Awal Yang Baru

1.2K 77 0
                                    

Ini hal gila yang pernah aku lakukan selama hidupku. Keenan menjemputku di pagi buta ketika matahari bahkan masih malu-malu untuk terbit. Ini pukul tiga pagi dan ia menelfonku hanya untuk sebuah kejutan yang aku belum tau. Ia memberikan beberapa rentetan perintah yang harus aku turuti. Pertama aku harus sudah siap dengan seragam sekolah saat ia akan menjemputku pukul tiga pagi. Kedua aku harus menutup mulutku dengan tidak banyak bertanya karena ia bilang itu akan mengganggunya yang akan memberikan kejutan untukku.

Dengan langkah pelan agar tak membuat kegaduhan, aku menyusuri rumahku untuk menyelinap keluar. Aku seperti pencuri saja padahal aku hanya akan keluar dari rumahku. Aku melakukan ini demi tidak ketahuan seluruh penghuni rumah jika aku pergi di pagi buta bersama dengan seorang laki-laki. Aku tak bisa menjamin keselamatanku jika ayahku tau aku pergi bersama seorang laki-laki di pagi buta. Jadi aku memilih diam-diam keluar rumah dan ketika waktu sekolah tiba aku akan memberikan pesan pada ibuku bahwa aku sudah berangkat sekolah pagi-pagi karena ada sesuatu yang harus aku kerjakan. Maafkan aku karena harus berbohong.

Dengan udara dingin yang menusuk aku keluar rumah disambut oleh Keenan yang sudah berdiri didepan motor kesayangannya. Ia melambaikan tangan sambil tersenyum padaku. Udara pukul tiga pagi benar-benar dingin hingga jaket yang aku kenakan masih belum cukup untuk mengusir udara dingin yang menyelimuti tubuhku.

"Kalo sampe kejutan ini gak semenarik apa yang lo bilang, siap-siap menerima balasan dari gue karena lo bikin gue bangun pagi buta, menyelinap keluar dari rumah dan kedinginan seperti ini" uncamku sambil melotot memberikan kesan sangar di wajahku. Ia tertawa dan bilang ini akan menyenangkan.

"Bagaimana lebih hangat?" ia bertanya setelah menggosok-gosokkan kedua tangannya dan menempelkannya tepat di wajahku. Aku bisa merasakan kehangatan yang ia coba salurkan padaku. Ia juga melepaskan sarung tangan yang ia kenangan kemudian memakaikannya padaku. Hatiku menghangat seketika ketika ia begitu memperhatikan diriku, aku tersentuh dengan apa yang ia lakukan.

Ia memasangkan helm padaku membuatku tersipu malu karena tindakannya. Dengan bahasa isyarat ia menyuruhku untuk menaiki motor miliknya. Dengan bantuannya aku menaiki motor milik Keenan dengan perasaan berbunga-bunga dan penuh tanya akan kejutan yang akan diberikan olehnya.

Lengan Keenan langsung menuntunku untuk memeluknya, aku tak bisa menolak. Jantungku kini berdetak tak karuan karena tubuhku begitu dekat dengan tubuh Keenan. Aku berusaha untuk menetralkan detak jantung dengan mengambil napas dalam namun gagal.

Masih dengan jantung yang tak karuan aku menempelkan wajahku tepat di pundak Keenan dan aku bisa merasakan bahwa ia terkekeh karena kelakuanku. Keenan melajukan motornya pelan namun pasti membawaku entah kemana.

Ini jam tiga pagi dan belum ada orang yang berpergian sepagi ini hingga jalanan seperti milik kami. Hanya motor milik Keenan yang melaju di jalan membuatku benar-benar menikmati jalanan yang kami lewati. Sungguh ini pengalamanku yang pertama naik motor dengan orang yang spesial di waktu yang spesial. Hatiku mebuncah karena bahagia.

Motornya berhenti tepat di sekolah kami, aku menyerngit heran karena ia membawaku kemari. Tak pernah ada yang spesial dengan sekolah. Hampir setiap hari kami kemari dan aku rasa tak pernah ada sisi yang menarik dengan sekolah di pagi buta.

"Ayo" ia melepaskan helm di kepalaku dan dengan dagunya menunjuk jalan yang harus kami lalui. Aku percaya saja padanya dan mengikuti kemana ia mengajakku pergi.

Aku melirik tanganku yang digenggam erat oleh Keenan. Ini bukan pertama kalinya tanganku digenggam olehnya tapi tetap saja sensasi bahagia saat tangannya menyentuh tanganku tak pernah berubah. Aku sangat menyukai sentuhan tangan Keenan.

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang