENTS, guys!
***
*Author's POV*
Abimana sibuk memperhatikan teman baru sekelasnya, Aerin. Aerin sedari tadi tidak menyadari Abimana memandangi dia sampai teman sebangkunya, Lila, memberi tahu kalau Abi dari tadi memandangi Aerin terus-menerus.
Aerin melirik ke arah belakang, tempat dimana Abimana duduk, "ah, engga ah biasa aja dia ga liatin gue. Mungkin dia melamun terus lo mikirnya dia lagi liatin gue kali. Masa orang ngeliatin gue mukanya sampe kek dongo gitu si. Ih aneh tau ga lama-lama ngeliatin mukanya,"
Lila tersentak mendengar kata-kata teman sebangku barunya, "heh, mata lo kelilipan jangkrik? Abi tu ya termasuk Top 3 The Coolest Men di SMA tercinta kita ini. Banyak banget cabe-cabean dari adik kelas sampai kakak kelas tuh naksir sama dia. Mungkin juga ada terong-terongan yang demen sama dia saking kerennya dia," puji Lila pada Abi didepan Aerin, membuat Aerin mengkerutkan dahinya tanda ia sedang berpikir keras.
Keren darimana? batinnya.
Adi tiba-tiba menyolek pundak Aerin, "eh, cantik, jangan diliatin mulu si Abi. Ntar naksir bahaya, bisa sakit hati. Mending padangin gue aja nih, kembarannya Justin Bieber."
"Jah, si kembarannya Kiwil ngaku-ngaku jadi kembarannya Justin Bieber. Langsung Istigfar kali Justin Bieber dijadiin kembaran sama lo, Di," celetuk Bimo santai sembari menyalin jawaban soal essay dari Abi yang mendapat jawaban dari Ibnu dari hasil merayu teman perempuan sekelas mereka untuk mendapat jawaban dari tugas yang diberikan Pak Deni, guru piket yang dititipkan tugas oleh Bu Rina yang dititipkan soal oleh Bu Tati, guru B. Indonesia, karena Bu Tati tidak masuk dikarenakan jabang bayi yang bersemayam dalam rahimnya menggedor-gedor ingin keluar alias melahirkan.
Back to the topic, thor.
"Astaga, Bim. Tobat nak, kamu tuh ga boleh ngomong begitu. Itu tuh dosa fitnah-fitnah gue ga mirip sama Justin Bieber. Hati nurani lo emang udah tumpul, Bim! Tobat nak," kata Adi sambil menepuk-nepuk punggung Bimo, mengikuti gaya bicara Pak Tomo, guru Agama.
Aerin dan Lila hanya bisa diam melihat dua laki-laki berparas tampan itu berdebat. Sedangkan murid-murid lain tidak mempedulikan Adi dan Bimo dan sibuk mengerjakan tugas Bu Tati karena jika tidak selesai akan mendapat hukuman dari Bu Tati.
Sang kapten dari kelas XI MIPA 4, Aryo, pun bersuara,"heh udah deh, Di, Bim! Lo berisik amat! Kerjain tuh tugasnya, gue gamau nanggung ya kalo lo dihukum sama Bu Tati. Gue sih bodo amat,"
"Yeh, skoy sih, Yo. Gue udah beres noh dari tadi. Makanya jadi ketua kelas tuh semua siswanya dicek atu-atu jangan yang cantik-cantik sama yang mulus doang," sindir Adi sambil berjalan kearah meja Aryo. Sindiran Adi pun mempan membuat Aryo diam alias dokem ditempat sedangkan yang lain hanya bisa menyoraki Aryo.
Berbarengan dengan suara sorakan dari anak-anak kelas XI MIPA 4 ini, terdengar suara bel istirahat yang tak kalah kencang.
Lila, teman sebangku Aes, berdiri lalu menggandeng tangan Aes, "ayo, Es, kita ke kantin. Pusing gue ngeliatin Geng Dombret berkelai."
***
*Aerin Reandra Goldieraldi's POV*
"Assalamualaikum, Aes dah pulang. Bunda?" Teriakku saat membuka pintu rumahku ini. "SPADAAAA SPATUUU SPEDEE, Bundaaaa dimana?" Teriakku lebih kencang sembari aku berjalan menjijing sepatu sekolahku dan mencari Bunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Running Low
Fiksi RemajaI love my past, But, I want to be with my future. I love you, But I'm not sure. . . This is the story between him, me, and YOU.