Fifteen*

271K 13.2K 556
                                    

"Lo bisa teriak apa aja disini" ucap Thomas.

"Gak ahh, kalau gue teriak nanti kalau ada orang dia terkejut gimana? Ntar gue di kira kurang kerjaan" tolakku, sebenarnya aku tidak tahu mau teriak apa.

"Kalau gitu gue aja yang teriak" ucap Thomas sambil melihatku dengan senyumnya yang mencurigakan, Thomas menarik napasnya dalam-dalam "Gue suka sama lo, Ashley" teriaknya.

Aku melotot mendengarnya. WHAT? APA? eh... itu benar? Ah tidak mungkin, itu hanya kerjaannya aja kali ya. Dia pasti mau bikin aku baper aja tuh. Uh lihat aja senyumnya itu, bukan senyum meyakinkan.

Oke, aku juga bisa "Gue juga suka sama lo, Thomas" teriakku, aku bales biar dia juga baper.

Aku tersenyum menang saat melihat muka terkejut Thomas. Hahahaha rasain deh, baper deh dia.

Thomas langsung merubah ekspresinya, "Mau pindah tempat?"

Aku langsung memperlihatkan wajah gembiraku, hehehe maklumkan, "Kemana lagi?"

"Ke bawah" jawab Thomas sambil menunjuk ke arah pantai di bawah.

"Gimana caranya?" Tanyaku polos.

"Terjun ke bawah" jawab Thomas santai.

Aku melotot, yang benar saja.... "Lo nyuruh gue bunuh diri?" Teriakku frustasi.

Thomas hanya tersenyum biasa, "Gak kok, pasti seru kalau kita terjun dari sini"

"Lo gila"

Thomas tertawa pelan, "Ya lo mikir lah, gak mungkin gue nyuruh lo terjun dari sini. Ayo turun lagi"

Aku menaikkan satu alisku, "Lo ngerjain gue ya?"

"Ya gak mungkin kita turun dari sini juga, Ashley. Lo tuh nanya yang gak perlu di jawab" jawab Thomas

Aku hanya mencuekkan Thomas dengan mendahuluinya turun. Beberapa kali Thomas memanggilku tapi tidak ku jawab. Ha biarin aja, memang enak di kerjain? Aku sedikit berlari menuruni bukit yang menurutku sedikit terjal ini. Gimana rasanya ngendong aku waktu naik ya? Kira-kira tadi aku berat gak ya?

"Jangan lari-lari kenapa Ashley? Kalau lo jatuh gue juga yang repot" omel Thomas.

Peduli amat aku. Dengan muka cuek aku masuk ke dalam mobil, lagi-lagi dengan mencuekkannya.

"Lo ngambek?" Tanya Thomas saat di mobil.

Aku memalingkan wajah darinya "Gue capek dan laper"

"Yang nyuruh lo lari siapa?" Omel Thomas.

"Shut up" jawabku.

Uhhh, benaran deh aku merasa capek dan ngantuk. Ini pasti penyebab udara yang sangat sejuk ini walau sudah siang seperti ini. Dan yah aku sangat ingin tidur.

□□□

Ini siapa juga yang ganggu aku tidur? Tidak tahu apa kalau lagi mimpi indah. Tapi makin lama tepukan di pipiku semakin kencang. Aku membuka mata dan terlihatlah pertama kali Thomas yang mukanya di depan mukaku.

"LO MAU NGAPAIN?" teriakku spontan.

Thomas berdecak "Kenapa di pikiran lo itu tentang gue semuanya buruk" ucap Thomas, dia melepaskan seat beltnya dan turun "Ayo turun, lo bilang tadi kalau lo laper"

Aku melihat sekitar dan benar saja, sekitar sangat ramai. Dengan pemandangan yang alami di sekitar tempat ini.

Thomas membukakan pintu mobilku, "Lo mau disini aja atau ikut gue?"

Aku memanyunkan bibirku, "Ya sabar dikit kenapa, Mr. Thomas"

"Kalau lo senyum pasti lebih cantik, Ms. Thomas" ucap Thomas.

King Bullying VS Queen RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang