"Si Abi mah, bukan temen biasa. Pacarnya si Aes kan dia," celetukan Bang Marvel yang membuat Bang Arhab dan aku terbatuk-batuk.
PACAR!???
***
*Aerin Reandra Goldieraldi's POV*
"HAH!? AES PUNYA PACAR!?" teriak Bang Arhab yang membuat semua mata tertuju padanya, lalu ia menenangkan diri lalu meminum air yang disodorkan Bunda.
Kulihat Kenin berusaha menenangkan dirinya alias jaim-jaim dikit, "Ris, lo beneran punya pacar?"
Gantian, semua mata di meja makan pun mengarah kepadaku.
Aku harus jawab apa!?!?
EH, kok malah bingung sih, Es!? Tinggal bilang "ngga" gitu aja kenapa harus pake bingung coba!?
"Ehm, iya,"
Oh, no!
KOK IYA SIH, ES!?!?
Bang Marvel dengan semangatnya berteriak, "WHOOO! AKHIRNYA ADEK ABANG MOVE ON DARI KENIN!!!"
Fix, kenapa gue harus punya abang yang otaknya terkikis ini?
"Ih! Apaan sih, Bang! Aes tuh tadi—"
"Aes beneran pacaran sama Abi?! Tuh kan! Jangan-jangan di foto Instagram tadi ada mukanya si Abi lagi!" kata Bang Arhab,
Okay, aku sudah mulai salting sekarang.
"Oh, jadi Aeris udah move on?" Kenin pun mulai angkat bicara—lagi—dan aku mendengar sedikit kekecewaan disana,
Oh! Aku tidak suka perasaan ini, perasaan terpojok.
Syaul, Bang Marvel!!!
"Um, ehm, uhm—ehm, Aes udah selesai makan! Makasih, Bunda atas makan malamnya!"
Dan akupun menghilang, berlari kedalam sarangku.
***
"Aeris! Buka pintunya!! Please, just let me in!!" teriak Kenin yang sedari tadi menggedor-gedor pintu kamarku yang sesungguhnya sangat menggangguku karena aku sedang berusaha untuk menghubungi Abimana sekarang!
I really need to tell Abimana about the coincedence that just happened!
"Aeris, kalo lo gamau buka pintu ini, gue akan dobrak!"
What the—!?
"Apa-apaan sih, Ken!"
"Satu!"
"Lebay, tau ngga!"
"Dua!"
"Apa banget sih—" aku membuka pintu dan..
"TIGAAA—AAAAAAA!!!"
Mataku membulat melihat Kenin yang masuk kedalam kamarku dengan cara seperti Superman, yaitu terbang.
"Yaampun! Kenin bodoh!!" akupun mulai panik dan berteriak kepada Kenin yang tersungkur di karpet bulu-bulu yang ada dikamarku.
Keninpun berdiri dan mulai merintih kesakitan, "akh! Lo yang bodoh! Kenapa lo buka pintunya disaat gue mau dobrak!? Jadi benjol kan, kepala gue!"
"Well, lebih baik kepala lo yang benjol daripada pintu gue yang rusak dan jadi benjol,"
Mendengar kata-kataku, Kenin menggeleng-gelengkan kepalanya, "kenapa sih, Ris, lo ngga pernah mikirin perasaan gue!?"
Lah, kok jadi ngomongin perasaan?
"Emangnya gue ngapain lo coba!? Ngga jelas!" kataku sewot dan duduk diatas kasur dan mulai mengotak-atik handphone ku lagi untuk mencari kontak Abi.
Kenin mengikutiku dan duduk diatas kasurku, "pertama, lo jadian sama laki-laki yang ngga gue kenal dan bahkan yang baru lo kenal kek I don't know, a freaking week, maybe? Then, lo baru membuat kepala gue benjol dan lebih mentingin a damn door!?"
Aku merasa panas mendengar kata-kata Kenin dan meletakkan handphone diatas kasur lalu menarik nafas,
"Pertama, siapa lo buat ngurusin masalah gue punya pacar!? Kayaknya yang tadi gue lihat, keluarga gue—bahkan Abang gue yang protectivenya gila-gilaan sama gue biasa aja tuh, dan yang pasti Abang gue ngga gedor-gedor pintu gue, and why did exactly you gedor-gedor my freaking door!?" Aku mengambil nafas lagi, "and, I don't give a shit about your stupid feelings anymore, Kenin! And do you mind to step out from my room!? Gue sedang mencoba menghubungi seseorang dan lo benar-benar menghancurkan mood gue!"
Kenin terkejut lalu melangkah keluar dari kamarku dan kurasa dia mulai memikirkan kata-kata untuk membalas ocehan cerdasku tadi.
Tiba-tiba ia membalikkan badan, "siapa yang mau lo hubungi!? Pacar baru lo itu, hah?!"
"NONE OF YOUR DAMN BUSSINESS, KENIN!" dan sebuah pintu terbanting dengan sempurna didepan muka laki-laki menyebalkan yang sangat aku benci itu.
Ugh!!
***
HAIII! Maaf ya, gue baru bisa update sekarang dan singkat, gue benar-benar kehabisan ide dan gue belum mandi.......
I hope u guys stil want to read this really short chapter!
Thank you so much!!!!
Feb' 3rd 2016.
KAMU SEDANG MEMBACA
Running Low
Teen FictionI love my past, But, I want to be with my future. I love you, But I'm not sure. . . This is the story between him, me, and YOU.