Lpov
Hari ini aku berangkat kerja dengan senyum yang mengembang diwajahku. Aneh memang, tetapi aku tak dapat membohongi perasaanku setelah kejadian tadi pagi
Sruuup
Aku meminum kopi yang disediakan diatas meja kerjaku
Tok tok tok
"Masuk"ucapku. Tampak sekretarisku, go hye mi, memasuki ruang kerjaku
"sepertinya hari ini mood bapak lagi bagus ya?"ucap sekretarisku saat melihat senyumku yang terus terusan mengembang itu
"Ah tidak, apa ini?"jawabku menutupi lalu mengalihkan pembicaraan kami
"ini berkas berkas baru yang diberikan oleh perusahaan perusahaan cabang dan data keuangan bulan ini"ucapnya sambil memberikan berkas berkas itu
"Baiklah, tinggalkan saja disini, nanti saya periksa"ucapku
"Nde"jawabnya lalu membungkuk hormat dan pergi keluar ruangankuDrrrrrt drrrrrttt
Smartphoneku bergetar diatas meja kerjaku. Ku lihat nama sang penelpon
Na yi eun batinku
Keningku berkerut saat melihat nama itu. Begitu terasa sakit lagi luka yang sudah tertutup. Dengan berat hati ku raih smarphoneku dan menjawab telpon itu
"Annyeong woon-a"sapa yieun itu dangan riang seperti biasanya. Dia adalah cinta pertamaku saat SMA, dia membuatku terpuruk dan membuatku trauma akan cinta. Aku masih ingat saat ia menolakku mentah mentah, entah apa alasannya. Tetapi gyuri datang dalam hidupku dan membuatku kembali merasakan cinta. Awalnya aku sangat takut, tetapi aku tak dapat menutupi perasaanku. Meski gyuri telah menolakku, entah mengapa aku tidak menyerah dengannya
"Annyeong yieun-a"sapaku balik
"aish...kau menjadi terkenal ya sekarang, haha"ucapnya
"Wae gereo?"tanyaku dingin
"Aighoo..kau begitu dingin sekarang"ucapnya
"Katakan saja apa niatmu menghubungiku setelah sekian lama"ucapku
"Ani..aku tidak berniat apapun, hanya saja apa kau punya waktu siang ini? Aku baru saja pulang dari london, dan saat sampai aku teringat padamu dan ingin menemuimu"ucapnya. Aku berpikir sejenak"Ah, baiklah, kau ingin bertemu dimana?"tanyaku
"Di cafetaria tempat kita duly sering berkumpul, kau ajak adikmu juga ya"ucapnya
"Nde"jawabku singkat
"Oke, sampai bertemu, annyeong woon-a"ucapnya lalu memutuskan sambungan telpon dari sebelah pihak. Aku hanya menghela nafas lalu mencari kontak inji lalu mengirimi pesan****
Author pov
Disebuah cafetaria tempat yieun dan leo bertemu. Tampak leo duduk dengan santai disebelah inji. Sedangkan yieun duduk disofa seberang leo
"Hem, aku ke wc dulu ya"ucap inji lalu beranjak dari sofa
"Kenapa mengajakku bertemu?"tanya leo
"Tidak ada alasan, hanya saja aku merindukanmu"jawab yieun lalu menyedu teh hangat yang dipesannya
"Ck, merindukan? Haha"ucap leo dingin
"ya sudah kalau tidak percaya"ucap yieun santai
"Kau sama sekali tidak berubah"ucap leo
"gomawo, ku anggap itu sebagai pujian"ucap yieun
"sudahlah jujur saja, kau tidak merindukanku"ucap leo dingin. Yieun terdiam, matanya berubah menjadi sendu
"Leo, miana, karna waktu itu aku tak menerimamu, karna aku memiliki sebuah alasan"ucapnya dengan nada yang gemetar karna menahan tangis
"Apa alasanmu"tanya leo sambil menatap yieun lembut. Meski ia sangat membenci yieun, tetapi sejujurnya ia sangat merindukan sosok yang sangat peduli padanya
"Sebenarnya..."ucap yieun menggantung. Ia memberikan sebuah kertas yang berlambangkan rumah sakit internasional london. Leo membaca kertas itu. Matanya membulat karna kaget dengan apa yang ia baca itu. Ia menatap yieun dengan tatapan ingin sebuah penjelasan
"Ya, aku terkena kanker otak dari SMA, dan makin parah, lalu ayah dan ibuku selalu membawaku ke rumah sakit rumah sakit yang memiliki dokter terbaik, tetapi mereka semua sudah tidak bisa berbuat apa apa lagi, maka dari itu aku menolakmu karna aku tak mau mebuatmu terluka karna waktuku yang singkat ini.."
"Tapi aku lebih terpuruk karna kau menolakku dan tanpa memberi tau ku tentang hal itu"potongku
"Mianhae"ucap yieun merasa bersalah
"Jangan seperti itu, itu bukan dirimu yang sebenarnya"ucap leo menghibur
"Nde woon-a"ucap yieun sambil tersenyum
"jadi kenapa kau ke mari?"tanya leo "waktuku tidak banyak lagi leo, aku kemari untuk meminta maaf dan menyatakan bahwa sebenarnyabaku juga menyukaimu, ya, aku tau aku telah terlambat, tapi sebelum aku mati, aku akan mengungkapkan perasaanku yang sesungguhnya dan memastikan bahwa orang yang ku cintai akan baik baik saja"jelas yieun. Leo tertegun dengan perkataan yieun. Ia berpikir keras tentang hal itu
KAMU SEDANG MEMBACA
cold
Randomseorang CEO muda di perusahaan ternama yang terkenal dengan hati dan sikap dinginnya membutuhkan asisten pribadi, dan di waktu yang bersamaan, wanita yang baru saja datang di kota itu membutuhkan pekerjaan dan tempat tinggal.