Tidak lama kemudian kak kayla pulang sekolah, untung saja ayah dan Mama sudah berhenti bertengkar.
Clekk..
Aku tersentak kaget dan menyeka airmataku. Lalu cepat-cepat menyembunyikan dairy yang sedang kutulis barusan kedalam lemari.
"Lho.. Kenapa zan ?", tanya nya sambil merebahkan tubuh dikasur
"Tidak apa-apa" jawabku singkat.
"Sebentar lagi kan ulangtahun gue kira-kira siapa yah yang bakalan ngucapin pas jam 12 malam ?", ujarnya
"Entahlah.." jawabku lirih
Aku paling benci dengan hari ulangtahun!! Kenapa? Karena setiap hari ulangtahunku ayah dan mama akan bertengkar hebat lalu salah satu dari mereka meninggalkan rumah berhari-hari walau pada akhirnya pulang lagi, dan tidak ada seorang pun memberi ku kejutan atau ucapan selamat ulangtahun.. Bahkan kakakku sendiri saja terkadang lupa hari ulangtahunku. Intinya aku benci hari ulangtahun.
"Suzan.. ? Kok malah melamun sih ?" ucap kak kayla.
"Eh.. Ahh tidak aku hanya mengantuk!!" aku beranjak kekasur dan merebahkan tubuhku aku benar-benar lelah kak.
"Apa kau baik-baik saja ?" ucapnya pelan sambil melihatku yang tidur membelakanginya.
Aku menangis dalam hati. Aku tahu dia sangat perhatian padaku, namun saat ini aku tidak ingin berbicara apapun, karena percuma saja pasti tidak ada yang mengerti diriku.
Aku lelah kak!! Aku sangat lelah aku sakit, aku benar-benar sakit. Tulang ku hancur berkeping-keping walau sebenarnya masih terlihat utuh tapi sangat terasa remuk.
***
Malam telah menyapa aku mengucak mataku dan melihat sekeliling kamarku, ternyata aku benar-benar ketiduran. Kudapati kak kayla yang habis mandi sedang bercermin. Tubuhku masih lemas dan ingin tidur lagi, bahkan aku tidak akan minta tuk kembali terbangun lagi untuk selamanya..
"Suzan.. Kayla ayo cepat makan!!" teriak Mama dari arah meja makan.
Ka kayla segera keluar kamar menuju meja makan" ayo zan cepat, nanti Mama marah-marah lagi lho.." ucapnya sebelum pergi.
Aku beranjak dari tempat tidur lalu membasuh muka ku diwashtaffel kamar mandi. Lagi.. Lagi aku bercermin dengan mata yang berkaca-kaca.
Aku harap ini semua hanyalah mimpi buruk dan aku akan segera bangun dari mimpi buruk ini. Lalu aku menghampiri meja makan dan segera duduk. Kulihat disini sangat lengkap Ada ayah, Mama, ka kayla dan kedua adikku yang menyebalkan. Mereka semua menatap ku heran, mungkin karena melihat mataku yang membengkak seketika.
Aku terlalu banyak menangis daripada tertawa. Tidak ada hal lucu bagiku. Bahkan guru-guru yang mengajar dikelasku yang lawakannya lucu sekali pun aku tidak tertawa. Aku hanya diam dengan tatapan kosong sesekali. Tidak ada yang menarik untuk diperhatikan.
***
Syurrr..
Air mengalir disekujur tubuhku. Sangat terasa dingin lagi-lagi aku dibully oleh silvy, desi, gita dan yang lainnya. Mereka menumpahkan segelas air cola ditubuhku. Aku menangis . aku hanya bisa mengusap wajahku yang basah.
Mereka tertawa kegirangan lalu meninggalkanku, semua murid dikantin melihat ku dengan tatapan sinis. Padahal aku tidak berbuat kesalahan apapun pada mereka. Lalu aku berlari kekamar mandi . aku membasuh bagian tangan dan wajahku yang terasa lengket. Lagi.. Lagi aku menangis kenapa aku selalu ditindas ?
Tiba-tiba ada seseorang memasuki kamar mandi terlihat segerombolan anak perempuan yang tidak familiar bagiku. Kenapa mereka datang lagi sih?
"E..ehh ada suzan.. " ucap gita sambil menghampiriku
"Uhuhuhu suzan kenapa kamu nangis ? " ucap desi dengan suara yang dibuat-buat sambil mengusap rambutku yang masih lengket.
"Ihh rambutmu lengket banget sih?? Ga pernah sampoan yaa!! Ewhh.." tambahnya lagi menghindari rambutku
Silvy berjalan kearah ku lalu yang lainnya memegangi kedua tanganku seperti seseorang akan sedang dihajar. Aku berontak tapi jeratan mereka malah makin kencang.
"Lepaskan aku!!" ujarku sendu, silvy tertawa bersama yang lainnya.
"Hei!! P.E.C.U.N.D.A.N.G!!!" ucapnya dengan menekan kata pecundang.
"Kenapa kau begitu menyedihkan ? Aku benci satu sekolah denganmu!! Bahkan aku benci sekelas denganmu!! "Bentaknya sambil melipat tangan didada.
"Sebentar lagi kenaikan kelas bukan ? Kuharap nilai ulanganmu jelek lagi!!" ujarnya sambil memberi isyarat pergi-dari-sini pada semua temannya.
Aku sangat membenci silvy, bahkan sejak kelas 1sd ia memang suka mengejekku. Sekarang sudah kelas 4sd ia malah membully ku habis-habisan. Aku ingat saat pertama kali aku salah duduk dibangkunya ia langsung mengadu kenyataan yang tidak benar pada mama nya, akhirnya aku dimarahi habis-habisan oleh mamanya . ibu dan anak sama saja!!
Mereka pergi sambil tertawa senang. Aku menitikan airmata lagi. Aku butuh teman, disaat seperti ini aku benar-benar ingin curhat pada temanku, tapi karena mereka menindasku jadi tidak ada seorang pun yang mau berteman denganku.
Bell berbunyi...
Aku segera menghapus airmataku dan berjalan menuju kelas, perutku masih keroncongan karena belum sempat makan siang tadi. Ketika ku memasuki kelas semua tersenyum licik kearahku, ada juga yang berbisik-bisik tentu aku sangat heran. Lalu aku menuju meja ku..
Aku tersentak kaget dan membulatkan mata. Aku tidak percaya dengan susana tempat dudukku. Sangat berantakan dan kotor. Sampah berceceran dimejaku semua isi tas ku berantakan dimana-mana.
Seperti ada sengaja mengobrak-abrik tempat dudukku. Aku berjalan perlahan lalu merapikan sampah beserta buku-buku ku yang berantakan dilantai. Mataku berkaca-kaca aku tidak kuat membendung airmata ini. Aku tidak boleh menangis, menangis hanya akan membuat diriku terlihat lemah.
Semua murid tertawa senang dan beberapa anak laki-laki mengejekku dan menjelek-jelekkan namaku. Tanganku mengepal kuat. Ingin sekali rasanya aku menonjok wajah mereka hingga robek.
"Suzan ? Ngapain kamu ngacak-ngacak mejamu ?" tanya bu assi yang barusan datang.
"Maaf.. Bu tapi, bukan saya yang melakukannya , say--"
"Dia bohong!!!", potong Vina. Aku dan bu assi menoleh kearahnya .
"Aku yang liat sendiri bu, dia membuang sampah sembarangan dikelas!!" ujarnya tanpa rasa bersalah. Aku menggeleng pelan
"Ti..tidak..aku .. Aku saja baru masuk kelas bu" jawabku gugup
"Suzan, kamu tahu kan hukumannya kalo buang sampah sembarangan ? Sekarang kamu ibu hukum berdiri dilapangan!!" bentak bu assi. Padahal aku ingin mencoba menjelaskan tapi ia malah lebih percaya pada vina. Benarkan? Dia memang pilih kasih padaku.
Aku menghela nafas lalu berjalan menuju lapangan sambil menunduk diiringi dengan suara-suara teriakan yang mengejek namaku. Mereka sungguh kejam selalu menjadikan ku bahan tertawaan.
Aku berdiri ditengah-tengah lapangan sambil hormat menghadap bendera.. panas sekali siang ini. Aku tidak tahan dengan panasnya sinar matahari. Keringatku langsung mengucur deras. Aku tidak tahan berdiri dilapangan dengan perut kelaparan. Rasanya aku akan pingsan..
Aku mendongak menatap langit biru yang tertutup awan seketika membuat hawa panas matahari sedikit mereda. Aku menatap keindahan langit yang selalu berada diatas. Akankah aku bisa menjadi langit suatu hari nanti ?
Atau, apakah aku bisa menjadi kupu-kupu yang dapat terbang bebas diudara. Dan menghirup udara segar tanpa ada ancaman apapun.
Ingin kuberlari dari kenyataan yang pahit ini. Namun, apa yang bisa ku lakukan ? Aku hanya bisa bertanya-tanya apa kesalahanku pada mereka sehingga mereka sangat membenciku. Aku selalu dibilang aneh, apa yang aneh pada diriku ?
Kapan penderitaan ku berakhir ? Terkadang, semakin ku memohon padamu Ya tuhan .. engkau malah semakin memberiku ujian yang lebih berat dari sebelumnya..
***
![](https://img.wattpad.com/cover/54525426-288-k599739.jpg)