6

526 23 0
                                    

"Leo, bagaimana?"tanya gyuri lagi dengan rasa geram saat menyadari sedari tadi leo menatapnya tanpa mengeluarkan satu patah katapun. Leo mengerjapkan matanya beberapa kali. Gyuri sedikit bingung dengan tingkah leo, ia memerhatikan dirinya sendiri dikaca jendela yang ada dibelakang leo.

Ada yang aneh ya? Batinnya bingung

Kayaknya gak ada deh batinnya lagi

begitulah pikirnya, tak ada yang aneh dari dirinya. ia hanya mengenakan dress glamor berwarna silver yang diseluruh kain itu terdapat manik manik yang indah yang diberikan leo padanya. lalu ia hanya mengenakan sepatu berwarna silver, lalu dipergelangan tangannya terdapat gelang simple berwarna silver yang begitu indah, juga terdapat anting berwarna silver yang menjuntai indah di telinganya, serta ia juga tidak mengenakan make up yang berlebihan. ia hanya mengenakan sedikit make up agar berkesan natural dengan rambutnya yang dicurly. Ya...itu tidak aneh kan?

"Leo.."panggilnya geram sambil memutar matanya

"Sampai kapan kau begitu? Kita akan terlambat"ucap gyuri geram. Ia sudah cukup kesal dengan tingkah leo yang seperti itu

"A..apa?"tanya leo yang akhirnya bersuara sedari tadi

"Huh! Ayo pergi"ucap gyuri sambil menarik lengan leo keluar dari ruangan itu

***

Semua orang yang berada diruangan besar itu menatap dengan tatapan terpesona, iri, bahkan kagum pada pasangan yang berjalan diantara mereka. pria tampan dengan setelan jas hitam yang pas dikenakannya dan wanita cantik yang mengenakan dress glamor berwana silver yang tampak anggun dan menawan. Ya, mereka leo dan gyuri. Mereka berjalan mendekati pria dan wanita paruh baya yang sedang tersenyum manis pada mereka berdua


"Selamat ulangtahun tuan, semoga diberi kesehatan dan kebahagiaan yang melimpah"ucap gyuri ramah dengan senyum indah dibibirnya

"hahaha iya..samasama"ucap pria paruh baya dengan disertai tawanya

"Dia ayahku dan ini ibuku"ucap leo memperkenalkan ayah dan ibunya dengan nada datar

"annyeonghaseyo, nae ileum nam gyuu ri atau gyuri saja"ucap gyuri memperkenalkan dirinya dengan senyum ramah dan tingkahnya yang ceria

"annyeong"ucap ayah dan ibunya leo bersamaan dengan senyum ramahnya

"Wah..jarang sekali leo memperkenalkan wanita pada kami, apa kalian pacaran?"tanya ibu leo bersemangat

"ani..kami tidak-"ucap gyuri terpotong

"ya, kami akan segera menikah"potong leo cepat. Gyuri membulatkan matanya dan ternganga mendengar perkataan leo. Leo menoleh kearah gyuri dan mengulum tawanya saat melihat ekspresi wajah gyuri yang terkejut itu


Whut??? Nikah? Pacaran aja engga batin gyuri meronta

"A..ani..ani a.."ucap gyuri terbata bata dan menatap leo tajam

"Bulan depan mungkin bisa kan pa?"tanya leo ke ayahnya tanpa memperdulikan gyuri yang menatapnya tak percaya. Ayah dan ibunya leo hanya tertawa melihat tingkah mereka berdua

"Ha...kalian sangat serasi.."ucap ibu leo gembira

"Ya..bisa saja, lusa kita semua akan kerumah keluarga besar gyuri"ucap ayah gyuri bersemangat. Karna ini pertama kalinya leo membawa wanita untuk diperkenalkan kepadanya

"Dari mana asalmu?"tanya ibu leo

"A..aku, aku dari pulau jeju"jawab gyuri terbata bata

"Wah...kau berasal dari tempat yang indah, bagaimana kalian bisa bertemu?"tanya ibu leo bersemangat

"Ka..kami-"jawab gyuri terpotong. Ia bingung akan menjawab apa, sedangkan ia baru saja bertemu leo kemarin

Aaaaaa shit, ini benar benar gila batin gyuri

"Kami bertemu saat gyuri akan pulang ke jeju, setelah hari wisudanya"sambung leo. Gyuri menatap leo tak percaya. bisa bisanya ia dengan mudah mengatakan itu. Bahkan ia mengatakan akan menikai gyuri. gyuri tak habis pikir dan tak mengerti dengan apa yang dikatakan leo.

"Ooo begitu, kau berkuliah dimana? Dan jurusan apa?"tanya ayah leo penasaran

"Aku lulusan S2 fakultas chef di UK"jawab gyuri berusaha santai

"Wah..leo, kau akan mendapatkan istri yang cantik dan lihai didapur"puji ibu leo gembira. Leo hanya tersenyum manis kepada gyuri



deg deg dge



Jantung gyuri tak karuan saat melihat senyum leo itu, ia memalingkan wajahnya karna ia tau kalau wajahnya saat ini merona akibat leo dan ibunya

"Mam, kau membuatnya merona"ucap seorang wanita yang tiba tiba di sebelah gyuri. gyuri dengan cepat menoleh kearah wanita itu, dan ternyata itu adalah hye inji. Hye inji hanya tersenyum geli saat melihat gyuri yang sedang merona

"Omo..wajah mu sangat imut sekali saat merona"ucap ibu leo menangkup wajah gyuri dan membuat gyuri tambah merona

"oppa, kau beruntung mendapatkannya" ucap inji sambil tertawa. Leo hanya terdiam. Entah apa yang dipikirkan leo saat itu.

"Wah..umur tuan suda 61 ya..tapi tidak tampak setua itu, anda masih sangat tampan dan muda"ucap gyuri polos saat melihat lilin angka yang ada diatas kue ulangtahun yang sangat besar itu

"Ah..kau bisa saja nak..hahhaha"ucap ayah leo dengan tawanya dan yang lain ikut tertawa

" baiklah, nikmati pestanya calon menantuku"ucap ayah leo tersenyum seraya beranjak dari tempatnya dan diikuti ibu leo dan inji yang juga tersenyum pada gyuri, gyuri hanya membalas senyuman itu.


Buk buk buk

Gyuri memukuli lengan leo keras. Ia benar benar kesal pada leo.

"Aw,aw aw"keluh leo saat mendapatkan pukulan itu dan menangkap lengan gyuri dan meletakkannya didadanya

Lpov

Ku tatap wajah gyuri dalam, ia juga membalas tatapanku. ku bungkukkan sedikit badanku hingga sejajar padanya dan mendekatkan wajahku kedepan wajahnya hingga dapat kurasakan deru nafasnya. Jantungku berdebar dengan cepat

"apa yang barusan kau lakukan? Aku tidak ingin menjadi bonekamu, Aku harus bilang apa pada ayah dan ibuku?"tanyanya dengan suara yang pelandan tepat didepan wajahku

"kau bukanlah bonekaku, apa kau tak merasakannya"ucapku lalu ku taruh lengannya didadaku agar ia dapat merasakan detak jantungku. Ia terdiam dan menundukan wajahny, aku tau kalau sekarang ia sedang merona. Ku pegang dagunya dan mengangkat wajahnya untuk menatap mataku

"Kau tau, sejak pertama kita bertemu, kau selalu ada disini" ucapku sambil menunjuk pelipisku

"Dan kau tau, disaat kau membuatku kesal, aku sangat ingin memarahimu tapi aku tak bisa"ucapku tulus. Ia hanya terdiam mencerna perkataan yang kukatakan padanya

"Sebaiknya kita mengikuti acaranya, aku tidak enak dengan pandangan orang orang disini"ucapnya menjauhkan badanya dariku. Aku hanya terdiam meratapinya

coldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang