"Hei" suara itu membuatku berhenti menatap kosong jalanan dan meliriknya. Ia tersenyum padaku dan begitu pun aku tersenyum padanya. Rasanya bahagia bisa duduk disampingnya.
"How about song?" ia bertanya padaku membuatku mengangguk. Sebuah lagu kini terdengar diseluruh penjuru mobilnya. Ia tersenyum padaku memberikan sinyal dengan lirik lagunya. Aku tersenyum melihat ia lipsing berusaha mencoba untuk mengikuti penyanyi aslinya.
Ah, ya sebelah tangannya menggenggam tanganku dan satu tangan lainnya sibuk di balik kemudi. Aku tersenyum menikmati semuanya dan ia juga terlihat menikmati semuanya. Kami akan menghabiskan malam ini dengan penuh bahagia dan melupakan masa lalu yang menyakitkan.
Dengan manis ia membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya membantuku keluar. Aku tersipu dan tersenyum akan perhatian kecilnya yang membuatku merasa spesial. Kami beruda tersenyum sebentar sebelum aku menggenggam tangannya masuk kedalam keramaian pesta yang akan digelar.
Semua orang menatap kami begitu kami berdua masuk kealam keramaian. Tentu saja semua orang tak akan percaya jika akhirnya kami bersama. Setelah gosip simpang-siur yang berhembus kencang tentu semua orang akan terkejut akan kebersamaan kami saat ini. Aku menatapnya dan ia hanya mengangkat kedua bahunya terlalu cuek untuk mementingkan apa kata orang.
"So wellcome to my birthday party" ucap si sang empunya pesta yang sangat meriah saat ini. Aku hanya diam ditempat masih dengan mengapit lengannya sementara satu lengannya melingkar tepat di pinggangku.
Setelah pembukaan ulang tahun itu kami sibuk menikmati pesat tentu tanpa ingin berpisah satu sama lain. Beberapa orang tampakanya lebih sibuk menanyakan status kami karena kedatangan kami berdua daripada memberi ucapan salam pada seseorang yang tengah berulang tahun yang berdiri di tengah kerumunan dekat dengan kue ulang tahunnya dimana ada angka tujuh belas diatasnya.
"Jadi kalian jadian?" sudah tujuh belas kali aku mendengar pertanyaan itu malam ini. Aku melirik laki-laki yang ada disampingku. Kami saling berpandang, tersenyum sebentar kemudian menatap si penanyan tanpa menjawabnya. Biarlah ia menemukan jawabannya dari imajinasinya seperti enam belas penanya sebelumnya.
"Oh kalian so sweet" si penanya berteriak sambil menutup mulutnya dan menyalami kami membuat kami hanya tersenyum.
"Kita mengalahkan si empunya pesta" bisiknya tepat ditelingaku membuatku terkekeh mendengar guyonannya.
"Itu karena lo yang merencanakan semua ini, lihat semua orang gempar dan gue gak bisa mengatasinya" balasku dan kali ini ia yang terkekeh.
"Its fun honey, ah wait here" ia melenggang pergi menembus kerumunan menghilang dari pandangan mata.
Semua orang yang kini sibuk dengan urusannya sendiri kini fokus pada laki-laki yang ada didepan panggung kecil dekat dengan kue. Semua orang sibuk mendengarkan apa yang ia ingin katakan termasuk aku yang penasaran kenapa ia berada didepan sana. Aku tersenyum melihat ia beberapa kali mengecek microfon didepannya apakah berbunyi atau tidak. Ia dan tingkah konyolnya selalu saja membuatku tertawa.
"So i stand here to say congratulation" ucapnya kemudian semua orang bertepuk tangan ketika ia membawa gitar dan mulai menyanyikan sebuah lagu manis untuk seseorang yang tengah berulang tahun.
"Natasya" Keenan turun dari panggung setelah selesai menyelesaikan tugasnya bernyanyi menghibur semua orang yang ada disini.
"Nice song by the way" pujiku dan ia hanya tersenyum mendengar pujian yang keluar dari mulutku. Hening, sekitar sepersekian detik kami saling diam saling memandang.
"So this final?" ia bertanya padaku seolah meyakinkanku akan pilihanku yang telah kubuat dan kupikirkan matang-matang.
"Yeah" ucapku sembari mengangguk dan ia tersenyum padaku karena pilihanku. Aku sendiri masih berdiri disampingnya mendengar apa yang akan selanjutnya ia katakan.
"How about dance to celebrate your decision?" ia mengulurkan tangannya ketika musik mulai mengalun mengajak semua orang untuk berdansa di malam indah ini. Aku mengangguk, tersenyum kemudian meraih tangannya menerima ajakannya.
Musik yang tak kukenal karena aku tak pandai berdansa dan tak tau musik ini apakah cocok untuk berdansa atau tidak mengalun indah ditelingaku menemaniku dan ia yang berdansa. Ah, ya tangannya melingkar dipinggangku dan yang bisa kulakukan adalah mengalungkan dua tangannku di lehernya karena itu yang ia bilang ketika aku bilang aku bodoh dalam berdansa.
"How you feel?" ia bertanya membuatku tersenyum sebentar kemudian bilang aku bahagia. Aku senang dan aku tak bisa lagi bicara karena aku sendiri sulit menemukan kata yang pas yang bisa menggambarkan apa yang aku rasakan.
"Gue juga seneng" aku menatapnya melihat kebenaran di matanya dan kami tersenyum simpul.
"Ehem" suara itu membuatku melepaskan tanganku dari leher Keenan. Sementara laki-laki disampingku tersenyum menyambut laki-laki yang barus aja datang aku diam ditempat tak tau harus berbuat apa.
"Oh hai dut gue pinjem Natasya sebentar doang gak usah cemburu gitu" Keenan berusaha mengeluarkan leluconnya.
"Well asal lo gak nyakitin di lagi aja" ungkap Gio yang kini begitu proctetive karena ia menyembunyikanku di balik punggungnya sembari menggenggam tanganku.
"Woah itu masa lalu dan bukannya kita sudah melupakan itu" ungkap Keenan yang sentimen mengungkit betapa dulu ia menyakitiku.
"So crongtulation buat kalian berdua" Gio tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
"By the way you still my bestfriend" ungkap Keenan yang kini memeluk Gio erat yang dibalas protes keras Gio dan mereka larut dalam tawa.
"Gosip kalian sangat panas bahkan orang yang ulang tahun sekarang aja kalah karena kedatangan kalian berdua" Keenan mengedipkan sebelah menggoda kami berdua dan kami berdua hanya tertawa garing.
"So where Kesha?" tanyaku yang tak menemukan keberadaan perempuan yang seharusnya kini tengah bersama Keenan.
"Ah dia lagi kasih selamat buat yang sekarang ulang tahun" ucap Keenan menunjuk Kesha yang tengah memberi hadiah pada Aubrey yang merupakan orang yang tengah berulang tahun kali ini.
***
܁6n
