Eighteen*

232K 12.8K 634
                                    

Thomas POV

Gue melihat Ashley yang sedang tidur dengan damai. Gue mengelus keningnya pelan, menyingkirkan beberapa rambut yang ada di depan mukanya.

"Lo kenapa?" Tanyaku bingung.

Gimana gue tidak bingung? Ashley pingsan begitu saja tadi dan belum bangun sampai sekarang.

"Thomas kita perlu bicarain yang tadi dulu" ucap Adlan, "Gue tunggu di bawah, jangan kelamaan" sambungnya.

"Gue tinggal dulu ya" ucap gue setelah melihat Adlan yang tidak ada lagi di depan pintu.

Gue mengecup keningnya sebentar setelah itu baru turun. Gue melihat semuanya sudah berkumpul. Gue sudah malas mendiskusikan pertandingan bodoh ini.

"Jadi, yang akan ikut siapa?" Tanya Ricky.

Gue mengangkat bahu, "Gue nurut aja kali ini, lagi malas beradu mulut dengan lo semua"

"Keputusannya berarti Adlan yang ikut, Adlan juga udah sering balapan motorkan?" Putus Mark.

Adlan hanya mengangguk, sepertinya dia juga malas seperti gue.

"Yang terpenting sebenarnya bukan siapa yang mengendarai motornya tapi Ashleynya" ucap Adlina.

Gue langsung tertarik ke pembicaraan yang Adlina katakan, "Memang kenapa dengan Ashley?"

"Ashley itu seingat gue, dia pernah cerita kalau dia trauma dengan naik motor mungkin gara-gara itu dia pingsan tadi" jelas Adlina.

Trauma? Sejak kapan? Kenapa Adlina tahu?

"Kita harus berdiskusi dengan Daniz mengenai hal ini" ucap Adlan.

Gue melihat Adlan tidak percaya, "Lo pikir dengan alasan yang begitu Daniz mau? Dia malah akan senang mendengar hal itu"

"Daniz sudah tahu tentang trauma gue" ucap seseorang yang membuat kami semua menoleh ke arah tangga, Ashley. "Dia sudah tahu trauma gue maka dari itu dia menggunakan kelemahan gue buat lomba ini" jelas Ahley.

Sekarang Ashley kelihatan baik-baik saja. Keadaan Ashley berbeda dengan beberapa saat yang lalu.

"Jadi kita harus gimana?" Tanya Ricky.

Ashley duduk di sebelah gue, karna gue yang nariknya buat duduk di sebelah gue. Gue mendengar Ashley yang masih menyesuaikan alur pernapasannya. Gue rasa Ashley belum tenang. Gue menarik tangannya untuk gue genggam sempat ada penolakan tapi akhirnya dia mengalah.

"Gue yang akan ngomong ke Daniz langsung" jawab Ashley.

Gue langsung melihat Ashley tidak percaya, "Gue gak setuju"

"Gue juga" ucap Adlan, "Kita datang aja dulu ke area pertandingannya. Kalau dia gak mau dengan apa yang kita bicarakan nanti, berarti kita seri dan pasti ada pertandingan baru."

"Gue setuju dengan Adlan, kali ini menang bukan yang kita cari tapi kesehatan lo Ashley" ucap gue sambil melihat Ashley yang beberapa kali memejamkan matanya.

Ashley membuka matanya lagi, "Gue ikut aja"

"Gue antar pulang ya?" Tawar gue.

Ashley menggeleng "Gue disini aja dulu, ada yang mau gue omongin dengan kak Adlina"

Sebenarnya gue tidak menerima penolakan tapi sepertinya memang ada sesuatu yang penting di omongin antara Ashley dan Adlina.

"Gue nanti yang ngantarin dia pulang" ucap Adlan.

Gue hanya bisa menurut. Kali ini gue tidak ingin mengeluarkan sifat egois karna mempertimbangkan Ashley yang sepertinya masih kurang sehat.

"Gue pulang dulu" pamit gue.

King Bullying VS Queen RescueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang