Running Low

Chapter 7: PACAR!?

Sooooo, I am here with da brand new chapter!

Doain gue yaaa lagi UAS huhu tapi tetep nekat update!

Anddd, di mulmed ada mukanya Kenin!

And, enjoy!

Dec' 7th 2015.

***

*Aaron Abimana Aldric's POV*

Gue mundar-mandir berpikir didalam kamar gue,

Gue bingung,

Gue gundah gelisah,

Gue bener-bener pengen greet Aes di LINE!

Gue takut dia gaakan bales LINE gue dan mengabaikan gue gitu aja.

Kalian jangan salah,

Dibalik tampang gue yang kata seantero sekolah tuh cool senga-senga ngehe gini tuh,

Kata Adi, gue rada alay lebay.

Iya, gue ngerasa kok kalian merasa gue lebay dan alay.

But, it's just been a really long time sejak terakhir kali gue menaruh 'perhatian' pada seorang perempuan semenjak..

Ah, lupakan.

Mending sekarang gue balik mikirin akankah gue LINE Aes atau engga.

Oh, pas kemarin pulang sekolah, Aes ga sengaja nabrak gue. Mukanya lucu banget pas dia tau kalo orang yang dia tabrak itu gue.

Ugh, what a cutie pie.

Semenjak kunjungan pertama gue kerumah Aes dan ngobrol-ngobrol lumayan banyak sama doi, gue jadi tau banyak hal.

Seperti:

Dia suka warna apa: Hitam dan hijau tosca,

Makanan fave: veggie salad,

Minuman fave: air putih,

Mantan pacar doi berapa, tinggi doi berapa, berat badan berapa, ukuran sepatu berapa, lahir dimana jam berapa, kenapa pindah ke Jakarta,

AH! Masih banyak lagi, deh, pokoknya.

Argh, gue jadi teringat, gue pengen LINE Aes...

Ah, otak setengah brilliant gue dapet pencerahan.

You knowlah, Aaron Abimana hanya memerlukan waktu 5 menit untuk berpikir.

Kenapa gue ngga hubungin raja playboy aka si Justin Bieber kw super aja?

Tepat saat gue ingin mengambil handphone gue, dia bergetar hebat sampai gue bisa merasakan getarannya dari jarang kurang dari 0,4 m menunjukan ada telepon masuk,

'Adi si Lutung'

Gue tersenyum senga lalu mengangkat telepon itu, "kenapa?"

"Asli, gue bosen banget dirumah. Cape gue coli mulu anjir,"

Aih, si goblok,

"Tolol lo. Eh, gue mau nanya sesuatu nih tong,"

"Nanya apa si? Sini-sini sama om—ahh shit! Ena-ena,"

Wah, sialan.

Si Adi nelpon gue sambil coli, bruh!

Masa gue harus kebagian dosanya dia –ngederin doi coli—lagi bersetubuh dengan diri dia sendiri sih!?