New Ending

1.7K 83 4
                                    

Beberapa orang mungkin penasaran bagaimana bisa aku dengan Gio sementara gosip yang beredar aku dekat dengan Keenan. Beberapa orang terus membicarakan betapa jalangnya aku karena bersama Gio padahal dekat dengan Keenan.

Aku terlalu malas menjelaskan bahwa apa yang mereka katakan mengenai aku itu salah. Terlalu panjang menjelaskan kepada semua orang bahwa aku bukan jalang seperti mereka kira. Aku bukan perempuan rendahan yang mereka tuduhkan karena aku jadian dengan Gio sementara gosip yang menyebar aku dekat dengan Keenan.

Mulanya juga aku menolak segala perhatian yang Gio berikan. Namun siapa yang tak bisa luluh ketika setiap hari ia meyakinkanmu bahwa ia begitu sayang padamu, begitu menginginkanmu bahagia. Aku terlena oleh perhatiannya dan mulai kecanduan atas perhatian yang ia berikan padaku.

Setelah patah hati dari Keenan hanya Gio orang yang mengetahui betapa sakitnya hatiku. Ia satu-satunya orang yang mengetahui betapa aku mencintai Keenan dan betapa aku mengharapkan ia bisa bersamaku. Ia yang tau segalanya tentangku dan ia tempatku mencurahkan segalanya, termasuk sakit hatiku pada Keenan.

Aku masih ingat pertama kali ia mengatakan ia menyangiku lebih dari sekedar teman. Mulanya aku bingung, disaat ini aku hanya butuh teman bukan pengakuan cinta darinya. Aku menjauh darinya satu minggu penuh untuk berpikir kenapa semua ini terjadi.

Setelah seminggu penuh berpikir apa yang akan terjadi aku mengerti. Aku tau bahwa Gio benar-benar tulus mencintaiku, bukan main-main. Aku memutar ingatanku dimana selalu ada Gio disaat aku terpuruk dari Keenan atau saat aku sedang amat berbunga dengan Keenan. Ia satu-satunya orang yang selalu ada untukku.

Perasaanku pada Gio sebenarnya aku sendiri tak pernah tau. Selama ini aku hanya melihatnya sebagai sosok sahabat laki-laki terbaik sepanjang masa yang aku punya. Ia sosok kakak yang selama ini aku cari. Ia seseorang yang selalu aku butuhkan dan selalu ada untukku.

Melihat aku yang bingung dengan perasaanku padanya ia dengan senang hati memberikanku ruang untuk berpikir, untuk bernapas dan untuk mengambil keputusan yang terbaik. Ia dengan sabar menantiku menemukan jawaban yang tepat setelah pernyataan cintanya. Meski begitu ia dengan baik hati tetap memberikan perhatian layaknya sahabat.

Satu bulan ia mendekatiku, memberikan kenyamanan yang ia tawarkan. Membuaiku dengan kasih sayang yang ia curahkan hanya padaku. Meyakinkanku bahwa melupakan Keenan adalah cara terbaik yang harus aku lalui.

Tepat ketika ulang tahun Aubrey seminggu yang lalu aku menerima ajakanya untuk berkomitmen. Aku menerimanya sebaga pacarku, sebagai orang terdekatku. Aku memutuskan untuk membuang jauh Keenan di belakang dan menyambut tangan Gio untuk menyongsong masa depan.

Gio sempat bilang tak mau aku hanya kasian atau memanfaatkan keadaan yang ada saat aku bilang akan menerima cintanya. Aku tentu tak kasian padanya atau memanfaatkan keadaan yang ada, aku kali ini percaya akan cintanya meski dalam hatiku masih sedikit cinta yang kupunya untuknya. Tapi aku sangat yakin, amat sangat yakin bahwa dengan Gio semuanya akan indah, akan seperti yang aku inginkan meski kami memulainya dengan sederhana dengan cinta yang tak menggebu.

"Kamu ngelamun?" Gio menyenggol lenganku ketika kami sibuk diberanda rumahku mengerjakan pekerjaan rumah untuk dua hari yang akan datang. Aku menggeleng dan merebahkan kepalaku didadanya.

"Love you" bisik Gio manis tepat ditelingaku.

"Love you too" balasku mantap dan kini ia mencium keningku.

***



FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang