Gpov
Sudah beberapa jam aku dan leo menunggu didepan ruang UGD. Aku duduk dengan rasa gelisah dan khawatir dengan keadaan yieun. Leo yang duduk disebelahku memandangku dengan tatapan yang tak dapat ku artikan. Ia merangkulku dalam dekapannya. Sedikit ku rasakan kehangatan dan ketenangan dari dekapannya itu. Ku hirup aroma tubuhnya yang belakangan ini sangat membuatku merasa nyaman. Perlahan aku membalas dekapannya
clek
Suara pintu terbuka. Dengan cepat aku melepas pelukan leo dan langsung menghadap kearah pintu ruang UGD itu. Tampak beberapa suster dan dokter dengan berpakaian serba hijau keluar sambil mendorong tempat tidur yang terdapat seseorang yang ditutupi dengan kain putih. Perlahan aku mendekati tempat tidur itu. Ku buka kain itu agar dapat melihat wajah orang yang didalamnya
Deg
Aku terhenyak saat melihat wajah yieun yang begitu pucat. Tanganku bergetar. Baru sehari aku mengenalnya, tapi ia sudah pergi meninggalkanku. Aku sangat merasa bersalah mengingat aku telah salah paham padanya. Ku tahan air mataku
"Maafkan kami, nyawa nona na yi eun tak dapat kami selamatkan"ucap dokter dengan nada merasa bersalah. Tangisku pun pecah. aku tak dapat menahan air mataku lagi. Sebuah tangan memelukku dari belakang. Aroma tubuh pria itu sudah tak asing lagi bagiku membuatku tangisku sedikit mereda
"Gwenchana, biarkan yieun pergi dengan tenang"ucap leo. Aku melepaskan pelukannya dan berbalik menghadapnya. Ia menangkup wajahku dengan kedua tangannya dan menatapku lembut
****
Sudah 2 minggu dari hari kematian yieun. Aku masih agak merasa bersalah padanya, tetapi leo selalu memberikanku dorongan agar tak terlalu merasa bersalah pada yieun
Aku duduk disebuah cafe bersama luhan dan leo sambil meminum americano. Ya..luhan tadi pagi datang untuk mengunjungiku dan leo sudah mengetahui bahwa luhan adalah adikku, jadi tidak ada salah paham lagi. Aku menyedu americanoku perlahan
"Ngomong ngomong, kapan hyung akan melamar noona?"tanya luhan dengan polosnya
"Uhuk..uhuk uhuk" dengan spontan aku tersedak akibat mendengar perkataan luhan barusan. Leo menepuk nepuk pelan punggungku
"Gwaenchana?"tanya leo khawatir
"Uhhuk.. gwaenchana"jawabku sambil sedikit batuk
"Makanya..minum itu pelan pelan"ucap luhan dengan polosnyaMwi?! Apa katanta? Pelan pelan? Ini semua karna kau! Dasar bocah sialan! Batinku mengumpat. Aku menatap luhan garang
"Waeyo?"tanyanya dengan wajah tidak bersalah
"Jadi? Kapan hyung?"tanya luhan yang masih penasaran
"Yak! Aish jincha?! Kau ini, jebal"ucapku kesal
"Waeyo? Aku hanya bertanya"ucap luhan tanpa merasa bersalah
"Mungkin lusa, karna aku hatus mempersiapkannya dulu, jadi katakan pada appa dan eommamu untuk bersiap siap"ucap leo menjawab pertanyaan luhan yang gila ituLusa? batinku bertanya
"Jincha hyung?"tanya luhan dengan mata berbinar
"Nde"jawab leo yakin
"Yessss, berarti lusa aku bisa izin sekolah"ucapnya dengan kegirangan
"Yak! Dasar kau ini!"ucapku kesal lalu menjitak kepalanya. Wajah luhan yang kegirangan berubah menjadi ekspresi kesakitan dan mengelus elus jidatnya yang ku jitak tadi
"Sakit noona"rengeknya
"Biarin"ucapku sambil mengoloknya
"Sudah sudah...sekarang kita jalan jalan saja"ucap leo
"Kemana?"tanyaku bingung
"Kemana saja"jawab leo
"Kajja"ajak luhan bersemangat lalu menarik kami berdua keluar dari cafe***
Ini adalah hari yang dijanjukan leo. Kemarin aku pulang ke jeju karna leo ingin aku memberitahu orang tuaku akan kedatangannya. Kini aku sudah siap dengan dress santai selutut tanpa lengan yang berwarna putih polos. Aku duduk dibalkon kamarku dengan jantung yang berdetak sangat kencang
"Hah, aku gugup sekali"ucapku berbicara sendiri
"Tenang gyuuri, tenang"ucapku menenangkan diriku sendiri sambil menepuk nepuk pelan pipikuTok tok tok
"Noona..hyung sudah datang"ucap luhan dari balik pintu
"Nd..nde.."ucapku sambil bergegas keluar dari kamar. Dengan perlahan aku berjalan menuju ruang tamu. Tampak leo bersama keluarganya sedang berbincang bincang dengan appa dan eommaku"Gyuuri"panggil seorang perempuan dari belakang dan membuatku terkejut
"Duduklah"ucap orang itu yang ternyata adalah yowon eonni yang tengah membawa napan yang berisi beberapa gelas
"Nde"ucapku dengan gugup. Aku pun berjalan kearah sofa yang tidak diduduki lalu duduk dengan gugup---
"Hah..leganya..."ucapku lega setelah lamaran itu. Kini aku tengah duduk di ayunan yang menghadap kearah pantai bersama leo. Aku menikmati angin pantai malam dan suasana sunyi ini
"Kau tidak merasa gugup?"tanyaku kepada leo yang tengah menatap lurus pantai. Ia menoleh kearahku dan tersenyum lembut
"Ani"jawabnya singkat
"Jincha?"tanyaku tak yakin
"Jincha, hanya sedikit takut saja"ucapnya sambil terkekeh pelan
"takut apa?"tanyaku penasaran
"Takut kalau aku akan ditolak, tapi ternyata..."ucapnya gantung lalu tersenyum. Aku hanya mengulum senyumku"Minggu depan ya"ucapnya sambil meraih tanganku dan menggenggamnya
"nde, minggu depan"ucapku sambil menatap kearah laut
KAMU SEDANG MEMBACA
cold
Randomseorang CEO muda di perusahaan ternama yang terkenal dengan hati dan sikap dinginnya membutuhkan asisten pribadi, dan di waktu yang bersamaan, wanita yang baru saja datang di kota itu membutuhkan pekerjaan dan tempat tinggal.