Chapter 13| kau tetap temanku

4K 301 0
                                    

Lyn's Pov

Sepulang sekolah aku berpisah diperempatan jalan dengan suzan, dan ini pertama kalinya aku naik bus sekolah karena mobil pribadi corrline sedang ia pakai. Sesampai dirumah aku segera berganti baju dan sebagiannya. Ku dapati potongan pizza didapur, oh tidak tidak bukan potongan tapi satu lingkaran pizza. Karena ku lapar jadi ku makan saja sampai habis. Dan pertanyaan nya kemana mama carrolline pergi ?

Seusai makan aku berjalan menuju kamarnya disudut ruang tamu. Kebetulan pintu nya terbuka sedikit.

Klekk..

"Mama ?" ucapku sambil memasuki ruangan. Ku menatap kesetiap penjuru ruangan tapi sayangnya ia tidak ada.

"Apa dia belum pulang yah ?" ujarku. Ketika ku ingin keluar tanpa sengaja aku melihat tas carrolline diatas kasur. Ku raih tas nya perlahan. Banyak barang-barang kecantikan dan beberapa uang ratusan yang berceceran. Uhh dasar. Lalu ku melihat sebuah amplop putih. Aku pun mengernyitkan dahi.

"Apa ini ?"  ucapku sambil membuka amplop tersebut. Dan ternyata isinya hanya surat dokter. Ehh tunggu..tunggu ..surat ini tentang.. Penyakit carrolline..(?)

Setelah kubaca apa isinya aku segera meremas kertas itu."sial!!" gumamku.

****

"Suzan, kita tidak perlu mencari tahu siapa yang membunuh ayahku!" ucap lyn sambil menulis tanpa menatap suzan.

"Hah? Kenapa ? Kamu udah tau siapa pelakunya ?" jawab suzan tersentak. Berhenti menulis.

"Ayahku itu dibunuh ibuku sendiri,. Titik!"

Suzan makin terkejut dengan jawaban lyn yang singat dan.. Aneh?

"Jadi, maksud kamu.. Ibu kamu itu..---" sayangnya lyn langsung memotong ucapan suzan.

"Ibuku menginap penyakit skizofrenia. Aku tidak bisa menjelaskan nya padamu. Tapi yang pasti ibu ku lah pembunuhnya, dan.. Sepertinya aku dalam bahaya!" jelas lyn tanpa ekspresi.

"Dalam bahaya ? Itu artinya kamu bakalan dibunuh juga gitu?" lyn mengangguk.

"Tapi kamu tenang aja, gaada yang bisa bunuh aku. Suzan." jawab lyn tersenyum licik.

"Kenapa kamu yakin gitu ?" suzan mengernyit.

"Karena aku juga pembunuh!" ucap lyn tanpa rasa bersalah. Suzan terbahak-bahak.

"Mh... Apa aku lucu?"

"Tidak.. Kamu itu aneh-aneh aja, mana mungkin kamu pembunuh lyn, kamu itu baik. Yahh gak mungkin lah"

"Kalo misalnya aku memang pembunuh, kamu masih mau jadi teman aku kan?" tanya lyn seketika membuat suzan terdiam kaku.

1 detik..2 detik..

"Suzan kenapa kamu diam ?" ujar lyn .

"Seburuk apapun kamu, kamu tetap temanku lyn" jawab suzan dengan tatapan tulus. Membuat lyn tersenyum bahagia.

"Terimakasih yah sudah mau jadi temanku, suzan " suzan mengangguk sambil tersenyum.

Bell istirahat..

"Kamu tunggu sini dulu yah" ujar suzan seraya pergi meninggalkan lyn ditaman. Lyn hanya mendengus kesal.

Tidak lama kemudian, suzan kembali dengan berbagai macam makanan ditangannya. Lyn melotot sambil menganga.

"Nahh ayo makan!!" seru suzan, membuat lyn menelan ludah.

"Apa kau sendiri yang akan menghabiskan ini semua?"

"Tidak, ini untuk kita berdua lyn" jawab suzan sambil membuka beberapa bungkus makanan.

Lyn hanya diam.

"Kalau tidak habis siapa yang akan menghabiskannya ?"

"Tentu saja aku!!" jawab suzan sambil nyengir.

Dasar...

"Seminggu lagi kita ujian kenaikan kelas, kamu udah ada persiapan belum ?"

"Tenang aja, aku mah selalu siap." jawab suzan sambil membentuk O. Lyn hanya meng ohh ria kan.



My Friend Is A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang