Chapter 6|I'm sorry!

5.4K 412 24
                                    

Pagi..

Belum pernah aku seceria ini, sudah jarang sekali aku melihat senyuman diwajahku saat ku bercermin.. Aku sangat bahagia.. Tuhan mengirimkan seorang malaikat untuk menemani ku..

Aku tengah menyisir rambut ku yang sangat kusut, tapi lyn tidak ada dikamarnya ia bangun lebih awal. Dimana dia ? Hem.. Sepertinya tercium bau harum.. Iyaa benar aku mengikuti bau yang sangat harum seperti bau... Nasi goreng buatan mama ku. Apa lyn sedang memasak ?

Aku mencarinya disekitar ruang tamu tapi tidak ada, oke aku kedapur saja kalau begitu.

Iya benar lyn sedang memotong sayuran untuk nasi goreng.. Aku kerjain dia ah.. Aku berjalan perlahan-lahan..

Dalam hitungan mundur aku akan mengejutkan dia.. Hehe

3..

2..

1...

Aaaaaahhhh..

Lyn membulatkan mata tidak percaya apa yang sudah ia lakukan..

Satu tusukan tepat diperutku bagian kiri..aku menjerit kesakitan darahku bercucuran dimana-mana.. Lyn sama sekali tidak bisa bergerak lebih tepatnya lagi dia kaku..

"Suzan.. Ma..maaf kan aku.." ucapnya.

"Tunggu sebentar!! Aku ingin telpon ambulan." ujarnya lagi bergegas menelpon..

***

Hem.. Bau rumah sakit, aku benci bau rumah sakit.. Lebih baik mencium bau nasi goreng. Iya aku ada dirumah sakit dan disebelahku sudah ada lyn menatap ku sedih.

"Lyn.." ucapku lirih

"Kau sudah merasa baikkan ?" aku mengangguk pelan lalu tersenyum.

"Kenapa kau menusukku ?

"Aku tidak sengaja, sungguh suzan maafkan aku.." ucapnya sendu..

"Tidak apa-apa.. Aku senang, rasanya ditusuk itu sakit tapi ternyata menyenangkan!!" lyn membulatkan mata mendengar perkataanku, iya aku memang merasakan sakit yang tak tertahankan tapi rasanya itu menyenangkan.. Melihat banyak darah bercucuran dilantai.. Cairan kental berwarna merah.. Itu... Sangat indah.. Apa aku sudah gila ?

"Benarkah menyenangkan,?" lagi-lagi aku mengangguk pelan lalu tersenyum simpul.

"Aku juga pernah rasanya ditusuk, memang menyenangkan sih.. Hahahaha" ucapnya lalu kami tertawa senang..

"Oh.. Ya kata dokter luka mu cukup parah, tapi sudah ia jahit dan untung saja kau cepat sadar.."

"Hei.. Kenapa kau menusukku ?" ucapku mengenggam tangan lyn, ia menghela nafas..

"Aku takut!! Akhir-akhir ini banyak polisi yang sedang mencari buronan pembunuh berdarah dingin disekitar daerah rumah ku... Kukira dia menyusup tapi ternyata tidak.. Maafkan aku suzan.." ucapnya menyesal.

"Aku sudah memaafkan mu dari awal.." jawabku..

Lyn dan aku memang baru menduduki sekolah dasar kelas 5 tapi tingkah kami seperti sudah dewasa. Aku senang berteman dengannya dan aku sudah mengatakannya berkali-kali.

Aku jadi khawatir, jika aku kembali kerumah pasti lyn ketakutan karena ada psikopat diluar sana yang berkeliaran.

"Apa aku boleh pulang sekarang ?"

"Kau ingin pulang ?" aku mengangguk pelan, lalu ia membantu ku duduk.

"Ayo, pulang kita juga tidak sekolah hari ini.. Untung saja ini hari libur kan." aku tertawa kecil, setelah aku berganti baju kami pun langsung pulang kerumah lyn, seperti biasa naik taksi. Anak sekecil kami sudah tidak diherankan lagi berpergian kesana-kemari..

My Friend Is A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang