Lpov
Sudah 3 hari aku terus pulang malam dan memcoba untuk melakukan hubungan intim dengan wanita lain, tetapi hasilnya nihil. Aku selalu saja tidak bisa menghilangkan bayangan gyuuri dari mata dan pikiranku dan itu sangat sangat mengangguku seperti saat ini. aku duduk disofa tepat didepan panggung kecil diclub malam milik temanku ini. Aku duduk diantara teman temanku yang sedang asik bercumbu. Sedangkan aku hanya meminum segelas wine beberapa kali sambil menonton wanita wanita itu bernyanyi sambil menari dipanggung itu. beberapa kali mereka menggodaku tetapi aku menatap mereka dingin.
Flashback
"leo, sampai kapan kau terus terusan keclub malam? Itu akan mengganggu kesehatanmu"ucap gyuri saat aku memasuki rumahku
"Bukan urusanmu, ini masalahku sendiri"ucapku dingin tanpa menatapnya lalu akan melangkah pergi. Tetapi tangan hangat milik gyuri menahanku
"Aku sudah tidak tahan leo, kenapa kau bersikap begini padaku? apa aku ada salah padamu?"tanya gyuri dengan gemetar dan tampak menahan tangis
"BUKAN URUSANMU! URUSI SAJA MASALAHMU SENDIRI! PERGI DARI HADAPANKU SEKARANG!"bentakku yang entah setan dari mana dan membuatku emosi
"Hiks...apa kau tak suka aku ada disini? Hiks..Apa kau membenciku? hiks..arraseo hiks..aku..hiks..akan pergi"ucapnya dengan isakan yang tertahan lalu melepaskan tanganku dan pergi berlalu dengan tangan yang menutupi hidung dan mulutnya menahan tangisnya. Aku hanya diam berdiri ditempatku dan merasakan perih yang ada didadakuEntah kenapa dadaku terasa begitu perih saat mendengar isakan tangisnya dan melihat sekilas saat ia berlalu dihadapanku dengan air mata dimatanya. Apa ia begitu menghawatirkan aku? Pikirku. Begitu banyak penyesalan didiriku karna sikapku padanya akhir akhir ini. Aku sangat menyesalinya
Aku membalikkan badanku dan pergi keluar dari rumah dan kembali keclub hyungbin untuk menenangkan pikiranku
Ya..disinilah aku sekarang. Dengan bau alkohol dimana mana dan melihat para wanita itu mencoba mencari perhatianku
***
Author pov
Entah sudah berapa banyak gelas wine yang telah diminum leo, yang pasti saat ini ia telah mabuk berat. Ia mengelantur tentang gyuri dan mengeluarkan kekesalannya
"Leo, sudah berapa gelas yang kau minum? Apa kau sungguh frustasi?"ucap N yang heran melihat sahabatnya yang bertingkah aneh dan tidak biasanya ia minum minum hingga mabuk berat seperti itu.
"Hahahah, kau itu tidak perlu tau apa yang aku alami"ucap leo asal sambil terkekeh tidak jelas
"Kasian sekali temanku ini, baru merasakan patah hati karena wanita"ucap ravi
"Sudahlah, sebaiknya kita menelpon orang rumahnya dan menyuruh mereka menjemputnya"ucap hyuk
"Ah, kau benar"ucap ken lalu mengambil ponsel leo yang berada disaku jas milik leo. Ia menekan angka 1 lama. Lalu tampak sebuah nomor dengan nama gyuri munculTuuut...tuttt
"Annyoung leo, kau dimana? Kenapa belum pulang?"sahut seorang wanita yang mengangkat telpon dengan nada khawatir
"Annyoung, apa ini gyuri?"tanya ken memastikan
"nde, ini siapa? Mana leo? Kenapa disana ribut sekali?"tanya gyuri makin khawatir
"Hem..begini, kau bisa menjemput leo sekarang? Ia sangat mabuk saat ini, ini di club AT NIGHT"ucap ken
"Baiklah, aku akan menjemputnya"ucap gyuri cepatTutt tuutt tuutt
Sambungan via telpon itu dimatikan sebelah pihak. Ken mendengus kesal
"Waeyo?"tanya hyungbin heran
"Ani, hanya saja aku sangat iri padanya, ia mendapatkan wanita yang sangat perhatian padanya"ucap ken lemah
"Hah, yapeun, kita tunggu saja wanita itu"ucap ravi
.
.
.
.
.
.
.
.Gpov
aku telah sampai didepan club itu. Tanpa mengundur waktu aku langsung keluar dari taxi yang mengantarku kemari dan berjalan cepat memasuki club. Saat didalam, suara berisik dan sangat memekakan telinga itu langsung menyambar telingaku. Tanpa memperdulikan hal itu aku mengedarkan pandanganku untuk mencari leo. Mataku berhenti disosok pria yang sangat ku kenal sedang mabuk berat disofa yang dikelilingi 4 laki laki berjas dan 1 bartender serta para wanita wanita yang berpakaian mini. Ku langkahkan kakiku untuk memdekati leo
KAMU SEDANG MEMBACA
cold
Randomseorang CEO muda di perusahaan ternama yang terkenal dengan hati dan sikap dinginnya membutuhkan asisten pribadi, dan di waktu yang bersamaan, wanita yang baru saja datang di kota itu membutuhkan pekerjaan dan tempat tinggal.